Kemarin, saat saya scroll beranda, tanpa sengaja saya menemukan berita tentang pembangunan toilet di empat SD di Sumenep yang menelan biaya 500 juta. Dari pemberitaan yang ada, pembangunan toilet itu terletak di SDN Lalangon 1 Kecamatan Manding, SDN Guwa-Guwa 1 Kecamatan Raas, SDN Dungkek 1 Kecamatan Dungkek, dan SDN Pordapor 2 Kecamatan Guluk-Guluk.
Data dari Dinas Pendidikan Sumenep, per satu toilet menelan biaya 125 juta. Artinya, pas sudah 500 juta untuk empat toilet yang ada di empat SDN itu. Menurut Pak Jono, salah satu pihak di SDN Lalangon 1, ada empat kamar mandi. Kalau ada empat sekolah, lalu sama-sama punya empat kamar mandi, maka total dari empat SDN itu adalah 16 toilet.
Namun, nominal uang gede yang buat Messi hanya butuh beberapa menit saja untuk menghasilkan 500 juta itu menuai kritikan. Pak Fauzi As selaku pemerhati kebijakan publik bilang, itu pemborosan. Pak Fauzi juga meyakini, ada kongkalikong di balik proyek ini
Biaya pembuatan toilet yang mencapai setengah miliar tu dinilai tak masuk akal. Akan lebih elok jika uang fantastis itu dibuat untuk kebutuhan lain terkait pendidikan. Memang, ini bijak.
Tapi, sebentar, terlepas dari korupsi atau bukan, pembangunan itu baiknya diapresiasi dulu. Andai ini benar korupsi, saya dukung kalau memang harus diusut, tapi, saya sedang tak membahas itu.
Daftar Isi
Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati
Kita berandai-andai dulu kalau itu bukan korupsi. Jadi, hilangkan kecurigaan dulu ya.
Mungkin, kita bertanya-tanya, apakah toilet harus semahal itu? Apakah toilet SD harus semewah itu?
Kalau saya, jawabannya sih jelas, memang harus. Kebersihan dan sanitasi memang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Toilet yang bersih dan bagus tentu jadi penunjang yang wajib diberikan untuk para siswa SD. Masa-masa SD adalah masa keemasan anak yang harus ditunjang. Selain dengan asupan materi pendidikan, tumbuh kembang siswa juga harus ditunjang dengan infrastruktur terbaik.
Apa sih, pentingnya toilet mahal?
Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, Bapak Akis Jazuli, sempat komen, “Bangun toilet dengan dana fantastis itu urgensinya apa?”
Urgensinya sih, jelas, seperti argumen saya di atas. Tumbuh kembang anak, pun perlu ditunjang dengan infrastruktur yang bagus.
Setahu saya, jika mau sesuatu yang berkualitas, ya jangan ragu ambil yang mahal. Contoh, sarung yang bagus dan nyaman dipakai jelas nggak murah.
Saya rasa, uang 500 juta ini juga begitu. Siapa tahu, bahan dan jenis toiletnya memang dipilih yang terbaik. Dan toilet yang baik, sensasinya beda, ada kenyamanan beda pula yang dirasakan. Misalkan, akibat merk toiletnya bagus dan nyaman digunakan, siswa dapat melahirkan imajinasi yang gemilang serta ide yang inovatif dan kreatif menyongsong Indonesia Emas 2045 saat beol.
Lagian kenapa memangnya kalau toilet SD mahal? Perasaan rakyat juga jarang protes fasilitas buat dewan yang mewah betul itu. Kenapa rakyat dapet toilet mahal langsung pada angkat suara?
Korupsi atau tidak, biar pemerintah Sumenep yang memutuskan
Misal ini korupsi sekalipun, yang jelas toiletnya sudah dibangun. Jangan permasalahkan toiletnya, tapi siapa pun yang mengetok palu bahwa biaya bikin toiletnya semahal itu. Penghuni SD taunya hanya memakai, dan yang bertanggung jawab lah yang harusnya kalian mintai keterangan.
Yang jelas, toilet SD di Sumenep ini vital. Sebagai rakyat, saya memang agak gimana gitu denger habisnya sampe 500 juta, tapi nggak mungkin dana tersebut turun tanpa persetujuan dari banyak pihak. Jadi ya, udah tahu harus tanya ke mana kan?
Lagian bisa lho pertanyaan ini nggak terendus media. Langsung bergerak dalam gelap kan bisa~
Penulis: Zubairi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sumenep: Pantainya Diserbu Investor, Rakyatnya Diratakan Kemiskinan