Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Perkara Meminjam: Seperti Apa Pun Bentuknya, Kembalikan

Siti Halwah oleh Siti Halwah
30 Agustus 2019
A A
meminjam

meminjam

Share on FacebookShare on Twitter

Saya seringkali kehilangan benda, khususnya buku. Bukan hilang karena saya lupa meletakkan atau karena benda itu dicuri—ya kali, siapa juga yang mau mencuri buku, kalau merazia sih, banyak, ups—tetapi karena kelupaan bahwa buku itu sudah lama dipinjam oleh teman. Saya lupa mengambil, si teman lupa mengembalikan.

Saya masih ingat beberapa waktu lalu. Ketika sedang senggang, saya berniat untuk membaca ulang sebuah series buku. Kelar membaca yang kedua, saya mencoba melanjutkan pada series yang ketiga. Tapi, ternyata bukunya tidak ada di rak.

Saya agak panik, soalnya itu salah satu buku kesayangan—iya, saya jomblo, makanya sayangnya sama buku aja. Apalagi itu series ketiga, cetakan pertama yang saya beli dari uang hasil THR. Hiks.

Selang berapa lama tetap nggak ketemu, saya mencoba mendinginkan kepala. Berpikir, ke mana kira-kira buku itu berjalan dan sejak kapan ia tidak berada di peraduannya, di rak buku saya.

Mengambil gawai, saya mulai menghubungi satu per satu teman-teman yang hobi banget pinjam buku. Beberapa mengaku memang pernah meminjam, tapi sudah dikembalikan, selebihnya malah belum tahu kalau saya punya series buku itu.

Di tengah perasaan panik, galau gundah gulana tersebut, tiba-tiba muncul sebuah chat dari salah seorang teman yang sudah lama memang jarang bertemu. Dia masuk kategori teman saya yang sebelumnya ‘mengaku memang pernah meminjam, tapi sudah dikembalikan’. Isi chat-nya diawali dengan permintaan maaf. Saya bingung, minta maaf untuk apa?

“Ternyata bukumu ada di tumpukan paling bawah dari buku-buku mata kuliahku. Ketutupan, terus aku lupa pernah pinjam, makanya nggak pernah dikembalikan,” tuturnya dalam chat dilengkapi dengan emoticon menangis dan menangkup tangan.

Saya sebenarnya kesal. Tapi demi menjaga keharmonisan dalam hubungan pertemanan, akhirnya saya memilih membalas, “Iya, saya juga lupa nggak ingetin kamu buat mengembalikannya, hehe” ditambah dengan emoticon tertawa basa-basi.

Baca Juga:

Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

4 Kelakuan Menjengkelkan Penebeng Kendaraan Teman, Tolong Peka Sedikitlah

Masalahnya, kejadian tersebut nggak cuma sekali saja terjadi, tapi berkali-kali. Orang-orang yang dengan baik hati diberikan pinjaman bukannya menjaga kepercayaan yang sudah diberikan si peminjam, eh malah dibalas sebaliknya. Padahal, teman saya meminjam buku itu ketika saya masih semester 5, hingga kini semester 8 baru dikembalikan. Saya juga turut salah sih, teledor dan tidak ingat pada barang-barang sendiri.

Peristiwa semacam itu tidak hanya terjadi pada buku, tetapi juga terjadi pada hal-hal lain seperti uang, barang keseharian hingga printilan kecil macam peniti sama pulpen. Mungkin bagi orang lain benda-benda tersebut kecil bentuknya, makanya dianggap sepele dan sama sekali nggak merasa bersalah meskipun lupa mengembalikan. Dianggapnya si pemilik sudah ikhlas soalnya nilai kuantitas barang tersebut nggak seberapa.

Padahal, meminjam dan meminta adalah perkara lain. Pinjam memiliki kata antonim ‘kembali’ bukan ‘ikhlas’. Artinya, kalau kamu meminjam, harus kamu kembalikan. Bukannya malah meminta si peminjam ikhlas sama barang-barangnya. Kalau seperti itu, harusnya sejak awal dia sudah mengatakan niatnya untuk ‘meminta’ bukan ‘meminjam’

Apalagi jika barang-barang yang sudah dipinjam justru rusak atau malah hilang. Hadeuh. Seringnya sih, pinjam pulpen saat di kelas. Kemudian lupa dikembalikan saat kelas telah berakhir, lalu berniat untuk mengembalikan esoknya. Eh, pas mau dikembalikan, pulpennya ternyata udah hilang. Terus pelaku yang udah menghilangkan bukannya minta maaf, eh malah dengan entengnya bilang, ‘udah, ikhlasin aja. Pulpennya masih banyak, kan.’

Mungkin pulpen memang barang yang sepintas nggak bernilai besar dalam kehidupan sehari-hari, bukan juga barang yang bernilai mahal. Tapi, kepercayaan si peminjamlah yang harusnya dihargai. Dia bisa saja tidak akan lagi mau meminjamkan barangnya meskipun orang lain butuh hanya karena takut diperlakukan sama seperti sebelumnya.

Seperti yang terjadi pada buku pertama yang saya beli, yang kini hilang bersama seorang senior yang sudah lulus. Saking lamanya dipinjam, jadi segan minta dikembalikan. Si senior juga merasa tentram dan damai meskipun sudah membawa serta pulang buku saya ke rumahnya. Apalagi ditambah dengan kasus-kasus teman saya yang lupa mengembalikan buku pinjaman, saya jadi agak parno untuk meminjamkan kembali buku saya.

Setiap kali membeli buku, saya memilih menikmatinya sendiri. Meskipun sering kali mendapatkan cemoohan, ‘sombong, ya. Bukunya nggak boleh dipinjam.’ Saya bersikap layaknya saran brillian dari Mark Mansion, bodo amat. (*)

BACA JUGA Culture Shock Anak Rantau di Jogja atau tulisan Siti Halwah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: anak mudalupameminjamTeman
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

mahasiswi curhat

Jeritan Hati Mahasiswi Kamseupay Macam Saya

7 Mei 2019
drama korea

Alasan-Alasan Drama Korea Lebih Menarik Daripada Sinetron Indonesia

5 Juli 2019
persahabatan

Hal-hal Sepele yang Membedakan Antara Hubungan Pertemanan dan Persahabatan

3 September 2019
Belakangan Ini Semua Media Sosial Terasa Toksik Kecuali Quora terminal mojok.co

Tidak Ada Paksaan Untuk Saling Follow di Media Sosial

21 Juni 2019
naik gunung

Jangan Naik Gunung, Bahaya!

17 Juli 2019
ping

Balada Pengguna WhatsApp: Jika Penting dan Genting Itu Telepon, Bukan PING!

22 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.