Kedekatan ibu dengan pembeli membuat ada pelanggan yang sudah menganggap ruko kami seperti rumahnya sendiri. Hal ini sangat mengganggu privasi keluarga kami. Lah yang punya rumah siapa yang bertindak seenaknya siapa.
Kadang mereka sudah masuk ke ruang tengah, nongol di meja makan, bahkan ke kamar mandi. Apa nggak risih? Ini efek dari saking akrab dan loyal dengan para pelanggan. Emang bener ya, kalau deket itu secukupnya saja, nggak usah terlalu deket. Nanti jadi kayak hubunganmu sama dia yang terlalu dekat hingga jadi toxic!
#3 Ruko jadi mudah kotor
Kebetulan jalan di depan ruko saya persis seperti jalanan di Lampung sana: sama-sama rusak! Sementara itu, pintu toko ibu saya selalu terbuka dari pagi hingga Maghrib. Maklum, warung ibu saya bukan Indomaret yang disekat sama pintu kaca.
Hal ini membuat debu di depan ruko berterbangan masuk. Sering ibu saya membersihkan barang dagangan sampai berkali-kali karena saking tebalnya debu tebalnya. Bahkan, setiap pagi, ayah saya selalu menyiram jalan supaya debu yang masuk ke toko nggak terlalu banyak.
Namun, di masa kemarau ini, sepertinya upaya itu terlihat sia-sia. Alhasil debu yang menempel di barang dagangan dan masuk ruko tak bisa dihindarkan. Ini membuat pembeli mikir dua kali kalau mau membeli barang yang berdebu. Kalau kayak gini terus si lama-lama bisa nggak laku-laku.
#4 Aktivitas sehari-hari jadi terganggu
Situasi ruko membuat aktivitas sehari-hari jadi sering terganggu. Contohnya ibu saya yang sering menghentikan kegiatan masaknya demi melayani pembeli. Yang lebih parah lagi, masakan ibu saya jadi gosong karena ditinggal melayani pembeli.
Kebetulan waktu itu saya sedang kuliah, bapak sedang di kebun, dan adik juga sedang nggak di rumah. Waktu pandemi saya juga sering menjaga ruko sembari kuliah online. Salah satu momen yang membuat saya naik pitam adalah keita pembeli datang saat dosen sedang mengabsen mahasiswa. Beberapa kali saya hampir dialfa karena tidak menjawab presensi. Untung saja nggak jadi dialfa. Kalau sampai dialfa yo ngalamat, lur!
Di balik keluh kesah yang saya rasakan, saya selalu bersyukur. Dari ruko inilah saya bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Toko inilah yang merawat keluarga kami dari saya bayi hingga kepala dua.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Sewa Rumah atau KPR, Mana yang Cocok untuk Keluarga Baru?