Dear para pengusaha warung yang budiman, izinkan saya berpesan dengan menyampaikan 11 atau 12 patah kata untuk Anda. Ketika warung Anda dikunjungi oleh YouTuber yang meliput soal kuliner a.k.a food vlogger saya haqqul yaqin Anda senang bukan kepalang. Artinya, dari kunjungan itu kreativitas Anda mengemas model pemasaran warung yang Anda miliki berhasil menjadi daya tarik oleh peliput kuliner. Saya yakin juga karena sudah mau mengunjungi warung Anda, sebagai reward Anda membebaskan biaya atau menggratiskan setiap makanan yang dipesan dan disantap oleh food vlogger tersebut.
Dear para pengusaha warung yang dirahmati Tuhan, sebenarnya yang Anda lakukan itu tidak ada masalah dan sah-sah saja. Tenang! Niat dan tujuan Anda untuk menggratiskan tidak dicatat malaikat sebagai dosa, kok. Soalnya malaikatnya sudah WhatsApp saya. Pertama, saya ingin menginformasikan saja bahwa setiap peliput kuliner, ketika akan membuat konten dia sudah punya budget produksi dan sudah dikalkulasi berapa habisnya per shooting itu. Artinya, kalau Anda menggratiskan makanan yang dipesan oleh peliput kuliner tersebut, berarti uang produksi dari si peliput kuliner utuh atau tidak terpakai. Hal ini berimplikasi dua hal, satu, pada budget produksi tidak terpakai yang akhirnya masuk ke kantong si peliput kuliner lagi, hal itu semakin menambah pundi-pundi cuannya. Dua, sasaran bidik amal Anda kurang tepat.
Para food vlogger a.k.a peliput kuliner dengan jumlah subscriber minimal ratusan ribu, sudah ditopang jumlah iklan berseliweran di tayangan YouTubenya yang bisa meraup jutaan rupiah per bulan. Dan, Anda para pemilik warung atau kafe atau restoran atau apalah sebutannya, menggratiskan makan yang dipesan. Hei, Anda salah sasaran bidik kalau memang ingin beramal. Saya tahu maksud dan tujuan Anda menggratiskan itu sebagai wujud apresiasi, wujud ungkapan terima kasih, dan reward karena berkat warungnya diliput menjadi sebuah iklan untuk memopulerkan warung tersebut. Ya, saya paham maksudnya, tapi pertimbangannya bukan hanya itu.
Mereka datang meliput ke warung Anda untuk mereview menu di warung Anda sudah mempersiapkan budget produksi. Kecuali, Anda meminta atau istilah sekarang endorsement. Kalau memang endorse, Anda wajib menggratiskan, bahkan Anda harus membayarnya sebagai jasa iklan. Ini dua hal berbeda. Ya, kalau mau menggratiskan, ya gratiskanlah pada orang yang tepat.
Jadi, wahai owner-owner warung, kafe, restoran, lesehan, dan semacamnya, beramalah yang tepat sasaran. Masih banyak orang-orang yang mengharap gratisan makan dari warungmu. Saya yakin food vlogger juga nggak butuh Anda gratiskan. Cuma alibinya, pasti yang namanya rezeki nggak bisa ditolak. Ungkapan-ungkapan klasik macam itu yang acap kali terlontar dari mulut lamis orang yang diberi gratisan. Oleh sebab itu, pertimbangkanlah nasihat saya ini. Hehehe.
Kepada para food vlogger yang menerima diberi gratisan, saya tidak menyalahkan Anda, kok. Hal yang Anda lakukan itu sangat logis. Emang siapa di dunia ini yang nggak mau dikasih hal menyenangkan dengan cuma-Cuma. Kalau menolak diberi gratis, mungkin Anda food vlogger yang kufur nikmat. Ini malah jadi dosa besar nanti. Maka dari itu, pesan ini sebenarnya murni saya tujukan kepada para pemilik warung yang budiman dan dirahmati Tuhan!
BACA JUGA Tak Main-Main, Para Food Vlogger Juga Berperan Sebagai Penglaris Warung Makan