Saat libur Lebaran seperti sekarang ini, mereka yang merantau di kota besar kembali ke kampung halaman. Itu mengapa, di musim mudik, kota-kota besar seperti Jakarta cenderung lebih sepi daripada daerah-daerah lain. Sementara daerah-daerah lain cenderung dipadati oleh kendaraan dengan plat B.
Saya sih senang-senang saja dengan kenyataan ini. Jalanan ibu kota yang biasa ditempuh berjam-jam bisa dipangkas hampir setengahnya. Namun, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan mereka yang tinggal di daerah. Tidak sedikit dari mereka mengeluhkan jalanan yang macet dengan kendaraan plat asing, khususnya plat B, yang dinilai ugal-ugalan. Ujung-ujungnya orang Jakarta secara umum yang harus menanggung stigma tersebut.
Sebagai orang Jakarta yang taat berkendara, awalnya saya bodo amat dengan stigma itu. Namun, lama-lama jenuh juga kuping dan hati saya. Sebab, saya jadi ikut dicap orang yang sembrono ketika berkendara. Padahal, berkendara dengan aman jadi salah satu nilai yang saya junjung tinggi. Kalau mau diadu, saya yakin lebih taat lalu lintas, sabar, dan mahir dalam berkendara dibanding orang-orang daerah yang menuduh itu.
Tidak semua plat B itu berasal dari Jakarta!
Saya merasa generalisasi orang Jakarta sembrono di jalan hanya karena plat kendaraannya itu kurang tepat. Pertama-tama, tidak semua orang di ibu kota ini ugal-ugalan, saya salah satunya. Kedua, kalian perlu tahu kalau kendaraan plat B itu tidak melulu dari Jakarta. Plat B juga bisa berasal dari daerah-daerah penyangga sekitar ibu kota. Ini bisa dibedakan dengan melihat huruf di bagian belakang plat nomor.
Orang Jakarta plat kendaraannya akan diawali dengan huruf B, diikuti dengan 4 angka, dan diakhiri dengan huruf U, T, P, S, dan B. Selain 5 huruf itu, berarti kendaraan berasal dari kota-kota satelit sekitar Jakarta.
Itu mengapa, sebelum kalian menghardik plat B dan orang Jakarta, alangkah lebih bijak memerhatikan huruf paling belakang di plat kendaraan terlebih dahulu. Benarkan orang Jakarta? Atau jangan-jangan orang dari kota satelit? Jangan sampai salah dan generalisasi kalau orang Jakarta itu sembrono di jalanan.
Bisa jadi orang dari daerah kalian sendiri
Pernahkah terbesit di benak kalian kalau kendaraan plat B yang menyebalkan dan memenuhi jalanan di daerah saat mudik itu aslinya orang daerah sendiri? Begini mudahnya, di musim mudik seperti sekarang ini, orang-orang asli Jakarta pasti akan bertahan di kota, tidak mudik ke kampung halaman. Mereka yang merantau dari daerah ke Jakarta yang akan pulang ke kampung halaman masing-masing. Dengan kata lain, sebagian besar kendaraan-kendaraan plat B yang memenuhi jalanan di daerah itu aslinya ya milik orang daerah itu sendiri.
Saya tekankan sekali lagi. Pengendara sembrono yang kalian temui di jalanan di luar Jakarta itu kemungkinan besar orang daerah kalian sendiri. Jadi, sebelum kalian melakukan generalisasi, pikir-pikir dulu karena kalian sedang misuh-misuh ke orang dari daerahmu sendiri.
Kendaraan yang ugal-ugalan di jalan memang menyebalkan. Apalagi kalau plat kendaraan itu berasal dari daerah lain, rasanya ingin segera mengusir kendaraan itu dari daerah kita. Namun, kurang tepat rasanya kalau kemudian melakukan generalisasi tentang cara berkendara seseorang dari plat kendaraannya. Khususnya untuk plat B, tidak semua orang dengan plat kendaraan B berasal dari Jakarta. Mengingat, Jakarta dikelilingi banyak kota satelit dan banyak sekali perantau di ibu kota ini. Jadi, tolong pikir-pikir lagi kalau mau menghardik kendaraan Plat B dengan kata ganti “orang Jakarta”.
Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.