Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Polisi Libatkan Orang Tua untuk Gembosi Gerakan Mahasiswa/Pelajar #ReformasiDikorupsi

Achmad Rizki Muazam oleh Achmad Rizki Muazam
28 April 2020
A A
reformasidokorupsi polisi gembosi lemahkan mahasiswa pelajar video pengakuan kantor polisi polda metro jaya demonstrasi aksi mojok

reformasidokorupsi polisi gembosi lemahkan mahasiswa pelajar video pengakuan kantor polisi polda metro jaya demonstrasi aksi mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Tahun telah berganti, namun kisah selalu akan melekat dalam ingatan, menjadikannya pengalaman yang berharga dan sulit untuk dilupakan. Aksi ReformasiDikorupsi yang terjadi bulan September-Oktober tahun lalu menyisakan banyak korban, baik itu yang terluka, tertangkap oleh polisi, maupun korban jiwa.

Gerakan awal ini terbangun sejak tanggal 16 September lewat aksi di depan Gedung KPK untuk mendukung agar KPK tidak dilemahkan melalui revisi Undang-undang KPK. Gelombang gerakan semakin meningkat dan meluas pada tanggal 19, 21, 23, dan 24 September ketika mahasiswa melakukan aksi di depan Gedung DPR RI. Tuntutan dan protes yang disuarakan makin bertambah, tadinya hanya menolak revisi UU KPK, kini menolak segala rancangan dan revisi Undang-undang yang ngawur dan tidak prorakyat.

Puncaknya terjadi pada 24 September, mahasiswa, pelajar, dan semua elemen masyarakat prodemokrasi mengepung Gedung DPR RI. Depan, belakang, kiri, dan kanan area kompleks parlemen penuh sesak dengan puluhan ribu manusia.

Hari itu terjadi chaos antara massa aksi dengan aparat kepolisian: gas air mata berkali-kali ditembakan, water cannon dikerahkan, dan peluru karet berhamburan. Hingga tengah malam masih terjadi chaos di sekitar kompleks parlemen. Tidak sedikit massa aksi yang ditangkap oleh polisi dan dibawa ke Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, Timur, dan Barat.

Aksi selanjutnya terjadi pada 30 September dengan jumlah massa yang tidak sebanyak tanggal 24 lalu. Namun, kini aksinya bergabung dengan buruh, pelajar, dan elemen masyarakat lainnya. Aksi kali ini mendapatkan penjagaan yang lebih ketat dari aparat keamanan. Sore hari aksi ini sudah diwarnai dengan kericuhan, hingga semakin malam makin chaos. Cukup banyak massa yang ditangkap oleh polisi dan dibawa ke Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, Timur, dan Barat. Polisi melakukan sweeping ke area kompleks parlemen, Senayan, hingga ke daerah Jakarta Barat dan Timur.

Di hari itu saya sudah berada di kampus sejak pukul 23.00, memilih balik kanan bubar jalan untuk mengisi tenaga. Tiba-tiba saya dan teman-teman mendapat kabar dari teman lain, ada banyak mahasiswa dari universitas tempat saya menimba ilmu yang tertangkap dan dibawa ke Polda Metro Jaya.

Keesokan harinya, saya dan dua teman dibantu LBH langsung bergegas ke Polda Metro Jaya. Saya dan teman berniat mencari tahu sekaligus menangguhkan penahanan mahasiswa yang tertangkap.

Sesampainya di Polda, saya bergegas masuk ke ruang unit Samapta Bhayangkara (Sabhara, unit pencegahan pelanggaran hukum) untuk menanyakan daftar nama orang yang tertangkap kemarin. Dari daftar tersebut, ada 3 mahasiswa yang satu kampus dengan saya.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Selanjutnya, saya mengecek ke Reserse Kriminal Umum dan Kriminal Khusus, namun di sana tidak ada satu pun mahasiswa yang kuliah seuniversitas dengan saya. Tiga mahasiswa yang tertahan di unit Sabhara tak lama lagi akan dilepaskan, mereka dijemput oleh orang tuanya.

Di Reserse Narkoba terdapat 5 orang mahasiswa sekampus dengan saya, ternyata mereka dibawa ke Reserse Narkoba karena terindikasi mengonsumsi narkoba. Namun, setelah cek urine kelimanya tidak terbukti menggunakan narkoba. Mereka dipulangkan ke rumah masing-masing malam itu atau esok harinya.

Saat di Reserse Narkoba saya sempat masuk ke ruangan para mahasiswa ditahan untuk bertemu penyidik yang menangani kasus. Saat berada di dalam, ada hal yang menarik perhatian. Ruangan tersebut penuh dengan orang tua korban penangkapan yang akan menjemput anaknya. Mereka menunggu giliran dipanggil penyidik untuk menemui anaknya dan apabila sudah selesai perkaranya, orang tua korban dibolehkan membawa anaknya pulang.

Sebelum diperbolehkan pulang, korban dan orang tuanya seolah disuruh membuat drama yang menyedihkan. Saya melihat tiap korban dan orang tuanya, silih berganti membuat rekaman video pengakuan atas kesalahan si korban dan perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya, serta mengimbau kepada orang lain di luar sana agar tidak melakukan demonstrasi.

Aneh, saya pun cukup heran melihatnya. Seorang pelajar SMK dengan memeluk seorang perempuan paruh baya, entah itu ibunya atau neneknya, sambil tersedu-sedu menangis dengan terpaksa. Di depannya terdapat seorang polwan yang tidak menggunakan seragam, memegang telepon genggam sambil merekam. Di sebelah si polwan, berdiri seorang pria berbadan tegap memegang kertas berisi tulisan, sayangnya saya tidak sempat membaca tulisan tersebut.

Saya mendengar pelajar itu mengucapkan, “Saya tidak akan mengulang perbuatan ini lagi, dan saya mengimbau kepada teman-teman agar tidak ikut-ikutan demo,” kira-kira seperti itu. Anak itu mengucapkannya dengan terbata-bata, sambil melihat ke arah kertas yang dipegang pria bertubuh tegap tersebut.

Pria bertubuh tegap yang berdiri di depannya, berucap, “Peluk ibunya, peluk. Tuh, kamu memang enggak kasihan sama orang tua? Kalau sudah begini, orang tuamu yang repot”. Pelajar itu dengan segera mengikuti perintah pria bertubuh tegap, ia memeluk ibunya dengan perlahan-lahan.

Berselang beberapa waktu setelah saya melihat kejadian tersebut, saya mendapati video berisi adegan serupa yang saya lihat di Polda beredar di media sosial. Hanya saja orang yang berada di video berbeda dengan orang di Polda.

Belakangan baru saya sadari, apa yang saya lihat di Polda merupakan bentuk strategi polisi untuk menekan mereka yang tertangkap supaya tidak ikut demo lagi. Tak hanya memberikan tekanan terhadap yang tertangkap, tetapi kepada mereka di luar sana yang akan ikut demo atau sudah melakukan demo.

Strategi itu tenyata cukup berhasil, terbukti sejak tanggal 24 september gerakan #ReformasiDikorupsi mengalami kemunduran. Mulai dari kurang masifnya konsolidasi antarmahasiswa dan elemen masyarakat prodemokrasi, hingga berkurangnya jumlah massa saat demonstrasi selanjutnya. Padahal apa yang menjadi tuntutan dalam aksi #ReformasiDikorupsi belum terwujudkan. Sebab, salah satu akibat dari video itu adalah orang tua jadi khawatir dan melarang anaknya ikut dalam aksi #ReformasiDikorupsi mendatang

BACA JUGA Alasan Kenapa Pelajar di Indonesia Suka Takut Nanya/Jawab Pertanyaan di Kelas

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Juni 2022 oleh

Tags: #ReformasiDikorupsidemonstrasiMahasiswapolisi
Achmad Rizki Muazam

Achmad Rizki Muazam

Pemuda jarang mandi, penikmat kopi, dan suka begadang nonton bola atau sekadar main media sosial. Aktif sebagai mahasiswa Informatika di Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta. Saat jam kuliah, lebih suka duduk di bawah pohon rindang bersua dengan teman. Penikmat nongkrong karena ilmu dan pengetahuan tak hanya didapat dari ruang kelas. “Kalau ada sumur di ladang, bolehkah kita menumpang mandi. Kalau ada umur yang panjang bolehkah kita berjumpa lagi”. Apabila mau berjumpa bisa menghubungi: Instagram @rizkimuazam atau twitter @muazzam1011.

ArtikelTerkait

Jadi Mahasiswa Hukum Itu Ternyata Nggak Sekeren yang Orang Lain Pikirkan

14 Juni 2021
Derita Mahasiswa Untidar Magelang: Lahan Parkir Sedikit, Cari Parkiran Sulit

Derita Mahasiswa Untidar Magelang: Lahan Parkir Sedikit, Cari Parkiran Sulit

5 Maret 2024
Sepeda Listrik Nggak Cocok buat Mahasiswa Mendang-Mending di UI karena Mahal dan Nggak Bisa Boncengan

Sepeda Listrik Nggak Cocok buat Mahasiswa Mendang-Mending di UI karena Mahal dan Nggak Bisa Boncengan

14 Juli 2024
Kiat Mendapatkan Nilai A dengan Mengadopsi Gaya Belajar Anak-anak ‘Law School’ terminal mojok

Kiat Mendapatkan Nilai A dengan Mengadopsi Gaya Belajar Anak-anak ‘Law School’

12 Juni 2021
Mahasiswa UI Wajib Tahu, Ini 10 Istilah Tempat yang Cuma Ada di UI!

Mahasiswa UI Wajib Tahu, Ini 10 Istilah Tempat yang Cuma Ada di UI!

3 April 2023
Surat Terbuka untuk Ormek: Cari Kader Memang Perlu, tapi Tolong Kemampuan Diri juga Diperhatikan

Surat Terbuka untuk Ormek: Cari Kader Memang Perlu, tapi Tolong Kemampuan Diri Juga Diperhatikan

2 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.