Layaknya kampung di pedesaan yang guyub rukun, kurang lebih begitulah suasana Kampung Durian Runtuh dalam serial Malaysia “Upin dan Ipin”. Sebagai penonton setia, saya disajikan cerita yang mengedepankan kebersamaan dan kehangatan karakter-karakternya. Padahal setiap karakter di serial “Upin dan Ipin” punya latar belakang yang beragam.
Tidak hanya nuansa guyub rukun saja, Kampung Durian Runtuh terkenal masih asri dengan pepohonan di sana-sini. Rumah-rumah punya halaman yang luas, tidak saling berdempetan. Kampung yang jauh dari hiruk-pikuk kota, bahkan sepertinya, jaringan internet masih jadi barang asing di Durian Runtuh. Pokoknya, kampung ini tipikal desa tujuan KKN banget lah. Itu mengapa saya pernah menuliskan Membayangkan Rasanya Jadi Mahasiswa KKN di Kampung Durian Runtuh “Upin dan Ipin” di Terminal Mojok.
Standar hidup warga Kampung Durian Runtuh yang berbeda dengan orang-orang kota yang menjadikan warga terlihat santai dalam menjalani hidup. Mereka tampak bahagia-bahagia saja dengan kehidupannya yang sederhana di desa. Nah, keadaan yang serba berbeda dengan kehidupan kota membuat saya penasaran, bagaimana warga Kampung Durian Runtuh merayakan momentum-momentum penting ya? Tahun baru yang belum lama ini dirayakan misalnya. Apakah mereka menggelar Korean Barbeque yang sedang ngetrend sekarang ini? Apakah mereka menyalakan kembang api saat pergantian tahun?
Menurut saya, warga Kampung Durian Runtuh tipe yang bersemangat menyambut tahun baru. Mereka akan menggelar agenda-agenda yang mengedepankan guyub dan rukun kampung. Berdasar analisis kecil-kecilan saya sebagai penonton setia “Upin dan Ipin” ada beberapa kegiatan yang mungkin dilakukan di tahun baru:
Daftar Isi
Fun fair Kampung Durian Runtuh
Salah satu episode “Upin dan Ipin” menceritakan, kampung tetangga sempat menggelar fun fair. Bocah kembar Upin dan Ipin yang menyukai keramaian itu ingin berkunjung ke fun fair tersebut bersama Kak Ros dan Opah. Namun, berhubung Kak Ros sakit, rencana itu bubar bergitu saja. Untuk saja fun fair kemudian digelar di Kampung Durian Runtuh. Mereka tidak perlu jauh-jauh ke kampung sebelah untuk menikmati hiburan murah meriah itu.
Saya rasa, menjelang tahun baru, fun fair mungkin saja diadakan lagi. Warga tidak punya hiburan selain fun fair. Sebagai pengingat, di sana tidak ada mal, tempat wisata, atau kafe estetik. Hiburan paling asik bersama teman, keluarga, dan pacar ya pergi ke fun fair. Mereka bisa menaiki berbagai wahana sambil mencicipi jajanan kaki lima yang lezat dengan harga yang terjangkau. Selain membuat warga senang, fun fair juga bisa menggerakan perekonomian warga setempat. Uncle Muthu bisa buka stand makanan atau Mail bisa menjajakan ayam gorengnya.
Nonton film bersama di lapangan
Sudah saya singgung sebelumnya ya, Kampung Durian Runtuh itu nggak punya tempat hiburan, termasuk bioskop. Itu mengapa acara menonton bersama di halaman rumah Tok Dalang amat dinanti-nanti warga. Mungkin gambarannya seperti drive-in theatre ya. Bedanya, warga kampung datang menggunakan sepeda dan motor kapcai, bukan mobil-mobil seperti drive-in theatre pada umumnya.
Acara menonton bersama semacam ini bisa dinikmati oleh berbagai macam usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Itu mengapa film yang diputar harus ramah segala usia. Kemungkinannya sih, mereka akan menonton film-film keluarga yang mulai jarang diputar di TV atau malah bernostalgia dengan menayangkan film-film P. Ramlee. Itu lho, aktor Malaysia yang sangat terkenal pada 1950-an.
Baca halaman selanjutnya: Karaoke di kedai …
Karaoke di kedai Uncle Muthu
Di Kampung Durian Runtuh mungkin tidak ada kafe estetik, tapi di sana ada kedainya Uncle Muthu. Kedai ini menjadi tempat nongkrong paling favorit warga setempat. Tidak hanya sebagai tempat nongkrong, selama saya mengikuti serial “Upin dan Ipin”, kedai ini menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara.
Di salah satu episode “Upin dan Ipin”, lomba karaoke sempat diselenggarakan di kedai Uncle Muthu. Tentu saja perlombaan ini disambut baik oleh warga setempat. Apalagi pemenangnya bisa makan gratis di kedai selama satu bulan penuh. Di lain kesempatan, kedai Uncle Muthu pernah menjadi tempat nobar Piala Dunia 2010.
Nah, tidak menutup kemungkinan pada perayaan tahun baru kali digelar di kedainya Uncle Muthu. Bisa karaoke, bisa menonton bersama, atau sekadar bakar-bakar jagung sambil ngobrol dan nyanyi-nyanyi. Tentu saja Abang Iz yang jago main gitar akan menjadi pengiring.
Maraton Kampung Durian Runtuh
Kampung Durian Runtuh pernah mengadakan agenda lari marathon. Acaranya sangat seru dan warga kampung antusias berpartisipasi. Menurut saya, marathon bisa menjadi agenda warga menyambut tahun baru. Aneh? Menurut saya nggak juga ah. Maraton bisa digelar di pagi harinya alias tanggal 1 Januari. Penyelenggaraan marathon bisa menjadi simbol menyambut tahun baru dengan lebih sehat dan rajin berolahraga.
Nah, di atas 4 agenda tahun baru yang mungkin digelar di Kampung Durian Runtuh. Saya jamin kegiatan-kegiatan itu akan meriah dan bisa mempererat persaudaraan antar warga. Semoga nuansa guyub rukun Kampung Durian Runtuh, walau hanya kampung imajinatif, bisa dicontoh oleh kampung-kampung lain di dunia nyata ya. Apalagi 2024 ini bakal tahun yang panas dan rawan perselisihan karena ada pemilihan umum besar-besaran.
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Membayangkan Tingkah Laku Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra kalau Punya Grup WhatsApp
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.