Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Poso Sak Karepmu, Gak Poso Yo Sak Karepmu

Soffya Ranti oleh Soffya Ranti
18 Mei 2019
A A
puasa

puasa

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi umat muslim di Indonesia saat ini sekarang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan 1440 Hijriyah. Saat Ramadan seperti inilah mulai budaya-budaya Ramadan bermunculan sampai dengan peraturan-peraturan daerah atau kebijakan setiap kota menghadapi bulan puasa ini. Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta. Kota metropolitan sejuta mall dan sahabat lekat teriknya matahari. Kota dengan berbagai macam agama, ras dan suku.

Panasnya terik matahari dikombinasi panas kendaraan dari macetnya jalanan Surabaya dibumbui polusi dan debu—belum lagi diuji dengan emak-emak sen-kanan-belok-kiri maka lengkap sudah cobaanmu—tak pernah menghalangi umat muslim di sini untuk berpuasa Ramadan.

Walaupun tak semua umat muslim juga menjalankan ibadah puasa sih. Tak semua umat muslim? Kenapa? Padahal kan wajib. Banyak alasan seseorang untuk tidak berpuasa, dari yang mulai kaum hawa karena haid, mereka yang tak diperbolehkan puasa karena alasan medis sampai yang karena memang tidak puasa saja. Terserah mereka juga pokoknya hehe

Suasana Ramadan di Surabaya terbilang seperti keseharian biasanya. Warung-warung makan tetap buka, warung kopi, penjual rujak di Jalan Polisi Istimewa—es pinggir jalan dan penjual-penjual lain lainnya yang memang beberapa juga walaupun buka tetapi dipergunakan tirai sebagai penutupnya. Bagi saya pribadi tak masalah jika harus blak-blakan juga buka warung.

Judul tulisan ini saya ambil dari salah satu kalimat di tulisan yang sedang viral akhir-akhir ini di media sosial khususnya Instagram yang saya temukan di salah satu akun media info kota Surabaya yaitu @aslisuroboyo. Arti dari kalimat “Poso Sak Karepmu, Gak Poso Yo Sak Karepmu” ialah “Puasa tidak puasa terserahmu/urusanmu”.

Lebih lengkapnya tulisan yang sudah beberapa kali direpost oleh netizen ini berbunyi

““Surabayaku” Nggak usah jauh2 belajar islam, belajarlah ke masyarakat Surabaya. Ramadhan sangat2 meriah, warung2 tetap buka seperti biasa, yang puasa nggak minta dihormati dan yang nggak puasa, tetap makan seperti biasa saja. Tanpa Perda atau aturan2 yang sok berkuasa, masyarakat tetap harmonis dan asyik2 saja. Arek Suroboyo Bilang : “Poso Sak Karepmu, Gak Poso Yo Sak Karepmu..!!”
Masjid tetap meriah dan nggak pernah sepi, tadharus menggema di mana2, tidak ada gesekan2, tidak ada yang sok beriman dengan sorban sambil teriak2 marah..!! inilah kota yang sangat2 indah, keren dan penuh pesona
.”

Yap itulah bunyi sepenggal tulisan tanpa saya ubah yang cukup sering direpost oleh netizen. Tulisan yang belum diketahui siapa penulis awalnya ini sedang hangat dan tanpa sadar bermakna bagi sesama.

Baca Juga:

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Saya pun mencoba menelaah—menelaah(?)—Maksudnya mencoba lebih melihat dari sisi maknanya saja gak terlalu ilmiah ilmiah banget lah. hehe

Seperti diketahui, beberapa di kota lain terdapat peraturan-peraturan daerah di Indonesia yang di antaranya melarang membuka warung di siang hari saat Ramadan dan harus  mulai buka pukul sore hari menjelang berbuka. Tujuannya tentu saja untuk menghormati mereka yang berpuasa agar lancar dan mungkin saja agar mengurangi godaan orang yang sedang berpuasa. Oke yang ini cupu sekali hanya karena warung nasi, puasa kita tergoda. haha

Padahal lancar tidaknya puasa seseorang kan tak ada hubungannya sekali dengan warung buka atau warga lain yang tak berpuasa. Itu semua tergantung iman masing-masing orang. Saya secara individu tak pernah memusingkan mereka yang blak-blak an makan di depan saya, ataupun warung-warung yang buka di tengah siang bolong, mereka yang mokel atau sebagainya.

Seperti tulisan di atas yah bagaimana masyarakat Surabaya tidak terlalu menyikapi dengan santai dan tidak mementingkan hal ini. Tidak ada Satpol PP  yang merazia warung-warung makan. Lagipula secara tidak langsung warung-warung di berita yang ditutup atau terkena razia di siang hari  tadi dapat menyulitkan mereka juga yang tidak berpuasa untuk sekedar mencari asupan tenaga khususnya anak kos yang lebih sering tidak memasak. Nah loh jadi menyulitkan umat khan~

“Poso Sak Karepmu, Gak Poso Yo Sak Karepmu..!!” Puasa tidak puasa terserah kamu—masyarakat Surabaya kemungkinan sebagian besar berpikir seperti ini.

Bukan bermaksud tidak peduli akan menasehati atau sekedar mengingatkan antar sesama, tetapi lebih terarah pada ini adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim khususnya di bulan Ramadan untuk menjalankan puasa yang pasti diketahui masing-masing individu bagaimana ganjaran jika dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.

“Wes gede ngerti sing elek karo sing apik” (Sudah dewasa tahu mana yang betul dan tidak)

Warung tetap buka, kamu makan aku puasa ya monggo, silakan~

Seperti saat kemarin saya memang seminggu awal memang tidak berpuasa sehingga ketika perut mulai keroncongan saya pun tetap memesan seporsi tempe penyet favorit saya.

Beberapa kantin kampus tetap buka dan seperti biasa mahasiswa yang memang tak berpuasa dengan tenang dan tak perlu merasa sungkan makan seperti biasanya. Begitu pula dengan mereka yang berpuasa tetapi lebih memilih kantin sebagai tempat berdiskusi tak pernah merasa ingin dihormati melihat mereka yang secara santai makan dan minum di depannya.

Teringat dialog saya dengan salah satu sahabat saya saat sengaja menemani makan di kantin di tengah siang bolong bulan Ramadan “Hei aku makan ya, kamu gapapa nemenin di kantin? Permisi lo,” ia dengan santainya menjawab “Ya santai lah, makan-makan aja kali, kan aku puasa ya puasa. Itu urusankulah haha”

Inilah maksud dari kalimat “Nggak usah jauh2 belajar islam, belajarlah ke Masyarakat Surabaya.” Kenapa? Bukan bermaksud mengunggulkan kota asal ya. Saya hanya berusaha menelaah teks viral tersebut menurut pemahaman saya saja sebagai salah satu arek suroboyo. Saya yakin kota lain juga tak kala tinggi rasa toleransinya. Sayang saja jika ketentraman masyarakat dan sekitar terganggu hanya karena peraturan tutup buka warung.

Karena bagi saya urusan ibadah ialah urusan individu masing-masing dengan Tuhannya. Permasalahan puasa dan warung tetap buka?  Sama sekali tak bermasalah ataupun menambah beban godaan bagi yang berpuasa.

Di sini, tidak ada yang sok beriman dengan serban dan marah-marah, Masjid dan tadarus masih ramai seperti biasanya. Kita tahu bahwa sesungguhnya Islam menjunjung tinggi urusan toleransi, membuat damai dan harmonis kehidupan antar umat menurut saya bagian dari ajaran Islam juga. Berkah Ramadan pun dirasakan seluruh umat tak hanya bagi para muslim. Semoga ibadah puasa kita dilancarkan dan diberkati. Aamiin…

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: PuasaRamacanSurabayaToleransi
Soffya Ranti

Soffya Ranti

Yang sedang melawan penyakit malas dengan mencoba produktif dengan menulis.

ArtikelTerkait

Surabaya Nggak Nyaman di Mata Arek Suroboyo Sendiri eri cahyadi

Surabaya Nggak Nyaman di Mata Arek Suroboyo Sendiri

1 November 2024
KA Probowangi, Penghubung Surabaya dan Banyuwangi yang Sayangnya Cuma Ada 1

KA Probowangi, Penghubung Surabaya dan Banyuwangi yang Sayangnya Cuma Ada 1

3 Agustus 2023
naskah jawa tembang jawa kaum rebahan serat wulangreh pakubuwana iv cegah dhahar lawan guling mojok

Kaum Rebahan Harus Tahu Nasihat ‘Cegah Dhahar Lawan Guling’ dari Pakubuwana IV

10 Mei 2020
Tiara Uci Mengungkap 5 Penderitaan Tinggal di Surabaya

Tiara Uci Mengungkap 5 Penderitaan yang Dirasakan Selama Tinggal di Surabaya

8 April 2023
3 Model Orang Berpuasa Menurut K.H. Anwar Zahid

3 Model Orang Berpuasa Menurut K.H. Anwar Zahid

24 Maret 2023
Jangan Pernah Coba Membandingkan Transportasi Umum di Surabaya dengan Jakarta, Surabaya Jelas Kalah 1000 Langkah!

Jangan Pernah Coba Membandingkan Transportasi Umum di Surabaya dengan Jakarta, Surabaya Jelas Kalah 1000 Langkah!

29 Januari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.