Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pemerintah yang Gagal Kendalikan Pandemi, kok, Malah Rakyatnya yang Disalahin?

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
8 Juli 2021
A A
Pemerintah yang Gagal Kendalikan Pandemi, kok, Malah Rakyatnya yang Disalahin? terminal mojok.co

Pemerintah yang Gagal Kendalikan Pandemi, kok, Malah Rakyatnya yang Disalahin? terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Lewat sudah 1 tahun lebih sejak pandemi Covid-19 menghantam Indonesia. Bukannya kunjung reda sejak distribusi vaksin masuk Indonesia, pandemi malah makin parah dan menyebar. Apalagi disinyalir varian Covid-19 yang lebih mematikan sudah masuk Indonesia dari negara lain. Pemandangan pasien dirawat di pelataran parkir hingga suara ambulans yang tidak berhenti lewat di jalan sudah jadi pemandangan biasa. Saya bahkan harus kehilangan sepupu saya dalam pandemi ini.

Namun, di saat rakyat masih berjuang untuk selamat dari virus dan himpitan ekonomi, ternyata masih banyak elite dan pejabat yang masih ongkang kaki seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Lihat saja pernyataan Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi soal fasilitas kesehatan kolaps. Gatal rasanya saya ingin membawa si ibu ketemu sama teman saya yang dirawat di pelataran parkir sebuah rumah sakit swasta.

Di negara lain yang jumlah kasus Covid-19 nya lebih rendah saja seperti Jepang dan Taiwan, kita sudah melihat pemimpin pemerintah mereka meminta maaf kepada rakyatnya. Ada juga pemimpin yang minta maaf karena melanggar protokol kesehatan seperti Perdana Menteri Selandia Baru. Padahal dia cuma terfoto nggak pakai masker, bukan buat kerumunan dengan bagi-bagi bingkisan di tengah jalan. Kalau di Indonesia, yang ada bukannya minta maaf ke rakyatnya, malahan elitenya salahin rakyatnya sendiri.

Sebut saja ada seorang anak gubernur dari daerah nan istimewa yang malah menyalahkan masyarakat karena tidak mengikuti perintah pemerintah selama Covid-19. Dari serangkaian twitnya yang maha benar, dia menekankan bahwa rakyat harus gotong royong daripada mengeluh ke pemerintah tidak dapat bantuan sosial. Sang anak gubernur ini lalu berkata bahwa salah rakyatnya sendiri tidak mau ikutin protokol kesehatan padahal pemerintah pusat dan daerah sudah kasih banyak bantuan.

Merasa aneh dengan argumen di atas? Ya jelas, si anak gubernur menganggap pandemi terjadi karena tindakan rakyat itu bodoh bukan ketidakmampuan pemerintah. Pastinya bukan karena para menteri-menteri kabinet meremehkan Covid-19 di awal pandemi dengan kelakar nasi kucing dan self-limited disease. Apalagi salah pemerintah daerah yang mencanangkan Work from Yogyakarta saat jumlah positif Covid-19 merangkak naik bulan lalu.

Pemerintah itu sudah pasti benar dan tidak ada salah, jadi rakyat mingkem aja dan ikutin instruksi pejabat. Nggak peduli jika bantuan sosial pemerintah asalnya dari duit pajak rakyat juga. Persetan jika negara ini adalah negara hukum dan pemerintah memang sudah seharusnya memberi bantuan menurut UU. Apa kabar Pasal 56 Ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2018? Saya masih menunggu pemerintah kasih makan gratis tetangga saya yang karantina rumah, nih.

Lalu apakah relevan menyalahkan rakyat kecil dengan modal masker doang atas pandemi ini? Apakah pedagang pasar yang tetap harus berjualan untuk sesuap nasi patut dipersalahkan atas masih bukanya bandara untuk pekerja asing? Apakah sopir Gojek yang cuma mau kejar setoran buat susu anaknya patut dipersalahkan atas kebijakan yang menggembar-gemborkan pariwisata di tengah pandemi? Apakah kita patut mempersalahkan pekerja yang tetap harus desak-desakan di KRL karena tuntutan kantor atas perilaku meremehkan Covid-19 para pejabat?

Sudah tentu jawabannya tidak, tidak, dan tidak. Pemerintah sudah diwajibkan undang-undang untuk menangani pandemi dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat miskin, maka kita sebagai pembayar pajak sudah seharusnya tidak lagi saling menyalahkan satu sama lain. Harusnya kita bersama-sama menuntut mereka yang punya kewenangan untuk melaksanakan undang-undang terkait pemenuhan kebutuhan pokok dan penutupan akses internasional ke Indonesia.

Baca Juga:

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan

Jika di analogikan, pembayar pajak itu adalah pelanggan dan pemerintah adalah penjualnya. Entah itu pekerja kantoran yang bayar pajak PPh dari gajinya ataupun pembantu rumah tangga yang cuma bayar PPN saat beli Indomie di warung, mereka semua pelanggan. Jika pelanggan yang sudah bayar protes, sudah wajar jika penjual meresponsnya, kan? Malahan kalau perlu penjual harus minta maaf jika pelayanan mereka di bawah standar.

Namun, yang terjadi saat ini malah kebalikannya. Berasa kaya kamu makan di satu warteg, dan menemukan ada kecoa di nasimu. Saat kamu marahi penjualnya, bukannya minta maaf dia malah ceramah balik ke pelanggan soal “Tata krama” dan “Sopan santun”. Ujung-ujungnya, penjualnya tanya balik ke pembelinya, “Jadi solusimu apa biar wartegku bebas kecoa?” Lalu semuanya ditutup dengan pernyataan, “Salah sendiri kamu tidak menjaga kebersihan wartegku”. Ndassmuuuuuu!

BACA JUGA Prediksi Kondisi Dunia Kerja Setelah Pandemi: Mungkinkah akan Ada Perekrutan Besar-besaran? dan tulisan Raynal Arrung Bua lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2021 oleh

Tags: covid-19pandemipemerintahPojok Tubir Terminal
Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

ArtikelTerkait

Anies Baswedan yang Marahnya Tepat Sasaran dan Mewakili Keresahan Para Karyawan terminal mojok

Anies Baswedan: Amarah yang Tepat Sasaran dan Mewakili Keresahan Para Karyawan

7 Juli 2021
4 Rekomendasi Tokoh yang Pas sebagai Brand Ambassador GoTo terminal mojok.co

4 Rekomendasi Tokoh yang Pas sebagai Brand Ambassador GoTo

28 Mei 2021
Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Panduan Memahami Sikap Wali Kota Tegal yang Ngakunya Nggak Ngerti Ada Konser tapi Ketahuan Nyawer

1 Oktober 2020

Civil Society Watch dan Mimpi Ade Armando Jadi Polisi Moral Hanya Cepu dalam Demokrasi

8 Juni 2021
Sebuah Pertanyaan Jebakan: Bolehkah Seorang Muslim Mengikuti Tren Childfree? terminal mojok.co

Sebuah Pertanyaan Jebakan: Bolehkah Seorang Muslim Mengikuti Tren Childfree?

11 Agustus 2021

Nggak Salah Jadi Anggota MLM, tapi Kenapa Prospeknya Selalu Menyebalkan, ya?

31 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.