Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Prasangka dan Generalisasi Terhadap Milenials

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
20 Juni 2019
A A
milenials

milenials

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seseorang yang bekerja di ruang lingkup HRD, rasanya sudah biasa bagi saya mengetahui, melihat, dan memproses karyawan yang baru masuk juga resign (keluar). Entah yang sudah bertahun-tahun lamanya bekerja, ada yang baru satu sampai dua tahun, bahkan ada yang baru saja mengikuti training selama beberapa hari, eh, langsung resign dengan berbagai macam alasan.

Untuk yang langsung resign padahal baru beberapa hari mengikuti training, entah kebetulan atau tidak, kebanyakan memang adalah mereka yang lahir pada tahun 90-an dan secara otomatis termasuk dalam golongan milenials. Pada momen seperti itu, saya seringkali dapat ucapan dari atasan, “temennya lu nih, para milenials. Coba dong tolong diajarin.”

Perlu diketahui bahwa, pertama, saya bukan mentor bagi mereka, jadi untuk apa mereka diajari apalagi sudah sepantasnya mereka paham dengan peraturan. Kedua, saya kurang setuju jika terkesan menggeneralisir generasi milenials. Bukan ingin membuat suatu pembelaan apalagi pembenaran, tapi tidak semua orang yang tergolong milenials demikian. Semua tergantung dari tiap individu.

Sedikit-sedikit salah milenials, apa-apa milenials. Rasanya tidak bijak dan terlalu berlebihan dalam menggunakan istilah ini. Kalau hal tersebut terus dipertahankan, maka tidak heran jika kelak ada celotehan dari milenials berupa kalimat, “ah, susah nih diskusi sama generasi X”. Jika hal itu dilakukan, kami—para milenials—pasti akan dicap sebagai generasi kurang ajar. Lagi-lagi kami digeneralisir.

Memang tidak bisa, ya, sewajarnya dan bijak dalam memberi label kepada orang lain? Sebab, hal seperti ini juga pernah saya terima saat kuliah di jurusan Psikologi, teman saya tidak sungkan saat berkata, “kuliah di Psikologi, kok, ngga sabaran dan marah-marah, masa gitu aja ngga mau ngerti”. Lah, gimana?

Saat itu –bahkan sampai dengan sekarang—saya hanya manusia biasa yang sedang belajar, menuntut ilmu, lah kok malah dicap demikian. Saya sebagai mahasiswa juga punya rasa, masa tidak boleh mengekspresikan emosi yang dirasa? Dan lagi, yang marah itu ya saya—bukan latar belakang pendidikan saya, Bambang.

Kami sebagai milenials pun terkadang dicap sebagai generasi yang rentan galau. Memangnya kalau rasa sayang tak terbalas tidak boleh galau dan merasa sendu? Lalu, jika sudah berusaha mengikuti wawancara kerja namun belum juga diterima, memangnya tidak boleh merasa sedih sebentar saja? Toh, itu manusiawi selama tidak larut dalam kegalauan.

Apa generasi terdahulu semuanya tetap bersemangat jika belum juga mendapat kerja dan cintanya ditolak? Saat ini saya belum pernah mendengar jika ada teman sebaya yang ditolak cintanya lalu mereka meminta agar dukun segera bertindak. Sebentar, bukannya istilah “jika cinta ditolak dukun bertindak” sudah ada dari generasi lama? Kami tidak menggunakan cara itu. Jika kami sedang galau, tindakan pertama yang pasti dilakukan adalah mengganti profile picture medsos juga Whatsapp menjadi hitam kelam.

Baca Juga:

Tidak Ada yang Lebih Menggelikan ketimbang Milenial Fosil Wannabe yang Ngejekin Gen Z Tiap Saat, Situ Iri?

5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru

Disadari atau tidak, milenials seringkali hanya dilihat dari sisi yang negatif dan tak jarang menjadi bulan-bulanan bagi mereka yang merasa lebih bijak dan dewasa dalam menanggapi sesuatu. Padahal, alasan kami seperti ini selain karena faktor pola asuh dan lingkungan sosial, juga karena mengikuti perkembangan zaman. Beda masa, beda pula perilaku manusianya –dengan tetap mengindahkan setiap peraturan yang ada.

Oleh karena beberapa hal tersebut, seakan ada gap atau jarak diantara milenials dan generasi sebelumnya. Sampai dengan saat ini, terkadang saya masih mendapat perlakuan dan perkataan “masih muda aja sok tahu” dari beberapa saudara yang lebih tua.

Sekali lagi, tidak bisa digeneralisir memang, hal itu membuat seringkali saya berpikir, “siapa yang mencoba berbaur, siapa juga yang memberi batasan. Siapa yang belajar memahami, siapa pula yang seringkali berlaku skeptis”. Sudahlah, akhiri prasangka dan generalisasi perihal milenials, toh semuanya bergantung kepada tiap individu.

Sadari bahwa setiap individu memiliki keunikan masing-masing, tidak peduli mereka berasal dari generasi baby boomers, X, Y, Z, bahkan alpha sekalipun. Saling memahami perbedaan diimbangi dengan pendekatan jika ada yang ingin diperbincangkan pasti akan lebih menyenangkan.

Saya yakin kita semua dapat saling merangkul tanpa mempedulikan soal generasi juga usia. Masih banyak yang dapat mempersatukan kita semua, salah satunya adalah melalui perantara kalimat ajaib nan mujarab, “bagi link-nya dong, gan”.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: Generasi Mudagenerasi ZMilenialRemaja Milenial
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Dinasti Politik Cuma Tema Basi yang Dilempar oleh Calon Kering Imajinasi terminal mojok.co

Yth. Kandidat Pilkada 2020, Hentikan Politik Basa-basi dan Jualan Kaum Milenial

13 Oktober 2020
Cuman Baby Boomers Sotoy yang Bilang Milenial dan GenZ Hidup Enak

Cuman Baby Boomers Sotoy yang Bilang Milenial dan GenZ Hidup Enak

29 Oktober 2019
Suka Duka Rumah Generasi Milenial di Kabupaten, Jalanan Berlubang hingga Defisit Tempat Hedon terminal mojok

Suka Duka Rumah Generasi Milenial di Kabupaten, Jalanan Berlubang hingga Defisit Tempat Hedon

6 Juli 2021
Kenapa Gen Z dan Milenial Tak Beli Rumah? Karena Memang Tak Bisa. Gaji Nggak Naik-naik, tapi Harga Properti Selalu Naik, Gimana Bisa Beli? KPR rumah

Kenapa Gen Z dan Milenial Tak Beli Rumah? Karena Memang Tak Bisa. Gaji Sekecil Itu Berkelahi dengan Bunga KPR, ya Rungkad!

21 Maret 2024
Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang terminal mojok.co

Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang

1 Februari 2021
Kelakar Menyikapi Cuaca Panas di Surabaya

Kelakar Menyikapi Cuaca Panas di Surabaya

24 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.