Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Menerka Alasan Pelosok Sulawesi Jarang Ada Lampu Merah

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
27 Januari 2024
A A
Menerka Alasan Pelosok Sulawesi Jarang Ada Lampu Merah Mojok.co

Menerka Alasan Pelosok Sulawesi Jarang Ada Lampu Merah (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya orang asli Cikarang yang kini tinggal di pelosok Sulawesi. Jelas banyak perbedaan yang saya rasakan di tempat baru ini. Salah satu yang paling terasa adalah kondisi lalu lintas Sulawesi, termasuk keberadaan lampu merah di jalan. 

Berasal dari daerah yang padat, saya merasa lampu merah adalah sebuah keharusan di jalan. Bayangkan saja Cikarang tidak memiliki lampu merah, pasti lalu lintasnya semakin kacau. Ada banyak lampu merah seperti sekarang ini saja tetap awut-awutan. 

Kondisinya jauh berbeda dengan pelosok Sulawesi yang sekarang saya tinggali. Lampu merah adalah benda yang langka. Selama lebih 4 tahun tinggal di sini, saya tidak menemukan satupun lampu merah. 

Pada pertengahan tahun lalu, saya baru menyadari ada dua lampu merah di dekat rumah saya. Saya baru menyadarinya karena dua benda itu baru diperbaiki tahun lalu. Belum genap satu tahun, salah satu lampu merah yang diperbaiki itu sudah rusak lagi. Saat ini hanya ada satu lampu merah berfungsi di satu kecamatan. Kenyataan yang sangat aneh bagi seseorang yang berasal dari Cikarang. 

Ternyata pengalaman yang saya alami ini juga terjadi di daerah-daerah lain. Saya membaca beberapa artikel di Terminal Mojok, tulisan Mas Taufik menjelaskan lampu merah baru ada di Wakatobi pada 2019. Hal senada juga disampaikan Mas Muh. Arham. Beliau menjelaskan, Mamuju Tengah juga tidak memiliki lampu merah, biar satu biji saja.

Saya mencoba menerka alasan di balik minimnya lampu merah di daerah-daerah pelosok, khususnya di wilayah domisili saya saat ini, Sulawesi. Berikut hasilnya:

Jalanan pelosok Sulawesi yang lengang

Jumlah kendaraan meningkat dari tahun ke tahun. Entah kendaraan roda dua maupun roda empat. Namun, itu hanya terjadi di kota-kota besar, pertambahan jumlah kendaraan tidak begitu tampak di pelosok Sulawesi. Daerah yang saya tinggali saat ini cenderung tidak ada banyak kendaraan. Mungkin karena jumlah penduduk di sini sedikit ya.

Alasan lain tidak banyak kendaraan di pelosok Sulawesi karena tidak semua kendaraan lewat jalan protokol. Ada sebagian kendaraan roda dua yang dikhususkan masuk kebun di gunung. Sepinya kendaraan membuat jalanan di Sulawesi tidak begitu padat.

Baca Juga:

Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya

Jangan Pernah Terjebak Lampu Merah di Rawamangun, Bisa-bisa Berangkat Masih SD, Pulang-pulang Sudah Sarjana

Selama di sini saya tidak pernah melihat kemacetan. Jalan paling padat yang pernah saya lihat biasanya terjadi pada malam minggu. Selain itu, sore menuju maghrib kala bulan Ramadhan, saat orang-orang mencari takjil. Itu pun cuma di beberapa ruas jalan saja.

Mungkin alasan-alasan itu yang membuat keberadaan lampu merah tidak begitu dibutuhkan. Pemerintah berpikir lampu merah nggak perlu ada banyak-banyak. Hanya perlu di titik-titik tertentu saja. Ada atau tidaknya lampu merah tidak begitu berdampak signifikan terhadap lalu lintas. 

Dianggap menghambat mobilitas masyarakat

Kenyataan mengejutkan yang saya temui, ada warga pelosok Sulawesi yang justru menganggap lampu merah itu menghambat mobilitas. Menurut mereka, tempat domisili saya ini belum perlu lampu merah. Berkendara dengan hati-hati sudah lebih dari cukup guna menghindari segala marabahaya yang ada.

Saya tidak bisa menyalahkan sih karena kenyataan sehari-hari yang mereka temui mungkin memang demikian. Hanya saja, saya khawatir pemahaman ini yang dibawa ketika mereka pergi ke daerah lain hingga tidak mematuhi lampu merah atau rambu-rambu lalu lintas lain.   

Perasaan khawatir itu muncul karena saya kerap melihat lampu merah yang jumlahnya sedikit di jalanan Sulawesi ini tidak diindahkan pengendara. Setiap saya melintasi lampu merah, mesti ada saja yang melanggar, sekali pun waktu tunggu lampu merahnya sisa beberapa detik saja. Padahal, di perempatan tersebut kerap terjadi kecelakaan. Prasangka buruk saya, pemerintah setempat jadi malas merawat lampu merah dan rambu-rambu lalu lintas lain karena masyarakatnya kurang mengindahkannya. 

Di atas beberapa alasan yang menurut saya membuat jalanan di pelosok Sulawesi tidak memiliki banyak lampu merah. Padahal, lampu merah dan rambu-rambu lalu lintas di jalanan tetap diperlukan. Tidak semua yang melintas adalah warga setempat yang sudah hafal seluk-beluk jalanan setempat. Itu mengapa sebelum terjadi kejadian buruk di jalanan, semestinya pemerintah berbagai segala rambu-rambu lalu lintas di pelosok Sulawesi dan melakukan edukasi kepada masyarakat setempat. 

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Jangan Ajak Orang Sulawesi Makan Ini ketika Kulineran di Jawa, Mereka Nggak Doyan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Januari 2024 oleh

Tags: jalan protokoljalananlalu lintasLampu Merahpelosok sulawesirambu-rambu lalu lintassulawesi
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

Indomie Coto Makassar: Indomie Kuah Paling Enak meski Rasanya Nggak Mirip-mirip Amat

Indomie Coto Makassar: Indomie Kuah Paling Enak meski Rasanya Nggak Mirip-mirip Amat

1 Februari 2024
Kepribadian Orang bisa Ditebak Melalui Cara Mereka Melewati Polisi Tidur mojok.co/terminal

Kenapa Sih Harus Ada Polisi Tidur?

6 Agustus 2019
Jangan Berkendara di Tembalang kalau Nggak Kuat Mental Mojok.co

Jangan Berkendara di Tembalang kalau Nggak Kuat Mental

27 November 2023
5 Kebiasaan Makan Orang Jawa yang Berubah ketika Tinggal di Sulawesi Terminal Mojok

5 Kebiasaan Makan Orang Jawa yang Berubah ketika Tinggal di Sulawesi

10 Maret 2022
Lalu Lintas Australia Bikin Orang Indonesia Iri, Pengendara Tetap Tertib walau Nggak Ada Polisi  Mojok.co

Lalu Lintas Australia Bikin Orang Indonesia Iri, Pengendara Tetap Tertib walau Nggak Ada Polisi 

6 Oktober 2024
sirine

Toott… Toott… Uwiiww… Uwiiww…. Sirine Kadang Menyebalkan Tapi Eiitsss Lihat Dulu Siapa yang Lewat

28 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.