Pengin Dijauhkan dari Sial, Kok Harus Bilang "Amit-Amit" sambil Ketuk Meja dan Jitak Kepala? – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Pengin Dijauhkan dari Sial, Kok Harus Bilang “Amit-Amit” sambil Ketuk Meja dan Jitak Kepala?

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
18 Februari 2020
0
A A
Pengin Dijauhkan dari Sial, Kok Harus Bilang "Amit-Amit" sambil Ketuk Meja dan Jitak Kepala?
Share on FacebookShare on Twitter

Suatu ketika pada jam istirahat, saya dan beberapa teman kantor menyantap makan siang di warteg langganan sambil mengobrol, bercanda, dan tertawa. Ya, lumayan kan untuk melepas penat. Setelah cukup lama ngobrol ngalor-ngidul, akhirnya obrolan pun berubah menjadi sedikit lebih serius ketika salah satu teman bertanya sekaligus berkata kepada teman saya yang lain, “Eh, lu jadi nikah dalam waktu dekat? Hati-hati cari WO-nya. Kan sekarang lagi rame banget WO tipu-tipu. Pembayaran udah lunas, tapi nanti di gedungnya kosong, makanan aja nggak ada.”

Teman perempuan saya yang berencana menikah dalam waktu dekat tersebut secara spontan langsung berkata, “Ih, amit-amit, jangan sampe gue kayak gitu, ya ampun.”

Tidak ada yang salah dengan respons “amit-amit” tersebut. Justru yang menarik perhatian saya adalah gestur-nya ketika menyampaikan “amit-amit”. Dia melakukannya sambil mengepalkan tangan, lalu mengetuk bagian sekitaran kepala antara dahi dan kening, kemudian mengetuk kepalan tangannya ke permukaan meja.

Sudah terbayang bagaimana gesturnya?


Sebenarnya, gestur seperti itu sudah ada sejak lama dan sering saya lihat sebagai ungkapan ketidaksetujuan seseorang terhadap premis yang disampaikan oleh orang lain. Utamanya sih tentang hal yang kurang menyenangkan. Saya sendiri belum mengetahui pasti kapan awal mulanya. Namun, hal tersebut rasanya sudah dilakukan secara turun-temurun, tanpa diketahui siapa penggagasnya.

Lantaran penasaran dan merasa selama ini belum mendapat jawaban pasti tentang gestur tersebut, apa kegunaannya, dan apakah ada pengaruhnya, saya memutuskan untuk bertanya langsung kepada teman saya, “Maksud dari gestur itu apa, sih? Emang ngaruh dan bakalan dijauhin dari kesialan gitu?”

Setelah ditanya hal itu, teman saya malah kebingungan sendiri mau jawab apa. Dia bilang, itu hanya kebiasaan saja. Semacam gerakan “menolak bala” agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Padahal, ya, kejadian atau tidaknya hal yang kurang menyenangkan tersebut kan kembali lagi kepada diri dan antisipasi masing-masing. Dalam contoh di atas, soal WO pesta pernikahannya. Jika sudah diteliti dan cek sana-sini tentang profil WO-nya, dapat dipercaya, dan lain sebagainya, seharusnya sih aman-aman saja.

Tidak bisa dimungkiri juga bahwa gestur tersebut sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh sebagian orang, meski orang yang melakukannya pun tidak percaya bahwa hal itu akan memberi dampak bagi apa yang dikhawatirkannya dan lebih kepada mengekspresikan emosi yang sedang dirasakan.

Lalu, kenapa gesturnya harus dengan mengetuk kepala kemudian mengetukannya ke meja?

Setelah saya tanya ke beberapa teman, menurut mereka:

Pertama, agar tidak kepikiran, menjadi sugesti negatif, dan malah menjadi kenyataan. Kedua, agar keburukannya berpindah media—dalam hal ini dari pikiran negatif ke meja. Ketiga, karena iseng dan untuk lucu-lucuan saja. Lha, untuk alasan yang kedua, kok, kasihan mejanya, ya. Nggak salah apa-apa, ealah malah dipaksa berkorban untuk dijadikan tumbal. Dan kenapa juga sih, hampir selalu ada alasan lucu-lucuan pada beberapa hal yang dilakukan oleh seseorang? Hadeeeh.

Jika diingat lagi, gestur mengetuk kepala dan meja ini mengingatkan saya kepada ungkapan, “amit-amit jabang bayi” yang sering diucapkan seseorang beberapa tahun silam, ketika mendengar sesuatu yang tidak diinginkan dan ditujukan kepada dirinya. Makna dan intinya sama, agar dijauhkan dan terhindar dari kesialan yang disebutkan.

Tapi, kembali lagi, itu hanyalah bagian dari ekspresi yang dilakukan oleh sebagian orang. Sebagian yang lain menyikapi dengan ekspresi biasa saja. Ada yang hanya mengucap istigfar, cukup geleng-geleng kepala, dan menyampaikan secara langsung, “Eh, jangan bilang gitu, dong”.

Tidak bisa dimungkiri, sebagian orang memang merasa khawatir bahkan sampai overthinking, hal yang diucap orang lain akan kejadian di waktu mendatang. Kalau tentang sesuatu yang baik sih nggak apa-apa, lha kalau hal yang nggak diinginkan, gimana?

Pada akhirnya, di penghujung obrolan bersama teman-teman, saya hanya bisa memberi saran kepada seorang teman yang merasa cemas jika sedang diceritakan sesuatu yang membuatnya khawatir. Membuat rencana dan mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan memang ada baiknya. Akan tetapi, lebih baik jika tidak perlu memikirkan segala sesuatu yang belum terjadi. Ketika pemikiran sulit dikendalikan, bukannya mengurangi masalah, yang ada malah overthinking.

BACA JUGA Menabrak Kucing Bisa Mengalami Kesialan, Tapi Tidak Menabrak Kucing Bisa Mengalami Kesialan Juga atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2020 oleh

Tags: amit-amitnalurisial
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

Artikel Lainnya

No Content Available
Pos Selanjutnya
Alasan Perang Tidak Pernah Betul-Betul Pergi dari Timur Tengah

Alasan Perang Tidak Pernah Betul-Betul Pergi dari Timur Tengah

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo
    by Yvesta Ayu on 22 Mei 2022
  • 46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 
    by Gusti Aditya on 22 Mei 2022
  • Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri
    by Hammam Izzuddin on 22 Mei 2022
  • Jelang Pilpres 2024, Jokowi Minta Projo Jangan Kesusu Munculkan Nama
    by Yvesta Ayu on 21 Mei 2022
  • Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 
    by Brigitta Adelia Dewandari on 21 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In