Kehadiran mesin i-Kios Indomaret nyatanya nggak bikin transaksi saya jadi lebih sat-set. Malah ribet!
Mungkin di antara orang-orang yang bekerja, ada yang sistem penggajiannya masih menggunakan metode amplop. Saya termasuk orang yang terjebak dalam tradisi tersebut. Cara ini memang terdengar kuno di saat yang lain sudah menggunakan metode transfer. Tapi sebagai karyawan, saya hanya bisa nrimo dan pasrah. Meski begitu yang penting dapat uang, kan?
Penggajian yang seperti ini kemudian memengaruhi kebiasaan saya mengisi saldo GoPay. Saya rasa terlalu ribet dan lama jika harus memasukkan uang ke ATM dulu, kemudian top up melalui aplikasi bank. Saya lebih memilih mengisi saldo melalui Indomaret yang gerainya sudah ada di mana-mana dan lebih cepat.
Cara top up saldo melalui Indomaret cukup simpel. Tinggal pilih Indomaret di aplikasi GoPay untuk melakukan pengisian, kemudian isi jumlah saldo yang diinginkan. Selanjutnya muncul barcode yang nantinya ditunjukkan ke kasir. Setelah kasir melakukan scan barcode, serahkan uang pembayaran. Paling-paling kena biaya admin Rp1.500.
Setelah menjelajahi berbagai outlet Indomaret, saya baru tahu jika ada mesin bernama i-Kios. Mesin ini rupanya bisa digunakan untuk melakukan transaksi produk digital. Misalnya membeli pulsa, mengisi saldo e-wallet, memesan tiket kereta api, dsb. Tapi sayangnya, tidak semua outlet Indomaret memiliki mesin i-Kios. Biasanya mesin tersebut hanya ada di Indomaret Fresh atau outlet Indomaret yang cukup besar.
Meski terdengar memudahkan, berdasarkan pengalaman saya mengisi saldo GoPay lewat mesin i-Kios, saya malah tidak menyukai mesin tersebut. Sebab, mesin itu malah bikin proses transaksi jadi lebih ribet dan lama.
Mesin i-Kios Indomaret lebih cocok untuk menguji kesabaran
“Isi saldo GoPay, Mbak.” ucap saya saat di Indomaret Fresh.
“Untuk pengisian saldo GoPay harus lewat mesin i-Kios ya, Kak.” balas kasir.
Dengan terpaksa saya menuruti perkataan mbak kasir dan menuju mesin i-Kios Indomaret yang mirip mesin ATM itu. Di depan saya sudah ada seorang bapak yang sibuk memencet tombol layar mesin untuk memesan tiket kereta api.
Sambil melihat bapak yang sibuk dengan jarinya, saya melirik jam tangan saya yang ternyata sudah 5 menit berdiri antre. Oke, tidak apa-apa. Mungkin sebentar lagi bapaknya selesai.
Setelah bapak itu memilih tiket kereta api, ternyata masih harus mengisi data semacam nomor KTP dan nomor handphone. Waduh, feeling saya sudah tidak enak. Belum lagi bapak tersebut masih menelpon seseorang yang dia belikan tiketnya untuk validasi datanya sudah benar atau belum.
Saya melirik jam tangan untuk ke dua kalinya, sudah 15 menit lebih saya berdiri di depan mesin i-Kios Indomaret! Ya ampun, mantap juga kaki saya ini karena masih bisa bertahan.
Malah antre dua kali: di mesin i-Kios dan kasir
Setelah bapak itu selesai memesan, dia pergi ke kasir untuk melakukan pembayaran. Saya langsung maju ke depan mesin dan memasukkan nomor barcode yang ada di aplikasi GoPay ke layar. Mesin i-Kios Indomaret kemudian secara otomatis mencetak struk pembayaran.
Selanjutnya saya ke kasir untuk melakukan pembayaran. Sialnya, bapak yang tadi pesan tiket kereta api belum selesai juga melakukan pembayaran. Tanpa sadar mulut saya sudah berkomat-kamit untuk sambat. Ini kok malah jadinya antre dua kali ya padahal cuma mau isi saldo GoPay.
Sebagai pelanggan setia Indomaret, saya berharap pihak Indomaret bisa memikirkan hal ini. Saya masih berprasangka baik bahwa mesin i-Kios Indomaret tetap ada manfaatnya. Tapi kalau malah hanya memperlambat proses transaksi, saya rasa perlu dicarikan solusi terbaik. Tau gitu kan mending cari gerai Indomaret kecil saja agar transaksi lewat kasir saja. Lebih cepat.
Penulis: Nafiuddin Fadly
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
