Saya penjual daging sapi. Saya tahu persis cara-cara licik yang digunakan penjual daging untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Praktik nggak terpuji ini kerap dilakukan oleh beberapa oknum penjual daging di tempat saya berjualan. Walau mengetahui cara-caranya, saya nggak melakukannya, takut bisnis saya nggak berkah.
Di bawah ini saya akan membocorkan kecurangan penjual daging sapi nakal. Kalian yang kerap membeli daging sapi di pasar harus membacanya agar tetap waspada dan nggak merugi.
Daftar Isi
#1 Penjual daging sapi bisa “menyulap” daging
Kalau kalian mampir ke pasar di mana saya berjualan, para penjual daging sapi akan berkelakar, “Si anu tu profesinya bukan hanya penjual daging, melainkan pesulap daging.” Kalian pasti bertanya-tanya maksud di balik menyulap daging. Apakah benar si anu bisa benar-benar bisa mengubah daging sapi merah jadi bentuk lain?
Begini saya terangkan, menyulap atau sulap yang antar pedagang maksud di sini artinya tangan yang bergerak begitu cepat. Saking cepatnya, tangan-tangan oknum ini bisa memanipulasi mata manusia. Nah, dengan kecepatan tangan tersebut, penjual daging melakukan berbagai hal nggak terpuji demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Siapa yang dirugikan? Tentu saja para pembeli yang polos.
Saya beri sedikit contoh, pesulap daging biasanya datang lebih cepat dari yang lain. Tujuannya tentu saja untuk memanipulasi daging-daging murah yang dia beli menjadi daging AS. Asal tahu saja, daging AS adalah sebutan untuk daging dengan kualitas paling bagus, biasanya daging bagian paha belakang, tenderloin, sirloin. Dengan begitu, daging-daging murah tadi bisa dijual dengan harga mahal. Misalnya, daging sop yang modalnya cuma Rp70.000 itu bisa terjual dengan harga Rp125.000.
Di tangan pesulap daging, daging sop yang banyak gajihnya ditata rapi di atas meja. Setelah tersusun, di atas daging sop tadi ditumpuk lagi beberapa daging sop tebal berwarna merah. Alhasil, yang terlihat di mata pembeli hanyalah daging tebal berwarna merah. Padahal pas nanti ditimbang, daging tebal yang hanya ada di lapisan atas itu tidak diikutkan. Daging yang masuk timbangan yang ada di bagian bawah, yang banyak gajihnya tadi.
#2 Kualitas daging tidak sama dengan yang ditawarkan
Suatu hari, teman saya pesan daging sapi hingga puluhan kilo dengan seorang penjual di pasar. Akad atau perjajiannya adalah teman saya siap membayar mahal demi mendapatkan daging AS dari penjual. Setelah dagingnya dibayar lunas, sorenya daging-daging tersebut diantar ke rumah teman saya. Ketika bungkus daging-daging itu dibuka, ternyata yang datang bukan daging sapi AS. Daging sapi yang datang kualitasnya biasa saja yang kalau dimasak jadi alot dan sulit dikunyah.
Ternyata teman saya ini tidak sendiri, banyak juga pelanggan lain yang membeli dalam jumlah banyak dan tertipu. Rata-rata dari mereka termakan omongan manis para penjual daging sapi.
Itu mengapa saya sarankan para pembeli, apalagi yang membeli dalam jumlah besar, melihat dahulu kualitas daging sapi yang akan diborong. Cara paling gampang tentu melihat langsung ke tempat penjual daging. Pastikan apakah omongan manis penjual sama dengan kualitas daging yang dijajakan.
Cara ini agak merepotkan memang. Apalagi orang yang membeli daging dalam jumlah besar biasanya sibuk mempersiapkan hajatan. Namun, lebih baik repot sedikit daripada malu tujuh turunan karena tamu undangan merasa sakit gigi gara-gara memakan daging burik.
#3 Daging kerbau dibilang daging sapi
Di mata orang awam, membedakan daging kerbau dengan daging sapi itu sulit. Apalagi jika sudah tersusun rapi di atas meja. Semuanya mirip, sama-sama merah, ada pahanya, ada AS-nya, pokoknya sama. Ketidakmampuan pembeli untuk membedakan inilah yang selalu dimanfaatkan penjual daging nakal ke pelanggan.
Kalau kalian bertanya, “Pak, apakah ini daging sapi?”, tentu saja tanpa rasa bersalah oknum penjual pasti akan menjawab bahwa apa yang ada di meja adalah daging sapi. Padahal hampir semua yang dia jual adalah kerbau yang asalnya dari antah berantah.
Saran saya, kalau kalian punya langganan penjual daging sapi yang sudah terpercaya, lebih baik beli di sana saja walau harganya agak mahal beberapa ribu. Daripada beli daging di tempat baru yang belum terpercaya keaslian dan kualitas dagingnya.
Sekadar informasi, daging kerbau sebenarnya baik dikonsumsi manusia. Namun, tekturtnya memang lebih alot. Selain itu, entah mengapa kesan membeli daging kerbau di masyarakat itu kurang baik, ada kesan buruknya gitu. Hal-hal inilah yang menjadikan harga daging kerbau jadi lebih murah di pasaran.
Di atas 3 cara licik yang kerap dilakukan oknum penjual daging nakal untuk memperoleh cuan sebanyak-banyaknya. Jumlah oknum seperti ini memang hanya beberapa saja, tapi kalian tetap perlu waspada. Kalau kalian punya kenalan penjual daging sapi, sebaiknya banyak-banyak bertanya seputar daging yang baik. Atau mungkin, kalian bisa membaca tulisan saya di Mojok berjudul 4 Tips agar Anda Nggak Ketipu Saat Beli Daging Sapi di Pasar ini dahulu sebelum membeli daging.
Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Melihat Sisi Gelap Jakarta Selatan yang Terkenal Berkelas dan Elite
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.