Plastik Tercipta untuk Selamatkan Bumi, Sekarang Malah Jadi Masalah Lingkungan

Plastik Tercipta untuk Selamatkan Bumi, Sekarang Malah Jadi Masalah Lingkungan

Kita tahu saat ini plastik sudah menjadi masalah utama lingkungan. Penggunaannya akhir-akhir ini menjadi sebuah perbincangan. Ini diperbincangkan khususnya mengenai keberlangsungan plastik yang memerlukan waktu lama untuk diuraikan lingkungan dan menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan.

Masyarakat mulai menyadari hal ini kemudian berbondong-bondong mencari pengganti media plastik sebagai upaya pengurangan pencemaran lingkungan. Mengkampanyekan anti plastik dan memberlakukan tarif khusus pada kantong plastik khususnya di swalayan maupun toko-toko besar.

Padahal saya rasa kantong plastik berbayar tersebut masih kurang efisien menjadi salah satu solusi pengurangan sampah plastik. Lah, cuma bayar dua ratus sampai seribu rupiah aja lo. Coba kalau satu kantong plastik ditarif dua puluh ribu rupiah, mungkin ya agak mikir. Hehehe.

Plastik tak bisa diuraikan dan menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan, tapi di sisi lain justru penggunaannya sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Monggo, kita lihat betapa fungsi plastik sebenarnya benar-benar praktis, efisien, dan pasti memudahkan kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja kalau nggak ada dirinya, kehidupan mungkin terasa cukup sulit dirasa karena kurangnya efisien mengemas sebuah produk entah makanan maupun minuman.

Saya sendiri tipe orang yang tak terlalu menggebu-gebu mengkampanyekan anti plastik dan menganjurkan penggunaan paper bag atau kantong kertas lain. Saya pikir penggunaan kertas yang berlebihan justru membahayakan lingkungan yaitu penebangan pohon yang terlalu sering karena bahan dasar kertas apa lagi kalau bukan dari batang pohon.

Tahu nggak sih? Dikutip dari BBC, ternyata penciptaan kertas sejak awal itu malah justru dibuat untuk menyelamatkan bumi. Gustaf Thulin dari Swedia pada tahun 1959 menciptakan plastik untuk menggantikan kertas, justru bertujuan “menyelamatkan bumi”.

Arti menyelamatkan bumi di sini maksudnya karena kertas berbahan dasar bubur kayu dan diproses cukup lama yang pasti membutuhkan banyak pohon sehingga mengaharuskan penebangan pohon. Semakin banyak menggunakan kertas semakin banyak pula penebangan pohon.

Namun, saat ini plastik justru menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan karena kita melihat terlalu banyak wujudnya yang menumpuk dan mencemari lingkungan. Penyebab utamanya karena kita yang sudah terbiasa terlalu nyaman menggunakan kantong plastik sekali buang. Padahal kantong ini dibuat justru untuk dapat digunakan secara berulang kali.

Kini, orang-orang justru berbondong menggunakan kantong kertas atau paper bag dengan alasan lebih ramah didaur ulang. Sebenarnya, kertas pun memiliki kelemahan selain nanti akan membutuhkan banyak pohon. Kertas pun memiliki sifat produksi yang lebih berat. Ia membutuhkan energi dan air yang lebih banyak. Dibanding kertas, justru kantong plastik membutuhkan energi yang lebih sedikit.

Nah kalau sudah kayak gini dan berpikir semua berdampak pada lingkungan, lantas apa selanjutnya? Coba, intropeksi pada diri kita masing-masing, sudah bijakkah kita menggunakan kantong-kantong tersebut selama ini?.

Pertama, pakailah kantong secara berulang. Jika fisik kantong tersebut dirasa masih sangat layak digunakan kembali, tak ada salahnya tetap digunakan terus berulang. Ini akan meringankan konsumsi bahan baku kantong yang berlebihan. Dampaknya pun dapat dirasa yaitu produksi tidak terlalu banyak, lingkungan pun tetap terjaga.

Kedua, mendaur ulang kembali kantong-kantong yang sekiranya tak cukup layak digunakan ulang kembali. Contoh, membuat kerajinan dari bahan baku kantong yang tidak digunakan menjadi kerajinan unik dan bernilai. Selain melatih kreatifitas, hal ini juga menjadi upaya sampah kantong-kantong tersebut tidak dibuang sembarangan tapi tetap bernilai.

Ketiga, upayakan selalu minimalisir penggunaan kantong plastik sekali pakai. Gunakan wadah sebagai media makanan atau minuman. Kebanyakan plastik yang hanya bisa digunakan sekali pakai yakni untuk mengemas makanan basah seperti cilok, batagor, dan lain-lain. Sebaliknya, kantong makanan ini bisa digantikan dengan tempat makan. Atau kalau beli di dekat rumah, cukup bawa piring sendiri saja. Selain lebih higienis, cukup mengurangi penggunaan kantong-kantong sekali pakai.

Kita seolah memang tidak mungkin lepas dari kantong-kantong tersebut untuk memudahkan aktivitas kita. Akan tetapi bagaimanapun juga, kantong tersebut juga memiliki dampak tidak baik-baik amat untuk lingkungan. Jadi, bijak dalam menggunakan adalah solusi yang paling bisa kita upayakan.

BACA JUGA Sampah Plastik: Hanya Ada Satu Kata, Tinggalkan! atau tulisan Soffya Ranti lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version