Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Pledoi dari Mahasiswa Filsafat yang Capek Ditanya Habis Lulus Jadi Apa

Mohammad Lutfi Maula oleh Mohammad Lutfi Maula
5 Desember 2019
A A
mahasiswa filsafat

https://unsplash.com/photos/RIcMwDLk1wo

Share on FacebookShare on Twitter

Terdaftar sebagai mahasiswa filsafat di salah satu Universitas Indie Islam Negeri, saya sering mendapat banyak pertanyaan perihal masa depan. Baik oleh sanak keluarga, teman-teman di lain jurusan, mantan guru sekolah, driver gojek, tukang es cendol, dan segenap Bangsa Indonesia.

Ya, pertanyaan-pertanyaan semisal, “kalo kuliah di jurusan filsafat, nanti lulus jadi apa?”

Biasanya, sehabis dapat pertanyaan semacam ini, saya suka jawab bahwa mahasiswa filsafat bisa menjadi apa saja lulus kelak. Bisa menjadi astronaut, guru penjas, dan masih banyak profesi lainnya. Ya, pokoknya, bisa bergulat di semua bidang. Eh, bohong ding. Biasanya, kalo ditanya gitu, saya suka diem aja sambil ngasih senyum kecut buat si penanya.

Sepengalaman saya mengenyam pendidikan di jurusan filsafat, saya tidak merasa ada yang lebih spesial di jurusan saya ini. Bagi saya, terdaftar sebagai mahasiswa filsafat adalah suatu hal yang biasa-biasa saja. Tak ada bedanya menjadi mahasiswa di jurusan lain.

Tetapi, ada beberapa hal unik yang saya jumpai sebelum maupun sesudah kuliah di jurusan filsafat. Berbeda dari jurusan lain, sesaat masuk di jurusan filsafat, biasanya kita diberi sebuah wejangan oleh para ahli. Semisal “hati-hati kuliah di filsafat, nanti bisa sesat” atau “belajar filsafatnya biasa-biasa aja, jangan terlalu didalami, nanti kelewat batas.” Yang jadi pertanyaan, memangnya yang disebut sesat dan kelewat batas itu seperti apa, Bos?

Belum lagi, pas ketemu temen dari jurusan lain. Biasanya mereka suka mencekoki saya dengan pertanyaan-pertanyaan absurd. Seperti “Tuhan itu ada di mana, ya?” atau “lu tau gak roh kita itu sebenarnya bersemayam di mana, sih?” dan pertanyaan-pertanyaan absurd lainnya.

Kendati tujuan teman saya gurau belaka, namun, mengapa pertanyaan-pertanyaan absurd seperti itu melulu ditujukan kepada mahasiswa filsafat? Kenapa gak ditanya ke anak-anak jurusan Fisika, Kimia, Matematika, atau jurusan lain, gitu? Siapa tahu mereka bisa menjawab keberadaan Tuhan, roh, dan hal-hal metafisik lainnya menggunakan sebuah rumus. Hehe

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sebenarnya tak lebih dari sekadar pertanyaan biasa. Bagi mahasiswa filsafat, yang lebih horor dan sering meneror itu, ialah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan profesinya selepas wisuda.

Baca Juga:

Checklist Mahasiswa Semester Akhir: Siapkan Semua Berkas Ini kalau Mau Lulus

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Nggak Perlu Iri dengan Jurusan Filsafat yang Peluang Kerjanya Sempit

Sebagaimana kita ketahui bersama, dewasa ini, orang-orang sangat lihai menyandingkan profesi dengan program studi. Semisal alumni jurusan ilmu ekonomi, udah pasti kerja di bidang perekonomian. Atau alumni jurusan ilmu hukum pasti jadi advokat hebat laiknya Hotman Paris. Dan teori-teori kontroversi lain semacamnya.

Tidak sedikit orang berspekulasi, bahwa kuliah di jurusan ini itu sudah pasti gampang dapet kerjanya. Namun, spekulasi-spekulasi semacam itu tak berlaku bagi mahasiswa jurusan filsafat. Stigma-stigma semacam ‘mahasiswa filsafat kalo lulus susah cari kerja’ inilah yang kerap membuat ragu banyak orang untuk melanjutkan studinya di jurusan filsafat.

Kekhawatiran dan ketakutan tak berdasar seperti ini memang marak terjadi di Indonesia. Jangankan takut gak dapet kerjaan lepas kuliah nanti, wong sama simbol-simbol aja orang Indonesia mah udah panik. Eh eh simbol apaan tuch??

Untuk itu, biasa-biasa aja lah sama jurusan filsafat. Jurusan filsafat sama saja dengan jurusan lainnya, sama-sama hanya menjadi wadah untuk menimba ilmu, tidak lebih. Sama seperti mahasiswa lainnya, mahasiswa filsafat juga dilatih untuk berpikir kritis. Jadi, kalo kita bahas-bahas siapa penemu kolong meja, atau membahas ketiadaan, itu sekadar melatih kemampuan berpikir kita saja. Karena bagaimanapun juga, segala sesuatu harus dipikirkan, tak terkecuali Tuhan sekalipun.

Soal kelak menjadi apa lulusan jurusan filsafat, kembali ke pribadi masing-masing. Lagi pula, memangnya siapa yang bisa menentukan profesi kita di kemudian hari jika bukan kita sendiri?

Meskipun secara umum hampir semua mahasiswa akan langsung berpikir untuk mencari pekerjaan setelah wisuda. Namun, tidak sedikit juga yang memilih menjadi pengusaha dan segala jenis profesi lainnya. Tentu, itu semua tak ada salahnya, dan itu pun berlaku bagi mahasiswa filsafat.

Saat ini, banyak alumni-alumni jurusan filsafat yang berprofesi sebagai dosen. Ada juga yang menjadi dokter, artis dan profesi lainnya. Di Indonesia, ada aktris yang kita cintai bersama dan pernah terdaftar sebagai mahasiswa filsafat di UI. Siapa lagi kalo bukan Cinta? Eh Dian Sastrowardoyo maksudnya.

Tentu, selain Mba Dian, masih banyak lagi contoh tokoh-tokoh yang pernah menempuh pendidikan di jurusan filsafat dengan segala jenis profesinya saat ini. Sebagai catatan, di Indonesia tak banyak orang hebat yang pernah bergulat di jurusan filsafat. Tapi, mereka mempelajari filsafat.

Sebagaimana saya singgung di awal, mahasiswa filsafat tentu bisa jadi apa saja kelak. Bagaimanapun juga, seorang mahasiswa tentu bebas memilih profesinya selepas wisuda. Dan perlu diingat, kita bukan HRD perusahaan, yang bisa menyandingkan cocok-tidaknya jurusan seorang dengan profesi yang akan ditempuhnya.

Untuk itu, tidak usah terlalu kepo dan memberi perhatian lebih akan bagaimana nasib para mahasiswa filsafat selepas lulus nanti. Toh, semisal alumni filsafat ngelamar kerja, pas interview gak bakal tuh dapet pertanyaan-pertanyaan absurd, semisal “Kira-kira, Nietzsche suka sarapan pake Nasi Uduk gak, sih dulunya?” ehhh, gimana gimana?

BACA JUGA Masuk Kuliah: Saatnya Salah Jurusan atau tulisan Mohammad Lutfi Maula lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: jurusan filsafatLulus Kuliahmahasiswa filsafat
Mohammad Lutfi Maula

Mohammad Lutfi Maula

ArtikelTerkait

sudah lulus mau ngapain

Apa Saya Goblok Karena Belum Tahu Kalau Nanti Sudah Lulus Mau Ngapain?

2 Maret 2020
4 Golongan Peternak Lele Dilihat Dari Perilaku dan Metode Budidaya Yang Digunakan terminal mojok

Jurusan Filsafat, Sebaik-baiknya Pencetak Peternak Lele Andal

28 September 2021
Checklist Mahasiswa Semester Akhir: Siapkan Semua Berkas Ini Kalau Mau Lulus

Checklist Mahasiswa Semester Akhir: Siapkan Semua Berkas Ini kalau Mau Lulus

20 September 2025
Lulus Kuliah Mudah Tanpa Skripsi Hanya Ilusi, Nyatanya Menerbitkan Artikel Jurnal SINTA 2 sebagai Pengganti Skripsi Sama Ruwetnya

Lulus Kuliah Mudah Tanpa Skripsi Hanya Ilusi, Nyatanya Menerbitkan Artikel Jurnal SINTA 2 sebagai Pengganti Skripsi Sama Ruwetnya

9 Desember 2023
lulus

Masuk Bareng, Kalau Lulus Juga Harus Bareng: Cita-Cita yang Sangat Mulia

3 Juni 2019
Tips Lulus Cepat dan Cum laude Tidak Berfungsi untuk Kaum Bad Luck terminal mojok.co

Menjadi Pengangguran di Kampung Sendiri itu Tidak Lebih Baik

8 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.