Kalau kesabaran kalian setipis tisu, jangan lewat Perempatan ITC Fatmawati Jaksel.
Beberapa hari lalu Jakarta diguyur hujan seharian. Bahkan, selama dua hari, langit Jakarta selalu murung dan menangis. Seperti keadaan jalanan Jakarta yang sudah-sudah, selepas hujan pasti menyisakan macet, dan genangan alias banjir.
Beberapa hari lalu juga, saya berkendara melewati Jalan RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Di sana, bukan hanya kemacetan dan genangan yang tersisa setelah hujan. Ternyata, hujan juga menyisakan kenangan buat saya. Ya, kenangan. Saya terkenang dengan perempatan ITC Fatmawati sebelum adanya moda transportasi umum MRT.
Kira-kira sebelum 2015, perempatan ITC Fatmawati adalah perempatan yang masih lebar dan nggak banjir. Kemacetan selepas pulang jam pulang ngantor pun nggak terlalu parah, nggak membuat stres. Jalan. RS Fatmawati pun belum diberlakukan aturan ganjil-genap. Masih leluasa untuk melewati jalan tersebut saat berangkat dan pulang kerja.
Oh ya, bagi yang belum tahu, perempatan ITC Fatmawati adalah sebuah perempatan di Jakarta Selatan yang mempertemukan Jalan RS Fatmawati, Jalan H. Nawi, dan Jalan ITC Fatmawati. Nah, setelah 2019, keadaan perempatan ITC Fatmawati berubah drastis. Bulan Maret tahun 2019, MRT Jakarta diresmikan beroperasi.
Akan tetapi, jauh sebelum MRT Jakarta diresmikan, kondisi jalan sekitar perempatan ITC Fatmawati sudah mulai tergerogoti oleh pembangunan tiang-tiang pancang lintasan MRT. Potret jalan yang tadinya lebar pun berubah mengecil, separator pembatas di tengah jalan pun melebar menyisakan lahan untuk tiang beton penyangga rel MRT.
Kondisi itu diperparah dengan adanya pelebaran trotoar, makin singset deh tuh jalan. Namun, ya kembali lagi, namanya juga perubahan, selalu saja perlu adaptasi dengan segala kondisi. Termasuk kondisi banjir di perempatan ITC Fatmawati jika turun hujan.
Kontur jalan perempatan ITC Fatmawati Jaksel jadi cekung, menimbulkan genangan air
Hadirnya MRT Jakarta memang sangat membantu mobilitas warga yang menuju dan dari Jakarta, hal itu juga sekaligus menjadi solusi mengurai kemacetan jalanan di Jakarta Selatan. Namun, dalam perjalanannya, kehadiran MRT Jakarta juga menyisakan hal-hal yang nggak menyenangkan. Dampak yang paling terasa adalah banjir yang terjadi di perempatan ITC Fatmawati saat dan setelah hujan. Kontur jalannya makin terlihat cekung. Hal itu tentu jadi titik yang bikin air hanya tertampung di situ saja. Entah disebabkan karena adanya bangunan yang terkait MRT atau nggak, tapi sekarang genangannya makin terasa dan terlihat.
Oh ya, di perempatan ITC Fatmawati itu juga terdapat lampu merah. Saya pernah merasakan betapa kacaunya kemacetan di kawasan tersebut, tepatnya di Jalan RS Fatmawati. Kebetulan saat itu memang jam orang pulang ngantor, sudah begitu ditambah hujan yang turun dari siang. Bisa dibayangkan macetnya, kan. Kemacetan mengular panjang.
Selidik punya selidik, sumber macetnya adalah banjir di perempatan ITC Fatmawati Jaksel. Nggak ada yang berani menerobos, para pengendara banyak yang cari aman dengan menunggu surut. Beruntungnya (selalu saja masih untung walau banjir) genangannya cepat surut, gorong-gorong di sepanjang jalan itu masih berfungsi dengan baik. Coba kalau mampet, mampus nggak tuh pulang jalan kaki.
Pertigaan Stasiun MRT Haji Nawi memperparah kemacetan
Nggak jauh dari perempatan ITC Fatmawati memang ada Stasiun MRT Haji Nawi. Di bawah bangunan MRT Haji Nawi, ada pertigaan yang mengarah ke Antasari. Jarak perempatan ITC Fatmawati hingga pertigaan MRT Haji Nawi kurang lebih sekitar 100 meter. Alhasil, kemacetan yang ada di sekitar perempatan ITC Fatmawati saling berimbas terhadap keduanya. Banyak kendaraan yang main serobot keluar masuk pertigaan, dan masih harus antre di lampu merah perempatan ITC Fatmawati.
Saya sarankan sih cari jalan lain jika turun hujan saat pulang kantor, sudah pasti macet. Jika dari arah Sudirman, bisa lewat Antasari kalau ingin menuju Fatmawati. Bisa juga melalui Radio Dalam jika ingin ke Lebak Bulus. Untuk kalian yang berkantor di Jakarta dan nggak terlalu tinggi mobilitasnya, saya sarankan naik MRT saja. Paling aman dan nyaman tentunya.
Itulah kondisi perempatan ITC Fatmawati Jaksel masa kini, semakin bobrok karena hanya menyisakan macet dan genangan ketika turun hujan. Jika jamaah Mojokiyah ada yang pernah lewat daerah tersebut, coba ceritakan hal apa lagi yang berubah sebelum dan sesudah adanya MRT Jakarta?
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Flyover Kiaracondong, Jembatan Layang Paling Jahanam di Kota Bandung. Hati-hati kalau Lewat Sini!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.