Preman Pensiun Episode 31, Musim 1: Kang Bahar Wariskan Bisnisnya kepada Kang Mus

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19

Adegan pertama Preman Pensiun episode 31 dibuka dengan pertemuan Adit dan Uyan. Saya selalu kesel sebenarnya lihat mereka berdua, soalnya lebay (lemes, bray) gitu karakternya, apalagi si Uyan, ngomongnya pelan pula. Ceritanya Adit datang ke Uyan untuk curhat tentang hubungannya dengan Kinanti yang mulai merenggang karena orang tuanya tidak setuju punya besan preman.

Saat Adit mengatakan kata “preman”, scene langsung beralih ke rumah Kang Bahar, di sana sudah ada Kang Mus yang seperti biasa duduk menunggu. Saya selalu senang dengan cara film ini menyambungkan adegan per adegan, nyambung tapi kadang beda konteks. Kang Mus melaporkan perkembangan bisnis yang belakangan sudah sering ditinggalkan Kang Bahar, tapi Kang Bahar menampik membahas perihal bisnis. Ia sudah tegas memutuskan pensiun.

Kang Mus masih bersikeras merayu Kang Bahar untuk tidak pensiun, kalaupun Kang Bahar pensiun, Kang Mus lebih memilih membubarkan saja bisnis mereka. Kang Mus memutuskan itu karena ia merasa tidak ada satu orang pun yang cocok untuk menggantikan posisi Kang Bahar, termasuk dirinya. Lalu Kang Bahar ceramah panjang lebar, obrolan paling lama antara Kang Bahar dengan Kang Mus sepanjang musim ini. Kang Bahar mengatakan bahwa bisnis mereka tidak bisa ditinggalkan begitu saja karena itu akan menimbulkan perpecahan, akan terjadi perebutan kekuasaan, akan ada perang.

Untuk itulah, Kang Bahar akhirnya mengatakan pada Kang Mus, “Kamu adalah satu-satunya orang yang Akang percaya, Mus.”

Setelah itu adegan kembali ke obrolan Adit dan Uyan, menyikapi permasalah Adit, Uyan hanya bilang, “Menyerah aja, lupain Kinanti.” Adit heran, mengapa Uyan tidak memberi dukungan untuknya? Uyan sekali lagi menjawab sambil berlalu, “Karena kamu lemah.” Setelah Uyan pergi, Adit mengejarnya dan memegang lengannya.

“Apa maksud kamu bilang aku lemah?” tanya Adit.

Uyan menjawab, “Karena kamu sedih, bingung. Kalau kamu nggak sedih, nggak bingung, aku bakal bilang, ‘maju terus, walau berat resikonya.’”

Adegan kemudian beralih ke Kang Mus yang sedang ngobrol dengan Komar. Kang Mus menceritakan perihal Kang Bahar yang mau pensiun, tapi mengatakan pada Komar bahwa ia harus merahasiakan ini. Tapi, menyebalkannya Komar, saat Kang Mus berbicara serius, ia malah nanya, “Akang lagi ngomong serius?” sontak saja Kang Mus marah dan menggebrak meja sampai gelas di atasnya loncat. Lucu sekali melihat gelagat Komar waktu adegan ini, ngakak.

Setelah Komar bisa serius, Kang Mus minta pendapat Komar soal dirinya menggantikan Kang Bahar. Komar menyatakan setuju, sebab menurutnya nggak mungkin kalau dirinya yang menggantikan Kang Bahar, ya iyalah! Satu-satunya yang tidak akan setuju kalau Kang Mus menggantikan Kang Bahar, menurut Komar adalah Jamal. Komar juga menambahkan bahwa Jamal harus disingkirkan. Saat itu juga, gawai Kang Mus berbunyi, ada telepon dari Dikdik yang melaporkan bahwa Jamal memerintahkannya untuk meneror warga yang nggak mau menjual tanah sama rumahnya untuk dijadikan apartemen.

Kang Mus senang mendengar kabar itu, sebab ia jadi dapat alasan yang jelas untuk menendang Jamal dari bisnisnya. Adegan langsung beralih ke Murat dan Pipit yang mendatangi salah satu warga yang nggak mau menjual tanahnya, mengancam dan menggusurnya ke rumah kosong untuk diinterogasi Dikdik.

Di tengah adegan menegangkan itu, ada adegan konyol tukang buah dan seorang ibu. Ibu pembeli itu tanya harga jeruk sekilo, penjualnya jawab 12 ribu, setelah itu seolah tanpa dosa si ibu tawar harganya jadi 2 ribu. Penjualnya tentu nggak setuju, diminta naikkan lagi tawarannya, eh si ibu naikkan tawarannya cuma jadi Rp2.500. Belum cukup sampai di situ, ibu itu juga minta tester satu jeruk, sudah nyoba, ia minta nyoba satu jeruk lagi biar yakin, setelah yakin manis, ia tawar lagi harga ke semula, si penjual menolak, lantas dengan tanpa dosa si ibu nggak jadi beli setelah coba dua jeruk manis itu, hahaha.

Adegan beralih lagi ke Adit yang menelepon Rosita alias Resty. Ia bilang ke Resty bahwa ia nggak jadi beli rumah. Resty kemudian lapor Kang Mus menyatakan hubungan Kinanti dan Adit bermasalah. Kang Mus kemudian telepon Amin, menanyakan kondisi Kinanti. Amin menjawab bahwa Kinanti terlihat galau. Kang Mus langsung telepon lagi Resty, minta alamat Adit.

Saat Adit keluar dari kantornya, Kang Mus datang dari belakang dan menjambak rambut Adit, memperingatkannya untuk tidak menyakiti dan membuat sedih anak Kang Bahar.

Adegan beralih mempertontonkan Jalan Asia_Afrika, di sana ada Jupri yang menghampiri Ujang, ia minta gabung Jamal setelah sebelumnya dihajar Komar.

Setelah diancam Kang Mus, Adit melapor kepada Kinanti bahwa ia diancam Kang Mus. Setelah itu, Kinanti menelepon Kang Mus dan memintanya untuk bertemu.

Adegan kembali memperlihatkan kejadian lain, di sana sudah ada korban teror Murat dan Pipit yang dikunjungi Agus tukang buku di Palasari. Setelah Agus melaporkan kejadian teror itu ke Wali Kota Bandung, akhirnya pihak Wali Kota merespons dan meminta mereka menghadap ke Balai Kota.

Menuju akhir Preman Pensiun episode 31. Setelah ke rumah sakit karena ditabrak Dikdik, Junaedi masih pincang dan minta bantuan Ubed untuk memberinya uang untuk membayar biaya rumah sakit. Junaedi meminta Ubed untuk kembali nyopet dan membantunya demi solidaritas. Riil banget kan ya? Kita selalu dipaksa oleh teman untuk melakukan segala cara hanya demi kata “solidaritas”, padahal itu omong kosong. Akhirnya mau tak mau Ubed berniat untuk nyopet juga.

Adegan yang dinanti pun akhirnya ditampilkan juga. Kinanti menghampiri Kang Mus, dengan muka congkaknya ia meminta Kang Mus untuk tidak ikut campur urusannya dengan Adit. Kang Mus nggak terima disangka ikut campur, ia tambah menimpal dan justru menuduh Kinanti yang ikut campur urusannya. Kinanti bingung, ia ikut campur urusan Kang Mus? “Menjalankan tugas yang dikasih Papih kamu,” jawab Kang Mus sambil berlalu.

Saya kira adegan dalam episode ini cuma akan sampai di situ, tapi ternyata tidak. Adegan berganti ke angkot yang di dalamnya ada Ubed, ia sudah kembali nyopet untuk membantu Junaedi. Ia berhasil nyopet, tapi setelah turun dari angkot, ternyata ada Komar yang secara kebetulan ada di sana sedang nunggu angkot lain. Komar kenal Ubed, lalu Ubed lari, tapi Komar lebih cepat, hingga akhirnya Ubed ditangkap. Komar cuma minta Ubed balikin hasil curiannya, setelah itu Ubed lari.

Komar kemudian lihat KTP yang ada di dalamnya, melihat KTP itu Komar kemudian senyum-senyum sendiri. Kenapa? Untuk menjawab itu, silakan baca sinopsis episode berikutnya. Hehehe.

Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version