“Jangan sekali-kali berada di Pogung Sleman setelah pukul 22.00 WIB” adalah sebuah saran yang banyak saya dengar ketika kuliah dulu. Bukan tanpa alasan, saran itu beredar karena begitu banyak mahasiswa tersesat di sana. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ngekos di Pogung Sleman. Maklum saja, kawasan yang ternama dengan julukan labirin Pogung itu terletak di utara UGM.
Pogung termasuk ke dalam wilayah administratif Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Pogung digunakan untuk menyebut gabungan kawasan Pogung Kidul, Pogung Lor, Pogung Dalangan, dan Pogung Baru. Kawasan ini terkenal sebagai surganya kos-kosan karena sebagian wilayahnya dihuni oleh anak kos.
Kawasan Pogung begitu hidup di pada pagi dan siang hari. Banyak kendaraan lalu-lalang. Namun, kondisinya begitu berbeda pada malam hari. Setelah pukul 22.00 WIB sebagian besar portal gang di Pogung akan ditutup. Tujuannya sebenarnya bagus, menjaga keamanan dan kenyamanan bagi warga yang tinggal di Pogung. Namun, penutupan portal itu membuat banyak orang kebingungan.
Daftar Isi
Pogung Sleman berubah jadi labirin yang membingungkan di malam hari
Bagi mahasiswa baru dan orang yang jarang lewat Pogung, rasanya hampir mustahil keluar dari Pogung setelah semua portal ditutup. Lewat gang A, ditutup. Lewat jalan B, ditutup juga. Begitu seterusnya sampai nggak terasa sudah dua jam mencari jalan keluar. Kejadian ini nggak hanya menimpa satu dua orang, melainkan ribuan orang sudah pernah jadi korban yang mendadak bingung saat berada di Pogung. Nggak heran kalau Pogung disebut sebagai labirin.
Saya pun pernah tersesat di Pogung. Saya memang orang asli Jogja, tapi saya asing dengan kawasan itu karena hampir nggak pernah main ke Pogung sebelum kuliah. Hingga akhirnya, suatu hari saya harus ikut rapat organisasi yang diadakan di kawasan Pogung. Rapat yang makan waktu lama itu membuat saya baru bisa pulang menjelang tengah malam. Sesuai dugaan, saya membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa keluar dari labirin Pogung.
Sayangnya, banyak orang yang nggak seberuntung saya. Bahkan nggak sedikit orang yang menghindari main ke Pogung gara-gara menyesatkan. Oleh karena itu, biar nggak ada lagi orang yang terjebak di sana, saya mau ngasih tips cara keluar dari Pogung.
#1 Hafalin dan hindari jalan yang portalnya ditutup
Kunci hafalannya begini: hampir semua jalan menuju Jalan Selokan Mataram itu portalnya dibuka, sementara hampir semua jalan menuju Jalan Kaliurang itu portalnya ditutup. Jadi, lebih mudah keluar dari Pogung lewat Jalan Selokan Mataram. Tapi memang banyak portal di dalam Pogung yang juga ditutup walaupun nggak langsung berhadapan dengan Jalan Selokan Mataram maupun Jakal.
Berikut ini jalan yang hampir selalu ditutup portalnya:
- Blok A, A2, C, D, E, dan F
- Sebelah Sekolah Pascasarjana UGM
- Gang Arjuno sebelah Bakso Woyo-woyo
- Gang Kinanti sebelah Rusun Tendik UGM
- Jalan Raya MPD I sebelah Toko Kopi Sandoko
- Tiga gang pertama Jalan Pogung Raya dari arah utara
- Hampir semua gang menuju Jalan Pandega Marta yang di sebelah timur
- Hampir semua gang menuju Jakal
Selain nama-nama jalan di atas kemungkinan portalnya dibuka atau memang nggak dipasangi portal.
#2 Hafalin patokan jalan keluar
Untuk tips yang satu ini, kalian boleh-boleh saja menggunakan bantuan Maps. Cari saja nama-nama jalan, gedung, atau toko berikut ini. Begitu kalian menemukannya, kalian sedikit lagi bisa terbebas dari labirin Pogung.
- Dunkin Donut Gang Pucung. Lurus langsung ke Jalan Kaliurang
- McDonald’s Jakal. Tembus ke Jalan Kaliurang
- Blok B. Satu-satunya blok di tengah Pogung yang nggak ada portalnya. Ke timur terus, nanti sampai ke Dunkin Donut Jakal
- Burjo Malatax. Bebas hambatan ke Jalan Pandega Marta
- Masjid Baiturrahman Pogung Baru LDII. Tinggal ke utara langsung sampai ke Jalan Pandega Marta
- Warmindo Sami Asih. Cukup ke selatan lalu ke barat. Langsung bebas dari Pogung Kidul
Jangan berharap banyak ya kalau pakai bantuan dari Maps. Maps juga nggak tahu apakah di rute yang dipilihnya ada portal yang melintang atau bebas hambatan. Selain itu, pastikan kalian nggak salah belok. Soalnya titik keluar yang sudah saya sebutkan di atas dikelilingi oleh jalan yang berportal.
#3 Ikutin pengendara lain, terutama mobil
Hari sial nggak pernah ada di kalender. Nggak menutup peluang apes yang kita rasakan dobel-dobel. Sudah nyasar di Pogung, baterai HP atau kuota internet pas habis lagi! Batal minta bantuan Maps, deh.
Jangan khawatir kalau kalian mengalami hal ini. Banyak jalan menuju Roma Jalan Kaliurang dan Pandega. Ikuti saja kendaraan lain. Tingkat keberhasilan tips ini cukup tinggi, mungkin mencapai 85 persen. Banyak orang yang memilih untuk mengekor di belakang kendaraan lain dan berhasil keluar dari Pogung.
Saya sangat menyarankan kalian untuk mengikuti mobil yang tampaknya mau keluar dari Pogung. Soalnya mobil nggak akan ambil jalan kecil. Selain itu, laju mobil relatif lebih lambat daripada motor, sehingga peluang kalian tertinggal ketika mengekor begitu tipis. Namun, kalau nggak ada mobil, kalian tetap bisa ikuti ojek online atau pengendara yang penampilannya kayak warga lokal.
#4 Tanya warga lokal sekitar Pogung Sleman
Dua tips tadi nggak mempan di kalian? Kalau begitu jalan keluar satu-satunya adalah tanya ke warga. Malu bertanya sesat di Pogung.
Kalau memang nggak ada warga sama sekali, terutama ketika kalian tersesatnya sudah tengah malam banget, kalian bisa tanya ke pedagang sekitar. Tanyalah ke angkringan, burjo, atau kafe yang biasanya buka hingga tengah malam atau bahkan 24 jam nonstop. Mereka paham banget jalan keluar dari labirin Pogung. Kalau lagi hoki, mungkin para pedagang ini juga bersedia nganterin kalian sampai ke pintu keluar labirin.
Btw, kalian yang harus proaktif tanya ya. Jangan nunggu warga yang mendekati kalian buat nawarin bantuan. Dan ingat juga, bertanyalah dengan sopan.
Di balik semua itu, tips paling pertama yang harus kalian lakukan ketika tersesat di Pogung Sleman adalah jangan panik. Pogung itu kawasan yang relatif aman, kok. Pelan-pelan aja bawa kendaraannya sambil baca plang nama jalan atau bangunannya. Pasti bisa pulang wis.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Ngekos di Pogung Sleman Memang Nyaman, asal Bisa Berdamai dengan Jalannya yang Menyesatkan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.