Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Posisi Duduk Saat Belajar di Kelas dan Segala Mitosnya

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
5 Oktober 2019
A A
posisi duduk

posisi duduk

Share on FacebookShare on Twitter

Sewaktu SD, saya pernah diajar oleh seorang guru matematika yang unik dan menyenangkan. Setiap mata pelajaran matematika, beliau selalu membagi baris meja menjadi empat kategori; eksekutif untuk siswa yang mendapat nilai 9-10, bisnis untuk nilai 7-8, ekonomi 5-6, dan barisan kambing untuk mereka yang mendapat nilai 1-4. Hal tersebut dilakukan untuk memotivasi siswa dan lebih aktif dalam belajar.

Jika diingat kembali, lucu rasanya. Terkesan memang ada kasta, tapi guru saya bisa membuatnya menjadi bahan lelucon dan guyonan. Sehingga, tidak ada yang merasa dianggap remeh apalagi merasa dikucilkan. Semua tertawa dalam pembagian kategori tersebut.

Di waktu lain, justru ada seorang guru yang sempat menyampaikan bahwa orang yang mau duduk di depan saat belajar di kelas adalah mereka yang suka belajar dan memerhatikan apa yang disampaikan oleh para guru. Sedangkan siswa yang duduk di belakang adalah mereka yang suka mengobrol dan biasanya enggan untuk memerhatikan materi yang disampaikan. Intinya, yang duduk di depan adalah siswa teladan dan pintar, jika duduk di belakang ada kecenderungan bersifat urakan. Memangnya benar seperti itu?

Sebagai pelajar biasa, dari sekolah hingga kuliah, saya sudah mencoba duduk di beberapa titik. Depan, samping kanan-kiri, juga di belakang. Memang, rasanya ada perbedaan dalam menerima materi yang disampaikan para pengajar—guru atau dosen—ketika duduk di beberapa posisi yang berbeda.

Ketika saya duduk di depan, rasanya suara yang disampaikan oleh pengajar sangat jelas dan tidak ada hambatan sama sekali. Secara tidak langsung, saya pun memahami mengenai materi yang disampaikan. Bagi saya, ketika belajar dan duduk di barisan terdepan memang tidak secara otomatis menjadikan pelajar pintar, paling tidak menjadi paham dengan isi materi bahan ajar. Yang jelas, menjadi anti-ngantuk karena langsung berhadapan dengan pengajar. hehe

Anggapan lain bagi para pelajar yang duduk di depan adalah, cari perhatian atau cari muka para pengajar. Padahal, seringkali yang duduk di barisan terdepan di kelas itu karena terpaksa. Bisa karena telat, atau tidak ada meja lain selain di barisan depan.

Untuk posisi duduk di samping—baik di sisi kanan maupun kiri—rasanya antara nyaman dan tidak. Laiknya sedang menonton di teater bioskop, memerhatikan pengajar dari sisi ruangan itu membuat leher pegal, pandangan pun tidak nyaman.

Kemudian yang seringkali jadi bahan pergunjingan dan “primadona” adalah para pelajar yang duduk di barisan belakang. Bagaimana tidak, siapa pun yang duduk di belakang, seringkali dicap bandel dan nakal. Ya, minimal suka ngobrol dan tidak memerhatikan guru atau dosen, lah. Belum lagi tidur sambil menundukan kepala dengan mengandalkan orang yang duduk di depannya untuk menutupi. Tentu, sudah menjadi kebiasaan mereka yang hobi duduk di belakang.

Baca Juga:

Pacaran di Kebun Raya Bogor Bikin Putus? Halah, Omong Kosong!

4 Mitos Hape Samsung yang Semua Orang Pasti Tahu, Apa Kamu Percaya Salah Satunya?

Itu kenapa, ada stigma bahwa yang duduk di belakang itu bodoh. Saya sih, tidak setuju. Bagi saya, yang duduk di belakang itu berani beda bahkan rajin. Maksud saya, rajin meminjam buku catatan teman yang lain, karena seringkali tidak ikut mencatat saat pengajar menjelaskan. Setelah lulus pun, posisi duduk tidak menentukan kesuksesan seseorang, kok. Duduk di barisan mana pun bukan persoalan besar. Jadi, santuy aja, mylov~

Entah siapa yang memulai stigma yang duduk di barisan depan saat belajar di kelas adalah murid yang pintar dan berlaku sebaliknya. Kalau memang demikian, kenapa tidak dibuat saja semua meja dan kursi ada di barisan depan? Agar tidak perlu mempermasalahkan pelajar yang duduk di belakang.

Sewaktu SMP, wali kelas saya memberlakukan sistem yang menurut saya cukup adil dan efektif dalam menetralisir stigma akan posisi tempat duduk mencerminkan kepintaran seseorang ini. Dengan cara dirolling setiap harinya, jadi, tidak ada yang selalu duduk di depan, pun sebaliknya. Semacam sebagai bentuk perlawanan terhadap sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan.

Seharusnya, posisi duduk ketika rapat DPR pun diatur sedemikian rupa, kalau bisa sih ditentukan dan dirolling juga setiap ada rapat. Siapa tau, barangkali, efektif mengurangi para anggota dewan yang seringkali—atau mungkin selalu?—tertidur di sela-sela diskusi genting demi kepentingan masyarakat. Soal beberapa anggota dewan yang absen tiap ada rapat, sih, sepertinya agak sulit dibenahi. Selain mental, namanya juga kebiasaan, membudaya, dan sudah mengakar, kan. Tuman! Eh? (*)

BACA JUGA Sok Lucunya Dosen yang Nggak Lucu atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2019 oleh

Tags: kenakalan remajaMitospelajarposisi duduk
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Jalan Mulus di Kabupaten Lamongan Itu Mitos!

Jalan Mulus di Kabupaten Lamongan Itu Mitos!

16 Maret 2023
tato

Tato Bukan Ukuran Seseorang Jahat atau Tidak

17 Juli 2019
hal mistis

Sebagian Orang Indonesia yang Seringkali Mengaitkan Segala Sesuatunya dengan Hal Mistis

7 Agustus 2019
kotak pensil

Menebak Kepribadian Pelajar Berdasarkan Isi Kotak Pensil

20 September 2019
Kecamatan Ngluyu Nganjuk, Surga di Nganjuk Utara yang Diliputi Banyak Mitos

Kecamatan Ngluyu Nganjuk, Surga di Nganjuk Utara yang Diliputi Banyak Mitos

26 Januari 2024
makhluk halus

Pledoi untuk Makhluk Halus yang Selalu Terpojokkan

16 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.