Perpustakaan Sekolah Sepi Bukan karena Minat Baca Rendah, tetapi (Dibikin) Nggak Bisa ke Perpustakaan!

4 Hal tentang Perpustakaan Sekolah yang Patut Diragukan Kebenarannya

4 Hal tentang Perpustakaan Sekolah yang Patut Diragukan Kebenarannya (Unsplash.com)

Waktu saya masih SMA dulu pernah ada suatu diskusi tentang persoalan kenapa perpustakaan di sekolah saya ini selalu sepi. Kebetulan diskusi ini terjadi pada saat pelajaran bahasa Indonesia, pada bab praktik berdebat.

Ada beberapa tema yang diberikan oleh guru saya ini, tapi dari semua tema tersebut, yang paling saya ingat adalah tentang kenapa perpustakaan sekolah saya selalu sepi.

Kedua kubu saling mempertahankan argumennya masing-masing dan suasana debat semakin panas. Guru saya selaku moderator di debat tersebut tiba-tiba langsung mengeluarkan pendapatnya. Mungkin tujuannya untuk meluruskan dari perdebatan kami.

Saya ingat sekali apa argumen guru saya tentang mengapa perpustakaan itu selalu sepi, yaitu karena minat baca siswa yang rendah. Woh, jelas tidak terima saya. Bagaimana bisa argumennya seperti itu?

Bagi saya ya, yang benar ya karena jam istirahat kelewat sebentar. Istirahat 15 menit, mana bisa bikin perpustakaan penuh?

Bayangin. Istirahat yang cuman 15 menit itu, nggak akan cukup buat habisin waktu di perpustakaan sekolah. Buat makan dan sholat aja kurang, apalagi pake mampir. Nggak akan kepikiran lah!

Perpustakaan sekolah sepi ya karena siswanya nggak bisa ke situ

Ada yang nyeletuk dari kubu lawan, jika pada saat waktu kelas kosong bisa dimanfaatkan untuk mengunjungi perpustakaan. Saya tentu saja sudah siap dengan argumen ini. Saya pernah melakukannya bersama teman-teman saya yaitu nongkrong di perpustakaan ketika kelas kosong. Setelah keasyikan di perpustakaan, ternyata guru yang tadinya tidak masuk kelas tiba-tiba ada. Atau diganti dengan guru yang lain.

Nah ketika saya baru masuk kelas setelah dari perpustakaan malah saya dan teman-teman saya yang kena marah. Padahal saya nongkrongnya di perpustakaan loh. Ya memang tidak semuanya dari kami membaca, tapi setidaknya hal tersebut sudah menjadi langkah awal yang positif. Lingkungan yang dikelilingi oleh buku pasti akan bikin kita mau baca.

Tapi entah kenapa guru saya ini memihak kubu lawan saya. Bodo amat dah.

Baca halaman selanjutnya: Kenapa orang suka argumen minat baca rendah…
Saya sebenarnya heran kenapa orang suka betul dengan argumen minat baca rendah (dan kadang disampaikan oleh orang yang nggak suka baca). Padahal dari waktu ke waktu, kegemaran baca Indonesia meningkat, dan bikin argumen tersebut nggak valid.

Minat bacanya tinggi, tapi kemampuan memahami bacaannya yang rendah, nah itu baru debatable.

Lingkungannya nggak mendukung

Masalahnya memang, lingkungan seakan-akan tidak mendukung kita untuk ke perpustakaan sekolah. Jam istirahat yang kelewat bentar, buku perpustakaan yang tak pernah diperbarui, dan guru yang nggak suportif jadi kombinasi mematikan.

Begitu perpustakaan sepi, semua tiba-tiba kompak “minat baca rendah”. Lah, gimana mau nggak rendah, wong dipaksa rendah.

Saya kira penyebab perpustakaan sepi ini nggak bisa lagi dianggap remeh. Memang harus ada revolusi besar-besaran terkait bagaimana sekolah bekerja. Yaaa setidaknya sih, mulai perbarui buku, atau tambah waktu istirahat lah.

Lagian ya, guru-guru yang suka bilang perpustakaan sekolah sepi karena minat baca rendah, emangnya suka baca?

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Masih Ada Sekolah Favorit dan Orang Tua Pindah KK Anak, Sistem Zonasi Gagal Total!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version