Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Pengalaman Berpuasa dengan Teman Nasrani

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
11 Mei 2019
A A
agama

agama

Share on FacebookShare on Twitter

Saat ini, pada bulan Ramadan, sejujurnya saya bingung jika masih ada orang yang suka marah-marah ketika tahu ada warung yang masih tetap buka. Saya selalu berpikir, “Masa sih, saat berpuasa, iman mereka bisa goyah hanya karena melihat warung buka dengan segala hidangan yang ada?”

Saya seorang muslim dan insyaAllah berpuasa sebagaimana diwajibkan, namun saya tidak pernah mempermasalahkan atau merisaukan soal warung yang memang masih buka dan melayani pelanggan yang datang untuk makan siang. Entah pelanggan ini memang berpuasa juga atau sedang membatalkan puasa.

Soal menghargai—iya memang. Saya paham betul soal itu. Banyak warung makan pun yang menutup tempat mereka dengan tirai. Ditutup penuh atau hanya sebagian saja, biasanya bagian atas dari kepala hingga batas meja makan tempat di mana piring ditaruh (sekitar perut). Sebab itu, banyak terlihat kaki yang seakan bergelantungan, tapi tanpa anggota badan bagian atas. Hiiii serem~

Menyikapi persoalan ini, saya jadi teringat kisah sewaktu kuliah, di mana saya menjadi anak kosan yang profesional saat berpuasa. Kerjaannya leyeh-leyeh, tiduran, nonton TV, tidur lagi sampai sekitar asar, barulah setelahnya bersemangat untuk mencari menu berbuka puasa. Waktu itu saya ngekos berdua dengan teman saya yang beragama Nasrani dan tentu saja dia tidak berpuasa.

Setiap jam makan siang, dia selalu keluar kosan untuk makan. Biasanya dia membawa makanan ke kosan, dibungkus. Namun, karena tahu saya sedang puasa, dia selalu merasa tidak enak karena khawatir mengganggu puasa saya. Bahkan dia khawatir nantinya saya bisa jadi membatalkan puasa.

Saya selalu meyakinkan dan mempersilakan dia jika ingin makan dan minum di kosan selagi saya berpuasa. Toh, saya tidak akan membatalkan puasa saya karena hanya melihat makanan terpampang persis di hadapan saya. Pun, saya tidak merasa iman saya terganggu hanya karena hal tersebut. Memang dasarnya ingin menghargai, saling menghargai, dia tetap bersikeras tidak mau makan di kosan.

Pernah suatu ketika, saya minta dia mengantar saya jalan-jalan di hari yang terik, masih dalam suasana puasa. Dia kehausan dan seperti biasa saya selalu mempersilakan dia untuk sekadar beli minum agar tidak dehidrasi. Pun jawaban dia selalu sama, “Nggak enak, ah, kan lagi puasa. Nanti khawatir menggoda yang lain juga.” Sekali lagi saya selalu meyakinkan jika saya tidak akan tergoda untuk membatalkan puasa karena itu.

Setiap sekitar jam 3 dini hari, tidak jarang dia membangunkan saya untuk santap sahur sambil menonton acara TV yang ada. Jika sedang mengantuk, dia akan lanjut tidur. Namun jika tidak, dia akan lanjut sambil berdoa. Setahu saya, teman saya ini selalu berdoa dan merenung tiap malam atau dini hari, agar lebih khidmat dan makin terasa dekat dengan Tuhan, katanya.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

Salatiga, Kota Paling Toleran se-Indonesia. Ah, Biasa Saja kata Warganya karena Toleransi Sudah Menjadi DNA di Salatiga!

Sebelum waktunya berbuka, biasanya kami selalu keluar kosan bersama, saya mencari menu berbuka, dia beli hidangan untuk dimakan bersama saat berbuka puasa dengan saya. Makanan yang biasa dia beli adalah nasi padang dengan ayam bakar dan kuah yang lengkap. Tidak lupa dia juga membeli es jeruk. Sesederhana itu cara kami yang berbeda agama untuk saling menghargai dan memahami satu sama lain dalam hal ibadah.

Buat saya pribadi, memang, saling menghargai dan memahami menjadi kunci dalam kasus-kasus yang menurut saya seringkali terjadi dan dipermasalahkan. Saudara kita yang beragama lain tetap butuh makan dan minum selagi bulan Ramadan. Kita, sebagai umat muslim juga tetap harus menghargai kebutuhan akan itu.

Toh, mereka juga tidak dengan sengaja menawarkan makan untuk jadi bahan candaan atau menggoda kita yang sedang berpuasa sampai dengan puasa kita batal. Biasanya pun akan tetap makan di tempat yang tertutup atau di lain tempat, tidak secara gamblang terlihat sedang makan.

Lagipula, buat apa sih ribut melulu soal warung yang buka saat puasa? Pada akhirnya, kita harus kuat menahan lapar dan haus, buat saya itu salah satu anjuran dan “level dasar” bagi yang berpuasa. Sewaktu SD saya masih berkutat dengan menahan godaan itu. Kini, banyak yang lebih besar godaannya, menahan untuk tidak julid atau ghibah, juga hawa nafsu, termasuk amarah. Lalu, jika sambil marah-marah dan berperilaku vandal saat grebek warung yang buka di jam berpuasa, bukankah itu termasuk tidak dapat menahan dan melawan nafsu?

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: PuasaRamadanToleransi
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

tipe bocil saat salat tarawih mojok

4 Tipe Bocil Saat Salat Tarawih. #TakjilanTerminal26

25 April 2021
menghitung rakaat salat tarawih aktivis organisasi, kelompok abangan

Ketika Panggilan Organisasi Serasa Lebih Sunah Ketimbang Salat Tarawih

31 Mei 2019
Saya Nggak Tau Seenak Apa Nasi Blue Band, tapi Nasi Jelantah dan Garam Juga Enak mojok.co

Alternatif Olahan Nasi Sisa Biar Nggak Mubazir

30 April 2020
pukis bikang tadarus takjil ramadan mojok

Pukis dan Bikang, Menu Berbuka dan Tadarus yang Tak Dianggap. #TakjilanTerminal19

22 April 2021
4 Mekanisme Bertahan Hidup Anak Kos yang Bisa Dicoba Jika Harga Mi Instan Naik Beneran

4 Mekanisme Bertahan Hidup Anak Kos yang Bisa Dicoba Jika Harga Mi Instan Naik Beneran

10 Agustus 2022
ramadan

Ramadan dan Hal-Hal yang Mendadak Menjadi Spesial

6 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.