Setelah turun dari Taman Wisata Alam (TWA) Ijen beberapa hari lalu, saya diajak kawan singgah ke Perpustakaan Daerah atau Perpusda Banyuwangi. Dia hendak mencari buku untuk referensi bahan skripsi. Kesan saya ketika masuk area Perpusda Banyuwangi sangat bagus. Tempat ini menyediakan berbagai fasilitas seperti layanan multimedia dan katalogisasi digital.
Ketika melihatkoleksi bukunya, saya terkejut sekaligus kecewa. Buku-buku yang terpajang memang sudah disampul, tapi perekat antara sampul dan cover buku menggunakan staples. Saya memahami, mereka memang memiliki niat baik memastikan sampul cukup kuat melindungi buku. Namun, mereka tidak memikirkan imbas korosi staples yang justru bisa merusak buku.
Staples dan potensi kerusakan buku
Menyampul buku dengan staples mungkin menjadi pilihan karena kecepatan prosesnya. Namun, pengurus Perpusda Banyuwangi idealnya harus mempertimbangkan lebih lanjut terkait dampak jangka panjangnya. Staples yang berbahan besi bisa terkena korosi seiring berjalannya waktu. Proses ini bisa berpengaruh pada kondisi buku.
Pengurus Perpusda Banyuwangi mungkin bisa menyampul koleksi bukunya tanpa staples atau dengan bahan lain yang tahan terhadap korosi. Salah satunya, isolasi. Memang sih, menyampul dengan cara seperti itu lebih memakan waktu, tapi dapat meminimalkan risiko kerusakan buku dalam jangka panjang.
Alternatif lain yang bisa dilakukan Pengurus Perpusda Banyuwangi adalah menggunakan sampul buku tebal dengan teknik melipat ke dalam. Sampul buku yang terbuat dari bahan tebal dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap buku. Sementara teknik melipat ke dalam dapat menghindari penggunaan staples yang berkarat. Upaya itu bisa jadi solusi yang tidak hanya ramah buku tetapi juga memberikan tampilan yang rapi pada setiap koleksi.
Merawat koleksi Perpusda Banyuwangi peran semua pihak
Pengurus Perpusda Banyuwangi memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan merawat koleksi buku. Tidak sekadar merawat untuk saat ini, pengurus perpustakaan idealnya juga memikirkan kondisi koleksi buku untuk jangka panjang. Sebab, buku adalah aset berharga bagi perpustakaan. Masak iya perpustakaan, tapi koleksi bacaannya buruk dari sisi isi buku maupun kondisi fisik buku.
Penting juga untuk melibatkan pengunjung perpustakaan dalam upaya menjaga keawetan koleksi buku perpustakaan. Pengunjung perpusda dapat diajak untuk memahami pentingnya perlindungan koleksi buku dan bahkan dapat terlibat dalam menjaga keawetan dengan edukasi saat kunjungan sehingga lebih efisien.
Pengurus Perpusda Banyuwangi juga bisa melakukan upaya dengan melibatkan komunitas relawan perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah untuk diberdayakan. Cara sederhana tersebut tentu dapat membangun kesadaran bersama tentang pentingnya merawat beragam koleksi buku milik perpusda.
Penulis: Anik Sajawi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Perpustakaan Tidak Akan Sekarat Hanya karena Google Mampu Menjawab Segalanya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.