Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pria Misterius Berkacamata di Bawah Pohon Mangga

Ade Vika Nanda Yuniwan oleh Ade Vika Nanda Yuniwan
4 Oktober 2019
A A
di bawah pohon mangga

di bawah pohon mangga

Share on FacebookShare on Twitter

Soal cerita horor KKN di Desa Penari, saya jadi teringat sebuah kejadian beberapa tahun lalu. Kurang lebih sudah sepuluh berlalu, tapi tetap membekas dalam ingatan saya. Meskipun kejadian ini jauh berbeda dengan kejadian seram seperti yang tergambar dalam cerita horor KKN Desa Penari yang akhir-akhir ini sedang naik daun, tapi bagi saya pribadi kejadian ini tidak kalah horornya.

Kita kembali ke masa sepuluh tahun silam. Tepat ketika bapak saya menjadi security sebuah pabrik kayu sebagai pekerjaan sambilan. Kalau saya tidak salah ingat, malam itu adalah malam Jum’at. Kebetulan bapak sedang kebagian shift kerja siang, dan baru akan pulang puku; 24.00 malam. Akhirnya saya menghabiskan malam di rumah bersama ibu, mbak, dan adik saya.

Malam itu masih menunjukkan pukul 22.00. Kebetulan saat itu saya, ibu, dan mbak masih terjaga. Sedangkan adik saya sudah tidur sejak ba’da isya. Entah kenapa malam itu rasanya sangat berbeda, tidak seperti malam-malam sebelumnya. Suasana desa kami lebih sepi dari biasanya. Hanya ada suara jangkrik, selebihnya sunyi sama sekali. Waktu itu kami tidak ingin tersugesti soal kemistisan malam Jum’at. Kami bersepakat bahwa kami sama-sama insomnia.

Rumah kami berada di pemukiman yang lumayan padat penduduk, hanya saja sepuluh tahun yang lalu hamparan sawah tidak sejarang saat ini. Di perbatasan desa sebelah, ditumbuhi pepohonan kapuk dan bagian belakang rumah kami adalah persawahan yang sangat luas. Di depan rumah saya berdiri sebuah kos-kosan yang memilki halaman luas dengan pohon sukun dan pohon mangga di bagian terdepan halaman—tepat berseberangan dengan rumah kami.

Saya ingat, waktu itu kami sedang membicarakan tentang kejadian-kejadian aneh yang sempat dialami oleh bapak saat sedang masuk shift kerja malam. Bapak yang saat itu bertugas untuk menjaga beberapa ruang gudang kayu merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya. Kami saling bercakap-cakap hingga tidak terasa jika waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Merasa tidak ingin terlalu terbawa suasana cerita, kami pun menghentikan pembicaraan.

Niat hati saya ingin segera tidur. Kantuk berat sudah menyerang saya rupanya. Akhirnya saya bergegas menuju kamar dan segera berbaring di sebelah adik saya yang sudah tidur lelap.

“Fi, pagere tutupen!” (Fi, tutup pagarnya!” perintah ibu saya kepada mbak agar segera menutup pagar.

“Nggeh Buk” (Iya Bu).

Baca Juga:

Cerita Horor Blok M Buatan Kawan Saya Bikin Saya Yakin Semua Urban Legend Adalah Karangan

Live Berburu Hantu di TikTok Sangat Tidak Pantas, para Kreator Sudah Keterlaluan!

Karena saya belum tbenar-benar tertidur, saya masih dengan sangat jelas mendengar suara kaki mbak melangkah keluar rumah.

“Heh! Lapo mas? Kok gak sopan blas ndelok i aku terus!” (Heh, ngapain mas? Kok tidak sopan sekali terus melihatku!) suara mbak terdengar lantang karena saat itu keadaan desa kami benar-benar sedang sepi.

“He mas, ojok nantang wanine karo wong wedok! Gak sopan blas ndelokmu koyok ngono!” (Hei mas, jangan nantang beraninnya sama perempuan. Tidak sopan sekali melihat (saya) seperti itu!) lanjutnya dengan nada suara yang kian tinggi.

Saya yang saat itu penasaran, lantas keluar untuk melihat apa yang terjadi dengan mbak saya. Ketika saya hampir melangkah ke luar, ibu mencegah saya. Mimik wajahnya benar-benar sulit diartikan. Malam itu, tangan ibu mencengkeram pergelangan tangan saya begitu erat.

“Ojo nduk, ojo!” (Jangan nak, jangan!). Karena tingkah aneh ibu, saya semakin penasaran apa yang telah terjadi dengan mbak saya di depan rumah.

“Onok opo sih Buk?” (Ada apa sih Bu?” tanya saya sangat keheranan. Tidak biasanya ibu terlihat gugup seperti itu. Karena terdorong oleh rasa penasaran, akhirnya saya tetap memaksakan diri untuk melihat apa yang terjadi dengan mbak saya di depan rumah.

Saya melihat mbak saya yang berdiri menantang seorang pria yang berdiri di bawah pohon mangga. Pria itu terlihat berkacamata dengan tangan yang bersidekap. Saya tidak bisa melihatnya dengan jelas karena keadaan bawah pohon yang gelap serta halaman kos-kosan yang hanya disinari lampu temaram.

“Mbak sampean lapo?” (Mbak kamu sedang apa?) tanya saya.

“Iki loh, mas iki ket mau ndelok aku. Aku risih didelok’i gak sopan ngono. Ket mau ndelok aku. Atek sendakep pisan tangane!” (Ini loh, mas ini dari tadi melihatku. Aku risih terus dilihatnya tidak sopan begitu. Dari tadi lihat aku. Tangannya pakai bersidekap segala).

Aku melihat sekilas pria itu. Hingga saya sadar ada sesuatu yang salah terjadi pada kami. Tiba-tiba angin berhembus kencang. Anjing tetangga sebelah rumah saya dengan lantangnya menggonggong. Kami berdua tiba-tiba menggigil mulai ketakutan. Pria itu tidak mengenakan kacamata—melainkan kapas!

Gugg! Guggg! Guuggg! Suara anjing tetangga kami terus menggonggong. Tidak ingin terlalu lama berpikir, kami berdua segera masuk rumah dan mengunci pagar.

“Wes tak omongi ojok metu! Mau ibuk gak eroh nek onok de’e, makane ibuk ngongkon mbak gawe nutup pagar!” (Sudah kubilangi jangan keluar! Tadi ibu tidak tahu kalau ada dia (pria misterius), karena itu ibu menyuruh mbak buat menutup pagar).

“Tapi kok mau pas mireng aku mbentak uwong ibuk gak ngutus aku melbu?” (Tapi kok tadi seaktu dengar aku membentak orang, ibu tidak menyuruhku masuk?)

“Ibuk sektas eroh pas awakmu nang njobo. Ibuk wes kemlejer nang njero. Sepurane Nduk!” (Ibu baru tau waktu kamu di luar. Ibu sudah gemetar di dalam. Maaf Nak!)

Malam itu kami heran, pada hari-hari biasa kos-kosan itu selalu ramai, bahkan di malam hari sekalipun. Penghuni kos-kosan itu adalah tetangga kami yang berasal dari Sumbawa. Hanya saja saat itu kos-kosan sedang kosong karena mereka sejak tiga hari yang lalu pulang kampung ke Sumbawa. Suasana tiba-tiba jadi terasa sangat sunyi dan hening, sedangkan suara gonggongan anjing tetangga kami sesekali masih terdengar.

Sayup-sayup terdengar suara motor. Tidak lain dan tidak bukan adalah suara motor bapak yang sudah berada di depan rumah. Dengan pelan dan was-was ibu menghampiri bapak dan segera membukakan pagar.

“Ono opo Buk” (ada apa Bu?) tegur bapak.

“Mau onok wong lanang ngadek nang ndisore wit pelem. Coba persanono Pak!” (Tadi ada pria berdiri di bawa pohon mangga. Coba lihat Pak).

“Ora ono Buk. Wes Ayo melbu” (Tidak ada Bu. Sudah ayo masuk). Lalu ibu pun mengunci pagar dan menutup pintu rumah rapat-rapat. Dilihatnya lamat-lamat di bawah pohon mangga, pria misterius itu hilang tidak berbekas. Meninggalkan lampu kegelapan di bawah pohon mangga dan kesunyian kos-kosan. (*)

BACA JUGA Rasanya Ngontrak Bareng Anak Indigo: Sering Mendadak Horor atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2019 oleh

Tags: cerita hororhantukisah misteripohon mangga
Ade Vika Nanda Yuniwan

Ade Vika Nanda Yuniwan

Pekerja literasi yang mencintai buku, anak-anak, dan pendidikan. Suka berdiskusi sambil nulis ringan untuk isu-isu yang di sekelilingnya.

ArtikelTerkait

Live Berburu Hantu di TikTok Sangat Tidak Pantas, para Kreator Sudah Keterlaluan!

Live Berburu Hantu di TikTok Sangat Tidak Pantas, para Kreator Sudah Keterlaluan!

27 Oktober 2024
keranda terbang coach tom karyawan sakit sabotase bisnis manipulasi karyawan mojok

Andai Fenomena Keranda Terbang Diteliti secara Serius, Bisa Jadi Inspirasi Startup

14 Juli 2021
Derita Ditempelin Lelembut yang Selalu Kepanasan Tiap Masuk Pesantren MOJOK.CO

Derita Ditempelin Lelembut yang Selalu Kepanasan Tiap Masuk Pesantren

15 Juli 2020
bus hantu

Ada Bus Hantu Rute Cikampek-Bandung? Malas Mau Percaya

28 Juni 2019
Iklan Podcast Horor di Spotify Sukses Bikin Saya Langganan Spotify Premium

Iklan Podcast Horor Sukses Bikin Saya Langganan Spotify Premium

4 Desember 2023
kucing mengusir setan hantu makhluk halus jin genderuwo mojok.co

Kehadiran Kucing Menghindarkan Saya dari Gangguan Makhluk Halus

22 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.