Menghitung Penghasilan Tukang Parkir Purwokerto, Ternyata Bisa untuk Beli Honda Brio

Menghitung Penghasilan Tukang Parkir Purwokerto, Ternyata Memungkinkan untuk Beli Honda Brio Mojok.co

Menghitung Penghasilan Tukang Parkir Purwokerto, Ternyata Memungkinkan untuk Beli Honda Brio (unsplash.com)

Penghasilan tukang parkir Purwokerto ternyata menggiurkan. 

Dua minggu lalu, saya berkesempatan untuk cuti dan mudik ke kampung halaman. Saya pulang ke Purwokerto. Ya meskipun realitanya rumah saya masih 1 jam jaraknya dari kota tersebut, saya rasa akan lebih mudah nyebut mudik ke Purwokerto saja. Ya mirip-mirip lah, kaya orang yang ditanya asalnya dari mana bilangnya dari Bandung padahal aslinya Cimahi, atau bilang asal Surabaya aslinya Sidoarjo atau Gresik.

Saya cukup akrab dengan Purwokerto, karena saya sempat ngekos selama 3 tahun ketika SMA, alhasil banyak teman-teman saya yang berasal dari sana bahkan sampai kuliah. Saat saya masih duduk di bangku SMA, Purwokerto adalah kota pelajar yang bisa bersaing dengan Jogja. Sebab, di daerah dengan julukan Kota 1000 curug itu punya sekolah-sekolah dan kampus menarik. Nggak heran kalau banyak perantau menuntut ilmu di sana. 

Kembali lagi pada pengalaman saya mudik terakhir kali. Pada kesempatan itu saya mencoba menelusuri kembali tempat-tempat yang biasa saya kunjungi waktu masih pelajar dahulu. Saya cukup terkejut karena banyak perubahan terjadi.  

Banyak perubahan terjadi dalam setahun 

Sedikit konteks, sebelum kepulangan saya ke Purwokerto 2 minggu yang lalu, saya terakhir kali mudik setahun sebelumnya. Itu mengapa saya cukup terkejut ada banyak sekali perubahan terjadi dalam 1 tahun. Semakin banyak tempat nongkrong hits di kota ini. Sebagai orang yang suka jajan, sebenarnya saya cukup senang dengan perubahan ini, saya jadi punya semakin banyak pilihan. 

Sayangnya, seiring berkembangnya tempat-tempat baru, semakin banyak pula tukang parkir di Purwokerto. 

Saya cukup takjub sekaligus heran, “Lha perasaan baru taun kemarin gak mudik, kok jadi banyak tempat nongki gini ya?” Setelah berkeliling ke beberapa tempat dan bertanya ke rekan saya yang masih tinggal di Purwokerto, ternyata Tukang Parkir memang menjadi salah satu pekerjaan yang sedang tren disana. Bayangkan saja, dalam 1 toko yang punya halaman, tukang parkirnya bisa 2-3 orang.

Usut punya usut, selain meningkatnya jumlah tempat nongkrong, melejitnya profesi tukang parkir disana juga karena potensi penghasilannya memang amat menjanjikan. Ada beberapa hal yang membuat pemuda, pria-wanita bahkan lansia di sana lebih memilih untuk menjadi tukang parkir ketimbang memilih pekerjaan lain.

Penghasilan tukang parkir Purwokerto yang mencengangkan

Saya kemudian berusaha menghitung penghasilan tukang parkir Purwokerto dalam sehari. Ternyata angka yang saya dapat cukup mencengangkan, pantas saja banyak orang tertarik, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sedang morat-marit seperti sekarang ini. Sekali lagi, ini perhitungan berdasar pengamatan saya saat kunjungan terakhir ke Purwokerto sekitar 2 minggu yang lalu. Dan, hitungan kasar saja ya, sebab saya tidak tahu betul sistem yang diterapkan di masing-masing lahan parkir. 

Sejauh pengamatan saya mayoritas area parkir, parkir motor dikenai tarif Rp2.000, sementara parkir mobil dikenai tarif Rp5.000. Lalu, seperti kebanyakan daerah lain, area parkir paling produktif adalah area parkir jaringan minimarket modern seperti Indomaret dan Alfamart. Dalam 1 jam setidaknya ada 50 motor dan 5 mobil parkir di sana. Apabila dikalikan dengan tarif tadi, tukang parkir setidaknya mengantongi Rp125.000 dalam satu jam. Kalau dalam sehari berjaga selama 8 jam saja, mereka bisa mengantongi hingga Rp1 juta alias separuh UMR Purwokerto. Gokil!

Itu baru lahan parkir di minimarket, sementara banyak lahan lain yang tidak kalah produktif dari Indomaret atau Alfamart, sebut saja Mie Gacoan dan Ayam Saudi yang lagi hits. Bayangkan, berapa banyak penghasilan tukang parkir dalam sehari. Bukan tidak mungkin menyentuh angka Rp3 juta.

Modal minim, tapi tetap perlu bayar iuran

Penghasilan jutaan dalam waktu beberapa jam itu terasa semakin menggiurkan mengingat modal untuk kerja jadi tukang parkir Purwokerto sangatlah minim. Bayangkan saja, mereka hanya perlu pluit, rompi, dan lampu stick. Dihitung-hitung, semua itu bisa dibeli dengan harga tidak sampai Rp300 ribu di toko online. 

Kewajiban lain yang harus dilakukan para tukang parkir adalah membayar retribusi ke Pemkab Banyumas sekitar 3% dari penghasilan mereka selama seminggu. Hal itu pernah diungkapkan teman saya yang bertugas dishub di Purwokerto. 

Nah coba kita hitung secara kasar lagi. Seandainya tukang parkir hanya bekerja 8 jam sehari dengan penghasilan kurang lebih Rp1 juta tadi. Lalu kita asumsikan tukang parkir juga butuh me time sehari dalam seminggu. Maka, penghasilan tukang parkir Purwokerto tadi adalah Rp1 juta dikalikan 6 hari, Rp6 juta seminggu. Tukang parkir setidaknya membayar Rp180 ribu (kita bulatkan Rp200 ribu agar mudah mengira-ngira)  untuk Pemkab Banyumas. Dia masih punya sisa sekitar Rp5,8 juta untuk dikelola. 

Jumlah yang tidak sedikit mengingat modal alat untuk tukang parkir tadi hanya dikeluarkan sekali saat awal bekerja. Mentok-mentok tukang parkir Purwokerto bisa menerima penghasilan bersih Rp 5,5 juta, mengingat selama berjaga lahan parkir dia tetap butuh makan, minum, dan mungkin rokok yang kalau dihitung-hitung bisa mencapai Rp300 ribu per minggu. Angka tergolong tinggi dibanding UMR Purwokerto yang hanya sekitar Rp2,38 juta. 

Mempertimbangkan jadi tukang parkir Purwokerto di tengah kondisi ekonomi yang morat-marit

Sebagai pengingat, penghasilan yang mencapai jutaan tadi adalah hitungan dalam periode satu minggu. Dengan kata lain, jumlahnya sangat mungkin lebih tinggi dalam waktu 1 bulan. Mendapati hitung-hitungan ini, hati kecil saya jadi tertarik jadi tukang parkir Purwokerto. Bagaimana tidak, di samping penghasilannya yang menggiurkan, pekerjaan ini bebas target, jam kerja luwes, dan bisa beli Honda Brio lebih cepat. Kendaraan idaman yang perlu saya cicil selama 3 tahun dahulu baru lunas.

Saya jadi bisa memahami video yang viral di media sosial beberapa waktu lalu. Video tersebut menunjukkan tukang parkir yang turun dari Honda Brio miliknya ketika akan menjalankan dinas. Dengan penghasilan fantastis seperti hitung-hitungan di atas, saya nggak heran seorang tukang parkir sanggup membeli mobil LCGC seperti Brio. 

Saya perkirakan, peluang penghasilan  tukang parkir Purwokerto semakin menggiurkan ke depan. Mengingat, Kota 1000 curug ini disebut-sebut akan menjadi “Jogja Kedua”. Dengan kata lain, daerah ini akan semakin berkembang sehingga bukan tidak mungkin akan semakin banyak pusat perbelanjaan, jaringan minimarket, dan berbagai jenis gerai toko. Tempat-tempat yang membutuhkan lahan parkir lengkap dengan tukang parkirnya.  Hanya saja, seperti kata pepatah “ada gula, ada semut”, peminat pekerjaan tukang parkir Purwokerto pasti juga semakin banyak. Persaingan kian ketat, sehingga pendapatan pun bisa berkurang.

Sekejap, banyak hal memenuhi kepala saya, haruskah banting setir atau minimal punya pekerjaan sambilan jadi tukang parkir di tengah kondisi ekonomi yang kian tidak pasti seperti sekarang ini? 

Penulis: Hardika Ilhami
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Purwokerto Adalah Daerah Paling Aneh karena Bukan Kota, Kurang Pas Disebut Kabupaten, Apalagi Menjadi Kecamatan. Maunya Apa, sih?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version