Dulu saat saya SMA, coffee shop di Kediri belum semenjamur sekarang. Paling hanya ada beberapa cafe itu pun belum yang bertema coffee shop. Mulai 2019, sebelum pandemi kira-kira, satu persatu coffee shop mulai berdiri di Kediri. Temanya juga beragam, ada yang sederhana minimalis, industrial, ataupun cukup elegan dan mewah. Sampai akhirnya setelah pandemi covid mereda rasanya tiap sudut kota Kediri sudah dijajah oleh beragam coffee shop.
Sebagai orang yang bekerja di creative industry, beberapa kali juga saya coba menjelajah coffee shop di Kediri, sekaligus mencoba merger dengan management yang saya kelola. Dari pengalaman-pengalaman ini, sering sekali saya dibikin jengkel oleh para pihak pengelola coffee shop yang banyak gaya dan sok edgy.
Bukannya dapat partner kerjasama yang saya dapat, malah kesal di hati menghadapi ulah-ulah mereka. Masalahnya tidak satu dua coffee shop, sudah ada beberapa yang saya rasa pengelolanya kurang beretika bahkan sampai ke pelayanan cafenya sendiri pun kurang bagus.
Coffee shop isinya cuma satu circle
Dari fenomena ini, yang saya lihat beberapa coffee shop di Kediri ini sebutannya serasa seperti cafe circle. Iya, isinya cuma satu circle karena yang datang itu-itu aja. Satu orang ajak temannya, temannya ajak teman lainnya.
Buktinya sering juga mereka malah asyik sendiri ngobrol sambil ketawa-ketawa. Saya kira itu memang pelanggan, tapi ternyata pas saya lihat lagi berapa orang dari mereka kenal dengan karyawan coffee shop entah barista maupun waitressnya. Pernah pula saya sengaja datang sekaligus ingin membicarakan reservasi, ternyata pihak pengelola datang dari circle yang asyik sendiri itu.
Adapun satu coffee shop yang terlihat dari postingan-postingan di sosial medianya pengunjungnya juga terlihat itu-itu saja yang bergaya. Ini bukan postingan promosi ya, memang postingan yang menunjukkan crowd dari cafe dan pengunjung yang datang itu lagi, itu lagi.
Baca halaman selanjutnya: Pelayanan judes, CS slowrespon, nggak niat bikin usaha…