“Itu alat yang kayak donat di radiologi, MRI ya, namanya?”
Itu adalah pertanyaan seorang teman pada saya suatu hari. Sebab, tak mau lelah menjelaskan saya jawab iya saja. Tapi, tak semua alat medis yang seperti donat itu, MRI. Bisa juga alat yang dimaksud adalah CT scan.
Lho, mana yang bener?
Kedua alat ini bisa ditemui di instalasi radiologi beberapa rumah sakit. Bentuknya sama seperti donat, bundar dan bolong di tengah. Keduanya pun berfungsi sebagai alat penunjang diagnosa dokter terhadap kelainan pada pasien.
Namun, kedua alat itu memiliki perbedaan mendasar. Apa saja? Sini saya jelaskan berdasarkan tiga klasifikasinya.
Daftar Isi
Sumber radiasi MRI dan CT scan
Untuk mencitrakan organ tubuh sehingga dapat dianalisis, pesawat radiodiagnostik memerlukan radiasi yang menembus objek untuk kemudian ditangkap oleh sistem komputasi. Konsep singkatnya demikian.
Nah, pada MRI, radiasi yang digunakan ialah magnet. Konsep dasarnya, gelombang magnet yang sangat kuat dan berada di dalam “donat” akan memengaruhi inti-inti atom hidrogen (H) pada tubuh dalam kondisi tertentu. Penjelasannya itu aja ya, kalau dijelaskan lengkap butuh dua pertemuan kuliah je.
Singkatnya, inti atom hidrogen pada kondisi tersebut dapat dijadikan sinyal yang dapat dibaca oleh MRI. Nah, sinyal yang sudah ditangkap ini akan diolah sedemikian rupa oleh sistem komputer sehingga mendapatkan citra organ yang sedang diperiksa.
Berbeda dengan MRI, CT scan bisa dibilang pemutakhiran alat rontgen konvensional. Sebab, konsep kerjanya hampir sama, yaitu memanfaatkan sinar-x untuk menembus objek dan kemudian ditangkap oleh reseptor (kamera).
Namun, CT scan dengan cara kerja memotret dengan banyak “kamera” yang mengelilingi objek di dalam “donat”, data yang dihasilkan pun demikian banyak. Apalagi dengan sistem komputasi pada gambar atau data mentahnya, alat ini mampu mengolahnya sehingga mendapatkan gambar dari angle-angle yang radiografer butuhkan.
Tujuan atau jenis pemeriksaan
Dari segi tujuan pemeriksaan antara dua alat ini pun punya perbedaan. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh jenis pemeriksaannya.
MRI dengan sistem kerjanya, lebih sering digunakan untuk pemeriksaan pada bagian otak dan syaraf di tulang belakang. Selain itu, MRI juga sering digunakan untuk melihat suatu organ secara lebih detail. Maka, jika dokter membutuhkan gambaran tertentu dari suatu organ, biasanya akan merekomendasikan pasien untuk melakukan pemeriksaan MRI.
Sementara CT scan, lebih sering dilakukan untuk pemeriksaan pada kepala secara umum jika terjadi trauma ataupun pendarahan. Selain itu juga sering untuk melakukan pemeriksaan pada rongga dada dan perut di tahap yang lebih lanjut. Dan, karena waktu pemeriksaan CT scan lebih singkat, CT scan lebih diutamakan pada pasien-pasien gawat darurat.
Risiko dan/atau efek yang ditimbulkan
Sebenarnya risiko pada pasien jika mendapat pemeriksaan MRI dan CT scan, sungguh minim. Apalagi jika dibandingkan dengan manfaat yang didapatkan.
Memang pada penggunaan radiasi pengion, seperti sinar X, dapat menyebabkan mutasi pada gen. Namun, karena dosis radiasinya yang tidak begitu besar, sel-sel di dalam tubuh dapat meregenerasinya sehingga tidak akan begitu terpengaruh.
Kecuali, pada bayi dan ibu hamil. Hal ini menjadi perhatian khusus karena bayi maupun janin pada ibu hamil memiliki sel-sel yang masih “rentan”. Maka, biasanya lebih baik ditunda atau jika terpaksa, tetap dilakukan pemeriksaan dengan proteksi radiasi. Seperti memakai apron timbal agar sinar X hanya mengenai organ yang akan diperiksa.
Sementara, pada pemeriksaan MRI malah hampir tidak ada risiko. Sebab, yang digunakan adalah radiasi magnet (non-pengion), yang tidak dapat memengaruhi sel tubuh.
Begitulah efek radiasinya pada tubuh. Relatif aman, mengingat manfaatnya yang jauh lebih besar dari risikonya. Lalu, bagaimana efeknya pada dompet?
Oleh sebab MRI digunakan untuk pemeriksaan yang lebih detail, maka harganya pun lebih mahal daripada CT scan. Namun, biasanya antrean pasien MRI bisa mingguan bahkan bulanan. Sebab satu pemeriksaan menghabiskan waktu dalam hitungan jam. Sementara CT scan tidak ada antrean semacam itu. Waktu pemeriksaannya pun jauh lebih singkat.
Jadi, begitulah perbedaan antara MRI dan CT scan. Memang bentuk mereka sama donatnya, tapi mereka “lahir” dari radiasi yang sama sekali berbeda.
Penulis: Fadlir Nyarmi Rahman
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Orang-orang Harus Tahu Pemeriksaan USG Bukan Cuma untuk Ibu Hamil