PNS, Food Reviewer Terbaik di Indonesia, Codeblu Jelas Nggak Ada Seujung Kukunya!

PNS, Food Reviewer Terbaik di Indonesia, Codeblu Jelas Nggak Ada Seujung Kukunya!

PNS, Food Reviewer Terbaik di Indonesia, Codeblu Jelas Nggak Ada Seujung Kukunya! (Shutterstock.com)

Cari review makanan kok nonton Codeblu, kurang valid itu. Asal kalian tahu, reviewer makanan terbaik di Indonesia itu ya PNS!

Di mana ada Codeblu, di situ ada keributan. Itulah kesimpulan yang saya ambil setelah kembali melihat keributan lini masa media sosial tentang reviewer satu ini. Awalnya saya tak tahu (dan tak mau tahu juga) bagaimana, tapi setelah thread bikinan Gastronusa yang mengkritik Codeblu viral, akhirnya terbuka satu per satu masalah yang dibuat oleh Codeblu.

Dunia review FnB di Indonesia memang tak bisa dilepaskan dari kontroversi. Sampai sekarang, orang masih tak sepakat dengan seperti apa review yang seharusnya. Ditambah fanatisme fanbase reviewer yang ikutan memanaskan perdebatan, makin kaburlah definisi review yang ada.

Tapi, lupakan itu semua. Kita coba kembali ke pertanyaan paling sederhana: apakah Codeblu adalah reviewer yang andal? Jika tidak, lalu siapa?

Pertanyaan pertama, saya tak bisa menjawab. Tapi, saya bisa menjawab reviewer makanan terandal di Indonesia: sekumpulan PNS. Lho, saya nggak bercanda. Kalau Anda cari tempat makan enak, caranya amat mudah, lihat saja warung tersebut banyak PNS-nya atau tidak.

Tempat makan yang ramai dikunjungi PNS pasti enak

Yang namanya review, pasti bias subjektif itu ada. Nggak mungkin dong nggak ada, penilaiannya kan akhirnya punya nuansa subjektivitas. Tapi beda kalau PNS udah turun tangan.

Konon, tempat makan yang jadi langganan PNS sudah pasti enak. Anggapan ini bukan hanya berlaku di satu atau dua daerah saja. Hampir seluruh masyarakat di kota atau kabupaten se-Indonesia mengamini hal tersebut. Kenapa? Sederhana, karena nggak mungkin sepi!

Maksud saya, yang mengamini makanan di tempat tersebut enak itu nggak cuman satu-dua PNS, tapi gerombolan. Kalau massa padat sudah berkumpul dan satu suara, artinya memang suara mereka bisa dipertanggungjawabkan. Ini perkara makanan lho, bukan perkara politik.

Baca halaman selanjutnya

Pasti enak, nyaman, dan murah

Pasti enak, nyaman dan harganya ramah di kantong

Asal kalian tau, penentuan tempat makan PNS itu nggak bisa ngasal. Lho kok tau? Lha iya toh, saya kan sudah jadi buruh negara selama 5 tahun.

Kantor saya ini tipikal kantor yang kerap mengadakan acara makan-makan. Hampir setiap 1,5-2 bulan sekali kami kerap makan bareng bersama rekan kantor. Entah itu makan-makan dari traktiran bos, ultah rekan, dan syukuran.

Melihat kebutuhan tersebut, akhirnya penilaiannya jadi lumayan mudah: wajib enak, wajib nyaman, wajib ramah dompet. Nah, formulasi inilah yang kantor saya dan PNS se-Indonesia ini pakai.

Jadi ketika akhirnya kami menentukan pilihan, tempat tersebut sudah pasti memenuhi 3 kriteria tersebut. Jika rame, artinya memang tempat tersebut sudah tersertifikasi “Pilihan PNS”. Nah, bagi kalian yang bukan abdi negara, tinggal ikuti saja referensi mereka. Jelas ciamik.

Berdasarkan pengalaman senior-senior kantor

Umumnya tempat makanan langganan PNS itu tempat makan legendaris di daerahnya. Ada yang tempat usahanya sudah berjalan hampir satu dekade. Bahkan, tak jarang yang sudah berdiri lebih dari puluhan tahun.

Dalam menentukan tempat makan, omongan senior tentu yang paling dipertimbangkan. Bukan, bukan karena mereka lebih tua jadi dipertimbangkan ya. Alasan utama omongan senior PNS paling dipertimbangkan adalah pengalaman. Senior PNS pasti sudah punya pengalaman mencicipi seluruh tempat makan di sekitar kantor. Sehingga pendapat yang dia sampaikan memiliki bobot yang oke.

Alasannya sederhana kan? Ya memang, makanan itu hal yang sederhana. Kalau enak, beli lagi. Kalau nggak enak, tinggal cabut, nggak usah dikontenin. Kecuali emang parah sih, kayak makanannya ada belatung, tapi warungnya nggak mau tanggung jawab.

Memang sebaik-baiknya food reviewer adalah PNS. Nggak ada drama-drama di internet. Tanpa ada kata-kata kasar dan menyalahkan pihak lain. Tanpa kata-kata fine dining dan 5 star Michelin.

Wqwqwq 5 star Michelin apaan, ada-ada aja reviewer tantrum.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Nggak Semua Food Vlogger Jujur, Ada Juga yang Penuh Dusta. Jangan Mudah Percaya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version