Bicara soal makanan khas Italia, rasanya kurang pas jika tidak menyertakan piza di dalamnya. Makanan yang biasanya berbentuk bulat dan berbahan dasar tepung, diberi berbagai macam topping termasuk keju mozzarela, lalu dimakan dengan cara dipotong segitiga. Sulit memungkiri bahwa piza adalah salah satu makanan terbaik yang pernah ada.
Di Indonesia sendiri, sudah ada dua restoran piza ternama dan masih terus bersaing satu sama lain hingga saat ini: Pizza Hut dan Domino’s Pizza.
Keduanya memiliki menu yang sangat variatif. Mulai dari menu utama piza, appetizer, pasta dan nasi, dessert, juga beraneka minuman. Walau memiliki menu yang kurang lebih sama, tapi cita rasanya berbeda. Oleh karena itu, di antara kedua restoran piza tersebut, pasti ada yang lebih unggul.
Pertama, dari piza. Ketebalan piza antara Pizza Hut dan Domino’s Pizza sangat berbeda. Pizza Hut tidak memiliki variasi ketebalan piza seperti Domino’s. Hanya berupa ukuran: small, reguler, medium. Sedangkan Domino’s, punya lebih banyak perbandingan ketebalan piza dengan segala isiannya. Dan yang paling tipis adalah crunchy thin crust.
Rasanya sulit jika harus membandingkan mana yang memiliki rasa lebih enak. Pasalnya, rasa keduanya sangat kompetitif: sama-sama enak. Apalagi, masing-masing punya menu andalan yang bisa dinikmati.
Selain memiliki kelebihan, ada kekurangan yang betul-betul saya soroti selama menikmati kedua piza tersebut. Cita rasa keduanya akan berkurang jika piza sudah dingin. Dari segi tekstur, piza ala Pizza Hut akan berubah menjadi agak kenyal. Sedangkan piza ala Domino’s, akan mengeras. Jadi, saran saya, ketika kalian memesan piza, baiknya segera dihabiskan saja. Bisa saja dipanaskan, tapi rasanya tidak akan seenak saat kali pertama dibeli.
Belum tahu sih, kenapa bisa seperti itu. Mungkin, ini juga bisa jadi pertimbangan bagi kedua restoran piza tersebut. Barangkali, dalam waktu mendatang, ada upgrade untuk resep piza agar tidak gampang kenyal atau mengeras ketika ditinggal setelah beberapa jam.
Kedua, dari sisi after taste. Pizza Hut selalu bisa bikin begah dan kenyang seketika. Bisa jadi karena ketebalan dan ukurannya lebih padat, ditambah topping yang berlimpah ruah. Sedangkan Domino’s, sekalipun piza dihabiskan, tingkat kekenyangan dan rasa begah masih bisa dikendalikan.
Ketiga, dari pemberian topping. Setelah mengonsumsi keduanya, ada satu hal yang saya sadari. Topping milik Pizza Hut selalu terlihat mewah—dan memang begitu adanya. Sedangkan milik Domino’s terkesan minimalis. Kendati demikian, bukan berarti piza ala Domino’s tidak kaya akan rasa. Sebab, rasanya pizanya unik.
Perbandingan soal keju, saya lebih suka dan dengan yakin memilih Domino’s. Rasanya betul-betul keju banget, sih.
Keempat, dalam hal penyajian, tidak bisa didebat bahwa Pizza Hut lebih baik. Ketika kita lebih memilih makan di tempat, Pizza Hut akan menggunakan piring, gelas, mangkuk, atau komponen lainnya yang bisa dicuci ulang sebagaimana di restoran lainnya.
Sedangkan di Domino’s, entah kenapa sajian piza saat makan di tempat malah menggunakan kardus (box) yang biasa digunakan untuk take away. Nggak salah banget juga, sih. Tapi, maksud saya, apa nggak boros atau terkesan kurang estetik gitu? Semoga saja, terlepas dari konsep restoran, ada kebijakan lain terkait hal ini dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Sebab, jadi nggak ada bedanya dong antara makan di tempat dan di take away.
Di tengah pandemi, baik Pizza Hut dan Domino’s sama-sama berjuang agar bisa bertahan dengan melakukan penjualan dari pinggir jalan. Pemandangan yang awal mulanya terlihat asing karena biasanya mereka berjualan di gerai tertentu atau di dalam mal. Namun, akhirnya tetap bisa dipahami. Hal tersebut mereka lakukan agar bisa beradaptasi dengan kondisi ekonomi saat ini yang sulit diprediksi.
Jika dibandingkan dari sisi harga, Domino’s memang jauh lebih ekonomis dibanding Pizza Hut. Soal promo, rasanya sulit dibandingkan. Sebab, baik Pizza Hut maupun Domino’s, sama-sama tidak segan untuk menawarkan promo menarik. Meski keduanya memiliki rasa yang unik dari setiap menu piza-nya, jika harus memilih, secara menyeluruh, saya akan memilih Pizza Hut sebagai pilihan utama dan Domino’s di pilihan kedua.
BACA JUGA Resep Nasi Pizza, Solusi buat yang Telanjur Cinta Nasi tapi Pengin Masakan ‘Italy’ dan artikel Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.