Lagu “Hey Look Ma, I Made It!” milik band Panic! At The Disco beberapa waktu lalu dinobatkan menjadi lagu rock terbaik di ajang penghargaan musik Billboard 2020. Haaa… nggak salah? Sebentar, saya koprol dulu bolak-balik!
Coba kita dengerin aja lagunya bareng-bareng ya.
Saat mendengar kalimat “musik rock” saya yakin yang ada di kepala kalian rata-rata sama dengan saya. Raungan gitar yang penuh distorsi, teriakan keras nan melengking, sampai penampilan yang didominasi warna hitam, dan umumnya anti-metroseksual. Tapi, setelah mendengar lagu itu, apa yang terbayang? Sepertinya lagu tersebut lebih cocok buat joget “ajeb-ajeb” di diskotik ketimbang moshing dan headbang ala anak metal.
Kok bisa ya musik di lagu itu dikategorikan sebagai musik rock? Apa sekelas Billboard nggak bisa bedain antara musik rock dan musik dugem?
Tiga puluh tahun menggemari aliran musik rock/metal, saya perhatikan semakin lama pengelompokan musik rock semakin campur aduk. Saya mengenal aliran musik ini dari band-band hard rock semacam Guns N’Roses, Skid Row, White Snake dan lainnya di sekolah menengah. Berlanjut ke yang lebih keras seperti Metallica, Anthrax, Suicidal Tendencies, dan akhirnya mengenal Sepultura sampai band speed metal Dragonforce.
Perkembangan musik “old school” ini kemudian agak tersisih pada era rock alternatif seperti Collective Soul, The Smashing Pumpkins, atau Foo Fighters yang sempat digemari pada era ’90-an. Bahkan ketika band My Chemical Romance atau Dashboard Confessional menggebrak zaman milenial dengan aliran “emo”, saya bisa menerima.
Pengelompokan lagu “Hey Look Ma, I Made It!” ke dalam genre rock ini mengingatkan saya pada fenomena band Maroon 5. Saya mulai terusik ketika Maroon 5 dikategorikan sebagai band rock. Okelah, album perdananya yang “meledak” itu belum terlalu “dance floor”seperti lagu-lagunya sekarang. Apalagi lagu “Harder To Breathe” diletakkan di urutan awal. Suara gitarnya bisa juga mengindikasikan aliran rock di sini. Tapi, mungkin karena lagu “This Love” yang nggak ada nuansa rock-nya blas itu ngetop banget, grup ini pun membelokkan aliran musiknya di album kedua dan seterusnya, dengan warna musik yang sama dengan lagu tersebut.
Tapi, status “grup rock” kadung disematkan ke grup ini. Jadilah publik menyebut Maroon 5 sebagai band rock sampai sekarang, walaupun mayoritas lagunya ngajak “Moves Like Jagger”. Apalagi penampilan Adam Levine yang penuh tato itu benar-benar bisa jadi branding yang kuat untuk mengekspresikan “gue rocker!”
Menurut saya, fenomena ini yang juga terjadi dengan Panic! At The Disco. Di kuping saya, tiga album pertamanya terdengar beraliran “emo”. Namun, di album Too Weird To Live, Too Rare To Die!, terlihat sekali mereka “banting setir” dari rocker menjadi adis alias anak disko. Warna musik itu pun berlanjut sampai album terakhir “Pray For The Wicked” yang menelurkan hits “Hey Look Ma, I Made It!” itu.
Seperti halnya Maroon 5, nggak heran stempel “band rock” nggak akan bisa lepas di jidat personel Panic! At The Disco, yang akhirnya membuat lagu-lagu mereka dimasukan dalam kategori Billboard’s hot rock songs. Buat saya yang didikan Axl Rose dan James Hetfield, jelas kenyataan ini bikin saya lari keliling lapangan bola!
Buat perbandingan nih, apakah kalian masih inget lagu “Nothing Else Matters” milik band Metallica di tahun 1992? Saya ingetin lagi deh yaaa…
Mungkin kalian nggak menyangka kalau Metallica bakal menciptakan lagu slow seperti ini. Kebetulan, lagu ini ngetop pula di jamannya. Apakah itu berarti musik mereka jadi “lembek” karena perubahan warna musik di lagu tersebut? Buat saya jawabannya tidak, karena mereka konsisten dengan aliran musik trash metalnya, sampai saat ini. Satu lagu yang punya tampilan beda nggak bisa dijadikan patokan bahwa band tersebut punya aliran tertentu. Dan tentu saja, pakai distorsi belum tentu alirannya cadas. Jarang loh ada band yang nggak pakai distorsi sama sekali, kecuali band akustik.
Lagu “Nothing Else Matters” pun tetap berhak menyandang gelar lagu rock, dan publik pun mengakuinya sampai sekarang. Tapi, lagu “Hey Look Ma, I Made It!”? Ayolaaah… bakal diketawain Eddie Van Halen di alam baka!
BACA JUGA Pekerjaan yang Bukan Tanggung Jawabmu Sebaiknya Ditolak biar Nggak Stres dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.