Fasilitas di kabin pesawat
Batik Air dan Citilink sebenarnya sama-sama memiliki pesawat A320neo dan A320-200 yang sering digunakan untuk rute pendek. Jadi, sebenarnya kalau mau dibandingkan ya agak susah. Ha wong pesawat yang digunakan sama, lho. Palingan kita hanya bisa membandingkannya dari segi kenyamanan kursi, fasilitas, dan kebersihannya saja.
Pertama, kita mulai dari kursinya terlebih dahulu. Kursi Citilink menurut saya tipis dan agak melengkung. Sementara Batik Air kursinya juga tipis—kurang lebih sama dengan Citilink—tapi bentuk kursinya agak lurus dan nggak terlalu melengkung. Bagi penumpang yang kurus, kursi kedua maskapai tersebut nggak akan terasa perbedaannya saat diduduki. Namun bagi penumpang yang badannya berisi, duduk di kursi Citilink membuat posisi tubuh kita mirip udang. Nggak enak, cuy!
Kursi Citilink juga nampak biasa saja, hanya ada tombul recline untuk mengatur posisi kursi, dan di bagian atasnya diberi penutup berwarna hijau. Sementara Batik Air melengkapi bagian belakang kursinya dengan layar entertainment atau TV kecil. Untuk jarak antarkursi, saya rasa Batik Air sedikit lebih lega dibandingkan Citilink.
Kedua, fasilitas inflight entertainment-nya. Citilink sebenarnya memiliki fasilitas GoPlay yang bisa kita akses di HP selama penerbangan. Sayangnya layanan tersebut berbayar. Sementara Batik Air berbeda. Lantaran di setiap kursi penumpang tersedia layar entertaiment, kita bisa memutar film, main game hingga mendengarkan musik dan ada beragam fasilitas entertainment menarik lain yang bisa diakses melalui aplikasi Tripper. Lumayan banget untuk hiburan di dalam pesawat.
Ketiga, kebersihan dan interior di dalam kabin. Menurut saya, kedua maskapai ini sama bersih. Saya nggak punya masalah dengan kebersihannya. Tapi kalau boleh jujur, interior kabin Citilink yang hijau itu mengingatkan saya pada warna tembok kos-kosan semasa kuliah yang kusam dan menyedihkan. Sementara untuk fasilitas lain seperti kabin, lavatory, hingga buku panduan keselamatan dan buku doa-doa hampir sama antara Citilink dan Batik Air, beda warnanya saja.
Pelayanan dan awak kabin
Meskipun di luar sana ada customer yang memilih maskapai berdasarkan cantik dan gantengnya awak kabin, saya justru nggak pernah memperhatikan hal itu. Bodo amat dengan wajah awak kabin, yang penting keramahan mereka.
Menurut saya, sekali lagi ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, ya, awak kabin Batik Air lebih ramah dan helpful. Pramugari Batik Air itu cekatan dan sat-set. Meskipun mereka sibuk, aura ramahnya tetap terpancar, lho. Mungkin karena Batik Air maskapai full service ya, jadi pelayanannya memang dibuat seramah mungkin.
Sementara untuk awak kabin Citilink, meskipun pelayanannya nggak buruk, kadang kurang cekatan. Saya pernah kerepotan menaruh tas ransel di kabin, tapi nggak langsung dibantuin sama awak kabinnya. Lantaran kejadian seperti ini nggak sering, saya sih positive thinking saja, mungkin pramugarinya kebetulan nggak melihat saya. Semoga ke depannya mereka bisa lebih responsif, ya.
Eh, tapi saya ngomong gini bukan berarti awak kabin Citilink jahat. Keramahan dan senyumannya aja yang kurang. Mereka kadang terlalu serius sampai lupa tersenyum. Padahal sebagai penumpang, mata saya biasanya langsung berbinar-binar lho tiap diberi senyuman manis. Untung Citilink masih punya pantun yang lumayan sering bikin saya ketawa.
Ketepatan waktu
Saya sering mendengar guyonan yang beredar di masyarakat kalau nama belakang Lion Group itu delay. Pokoknya jangan naik Lion kalau nggak mau delay. Sejujurnya, selama menggunakan Batik Air, saya hampir nggak pernah mengalami delay. Ada sih keterlambatan, misalnya 10 menit, tapi angka tersebut masih saya anggap wajar.
Sementara di penerbangan Citilink, saya juga nggak pernah punya pengalaman delay dalam durasi panjang. Justru saya sering ditinggal. Iya, ditinggal, Rek! Kejam banget memang Citilink kalau soal keterlambatan. Saya telat check in 3 menit saja langsung no show (ditutup) dan harus membeli tiket lagi. Memang saya yang salah sih karena terlambat, tapi sebagai penumpang, saya berharapnya kalau belum 5 menit kan masih bisa diberi ampun. Hehehe.
Kesimpulannya, secara keseluruhan Batik Air masih yang terbaik, sih, terutama untuk rute jarak pendek. Dengan harga yang selisih sedikit—kadang malah sama—kita bisa mendapatkan fasilitas di dalam kabin yang lebih menarik dengan pelayanan lebih ramah (helpful) bersama Batik Air.
Ini kalau menurut saya, sih. Kalau menurut kalian gimana, Gaes? Kalian tim Batik Air atau Citilink?
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi