Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Penyerbuan Penjara Bastille, Awal Mula Revolusi Prancis

Fathurahman Saleh oleh Fathurahman Saleh
2 Juni 2021
A A
revolusi prancis penjara bastille istana versailles louis XVI marie antoinette mojok

revolusi prancis penjara bastille istana versailles louis XVI marie antoinette mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Narasi tentang Revolusi Prancis sering banget dimulai dengan penyerangan Penjara Bastille saat itu, sebagai simbol ketidakpuasan rakyat Prancis terhadap pemerintahan Raja Louis XVI. Tujuan utama penyerangan Penjara Bastille sendiri karena rakyat menilai penjara ini merupakan simbol kediktatoran Raja Louis XVI. Awalnya, penyerangan ke Penjara Bastille sebenarnya untuk membebaskan beberapa rakyat di dalam penjara tersebut yang hanya diisi sekitar tujuh orang saja. Mereka dianggap hanya melakukan kejahatan kecil dan dampaknya tidak terlalu berpengaruh kepada masyarakat. Tujuan lainnya yakni mengambil alih persenjataan yang ada di penjara Bastille. Mau tau nggak gimana awal kejadiannya? Yuk kita bahas.

Penyerbuan rakyat ke penjara Bastille sendiri bukan tanpa alasan, melainkan ada sebab-sebab utama sebelum aksi ini terlaksana pada 14 Juli 1789. Pada 11 Juli 1789, sebagai sikap penanganan terhadap krisis ekonomi dan defisit kas negara yang disebabkan oleh beberapa faktor yang telah saya sebutkan di awal, Raja Louis memerintahkan untuk melakukan beberapa kali sidang yang dihadiri oleh Etats Generaux atau Majelis Rakyat Kerajaan.

Sidang beberapa kali, menemui jalan buntu yang diakhiri oleh perdebatan antar fraksi. Dengan ini akhirnya fraksi rakyat berinisiatif untuk mengadakan majelis rakyat guna membicarakan ihwal pemerintahan.

Yang membuat rakyat terpicu untuk menyerang penjara Bastille adalah kabar bahwa pada tanggal 11 Juli 1789, terjadi pemecatan Jacques Necker sebagai Menteri Keuangan Prancis oleh Raja Louis XVI. Jacques Necker dianggap terlalu mementingkan rakyat dan terlalu membela rakyat. Hal ini diperparah orasi-orasi tentang kabar pemecatan Necker yang digoreng oleh Camille Desmoulins pada esok harinya, 12 Juli 1789.

Pada tanggal 14 Juli rakyat membuat kerumunan untuk setuju menyerang penjara Bastille dengan melengkapi diri mereka dengan berbagai macam persenjataan yang ada. Hal ini menurut saya sesuai dengan Teori Le Bon tentang kerumunan, bahwa kerumunan berarti sejumlah individu yang berkumpul bersama. Namun, dari segi psikologis istilah kerumunan mempunyai makna sekumpulan orang yang mempunyai ciri baru yang berbeda yaitu berhaluan sama dan kesadaran perseorangan lenyap dan terbentuknya satu makhluk tunggal kerumunan terorganisasi (organized crowd) atau kerumunan psikologis (psychological crowd). Le Bon mengisahkan bahwa semasa kerumunan rakyat menyerbu penjara Bastille, kerumunan berhasil membujuk seorang tukang daging yang kebetulan berada di tempat itu karena rasa ingin tahu saja untuk menyembelih Gubernur penjara Bastille.

Sebelum menyerbu penjara Bastille, rakyat menyerbu Hotel des Invalides untuk mengambil amunisi dan persenjataan seadanya di sana, guna melawan penjaga penjara Bastille, yang kata orang penjara tersebut adalah penjara teraman dengan bangunan yang kokoh dan penjagaan yang ketat.

Sesampainya di penjara Bastille, rakyat dihadang oleh Bernard Rene Jourdan. Menurut Tyson Tirta dalam artikelnya, Sejarawan Christopher Hibbert dalam The Days of the French Revolution (1980) menggambarkan optimisme Bernard René Jordan. Dalam instruksi singkatnya kepada Louis de Flue, yang bertugas menahan serbuan rakyat, ia memerintahkan untuk mengancam rakyat dengan 10 pon mesiu yang siap ditembakkan dengan meriam. Dalam kondisi ketegangan itu, seorang deputi menyuruh Jourdan untuk mengambil jalan tengah agar tidak terjadi pertumpahan darah. Alih-alih menerima tawaran tersebut, Jourdan berdalih agar menunggu keputusan Raja Louis XVI, sedangkan saat itu Istana Versailles kosong karena Raja Louis XVI sedang berburu.

Setelah lama menunggu keputusan raja dari Istana Versailles yang tidak kunjung menemukan kejelasan, akhirnya perwakilan rakyat yaitu Delavigne dan Abbé Fauchet, menawarkan kesepakatan bahwa Jordan harus menyerahkan senjata yang ada di Penjara Bastille dan tawaran ini pun ditolak mentah mentah. Akhirnya bentrok terjadi antara rakyat dengan penjaga penjara Bastille. Mills Whitman menggambarkan penyerangan ini dalam A Biographical History of the French Revolution (1933). Kala itu, massa memaksa bergerak dari area luar penjara menuju ke dalam dengan rusuh. Tak diketahui apakah meriam telah ditembakkan. Tapi, ketika massa sudah di dalam, terjadi tembak-menembak antara penjaga dengan penyerbu. Segala upaya pun dikerahkan untuk meredam situasi yang terlanjur kacau.

Baca Juga:

Kritik dalam Negara Demokrasi: Benarkah Presiden Adalah Lambang Negara?

Pecut Semangat Belajar Saya Bukan karena Punya Pacar, tapi Dimusuhin Teman

Setelah perang sengit antara Jordan dan penjaganya melawan rakyat Prancis, Jordan mengibarkan bendera putih sebagai tanda kekalahan. Namun, Jordan dibunuh sebelum dia ingin dibawa ke alun-alun kota, dan kepala Jourdan diarak keliling kota. Setelah kejadian ini, pada bulan Agustus, Revolusi Prancis itu berlanjut dengan penghapusan hak-hak feodal dan pengesahan Deklarasi Hak-Hak Manusia dan Warganegara yang lebih dikenal dengan nama Declaration des droits de l’homme et du citoyen. Sedangkan setelah deklarasi ini dinyatakan, Louis dan sang istri mencoba untuk kabur ke Austria dengan bantuan seorang adipati beranama Fersen.

Rencana Marie untuk menggagalkan Revolusi Prancis dengan cara membocorkan rahasia militer Prancis ke Austria lewat Fersen, memang sudah tercium oleh rakyat Prancis. Saat hendak kabur ke Austria, Louis dan Marie ditangkap oleh rakyat di perbatasan Prancis, lalu Louis dan Marie, dipaksa berjalan keliling kota Paris. Setelah berubahnya Prancis dari bentuk monarki absolut ke monarki konstitusional, di mana kewenangan dan kekuasaan raja dan para bangsawan dibatasi oleh hukum, Louis menolak hukum tersebut.

Pada Oktober 1793, Marie Antoinette mengukur leher di guillotine, menyusul sang suami yang telah dipenggal sepuluh bulan sebelumnya. Nasib suami istri itu ditentukan oleh pemungutan suara yang diinisiasi Maximillien Robespierre, seorang pemimpin Revolusi Prancis yang waktu masih duduk di bangku SMA pernah membacakan pidato menyambut kedatangan Tuan dan Nyonya Louis XVI di sekolahnya.

“Pelacur itu tetap tegar dan congkak sampai akhir”, tulis jurnalis Jacques Hébert pada suatu siang menyaksikan Marie Antoinette digiring menuju pisau guillotine yang dipancangkan di alun-alun Place de la Révolution.

BACA JUGA Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Mengunjungi Prancis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Desember 2021 oleh

Tags: istana versailleslouis XVImarie antoinettependidikan terminalpenjara bastillerevolusi prancis
Fathurahman Saleh

Fathurahman Saleh

Mahasiswa Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Aktif sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta.

ArtikelTerkait

rekomendasi warkop untuk warga kediri fast bar skripsian di coffee shop home brewer kopi cafe kafe coffee shop mojok

Artikel Balasan: Saya Skripsian di Coffee Shop karena Ingin Lulus, Bukan Gaya-gayaan

3 Juni 2021
Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan terminal mojok

Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan

29 Juli 2021
Kata Siapa Jadi Contact Person CP Sebuah Acara Itu Enak, Justru Stok Sabarnya Harus Ekstra terminal mojok

Kata Siapa Jadi Contact Person (CP) Sebuah Acara Itu Enak? Justru Stok Sabarnya Harus Ekstra!

17 Juli 2021
5 Sisi Negatif Mengikuti Banyak Organisasi Kampus terminal mojok

5 Sisi Negatif Mengikuti Banyak Organisasi Kampus

30 Juni 2021
Kata Siapa Ikutan Organisasi Kampus Banyak Negatifnya_ Nggak Juga ah, Sotoy! terminal mojok

Ikutan Banyak Organisasi Kampus Itu Negatif? Sotoy, ah!

4 Juli 2021
Negara Panem The Hunger Games Adalah Contoh Baik bagi Sistem Pendidikan Indonesia terminal mojok

Sistem Pendidikan Negara Panem ‘The Hunger Games’ Adalah Contoh Baik bagi Indonesia

5 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.