Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Jangan Salah, Pelanggan Militan Coffee Shop Justru Membawa Petaka

Riyanto oleh Riyanto
18 Desember 2023
A A
Influencer Mahal Nggak Akan Bikin Bisnis Coffee Shop Ramai, kalau Emang Ampas ya Siap-siap Bangkrut

Influencer Mahal Nggak Akan Bikin Coffee Shop Ramai, kalau Emang Ampas ya Siap-siap Bangkrut (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau ada segerombolan pelanggan yang rutin datang ke coffee shop, itu bisa saja menandakan coffee shop tersebut memang enak. Di sisi lain, itu juga bisa saja menjadi pertanda buruk. Pelanggan yang terlalu akrab dengan barista, biasanya akan semakin merasa nyaman, dan mulai berbuat sesukanya.

Awalnya memang rajin pesan dan membuat coffee shop untung. Akan tetapi semakin lama, karena semakin akrab, akan tiba masa di mana para pelanggan itu datang, tapi nggak pesen sama sekali. Cuma ngumpul, memenuhi tempat duduk, menemani barista ngeshift, dan akhirnya hanya jadi benalu.

Pelanggan militan membuat pelanggan lain tidak nyaman

Segerombolan orang seperti ini berpotensi membuat pelanggan lain merasa tidak nyaman. Main Mobile Legends sampai teriak-teriak dan mengeluarkan umpatan kotor, mengganti playlist music sesuka hati dan diputar keras-keras, tidak jarang membawa makanan dan minuman dari luar. Bahkan mabok-mabokan pasca coffee shop tutup. Pelanggan lain yang sudah ada di lokasi, bakal merasa tidak nyaman dan memutuskan cabut. Pelanggan yang baru mau datang, enggan masuk karena situasi terlalu barbar akibat manusia-manusia itu.

Bagi barista, atau pemilik coffee shop, orang-orang seperti ini kalau didiamkan bakal jadi benalu. Bawa makanan dan minuman dari luar, pinjem piring dan gelas sesuka hati, nggak mau nyuci, minta si barista membereskan area tempat mereka duduk, bahkan setelah coffee shop tutup, masih lanjut mabok sampai pagi. Kalau diberesin sendiri mungkin tidak masalah. Tetapi memangnya masih pada sadar? Yang dirugikan siapa? Barista yang shift pagi! Pasti situasi coffee shop sudah berantakan total.

Kenapa bisa tercipta ekosistem pelanggan militan?

Hal ini bisa terjadi karena pada awalnya, si barista memberi kelonggaran ke salah satu orang. Entah kelonggaran untuk membawa makanan dan minuman dari luar. Entah kelonggaran nongkrong tanpa pesen. Atau kelonggaran bisa mabok setelah tutup.

Akibat kelonggaran ini, temen-temen si pelanggan akhirnya diajak. Berdatangan satu per satu. Tanpa disadari, sudah tercipta satu geng pelanggan militan yang jarang pesan. Barista mau negur juga sungkan, soalnya sudah kenal. Nanti kalau ditegur, malah dianggap tidak asik. Di sisi lain, para pelanggan seperti ini juga tidak merasa bersalah.

Klaim mereka adalah, sudah membantu coffee shop itu terkesan ramai. Atau menganggap diri mereka berjasa karena sudah menemani si barista ngeshift. Atau entah klaim-klaim yang lainnya. Padahal kan semua itu hanya pembenaran atas kelakuan laknat mereka. Kalau mereka mengancam bakal cabut dan tidak datang lagi, ya sudah. Justru itu solusi terbaik bagi kedua pihak. Rasanya owner coffee shop juga akan senang-senang saja kalau tidak mendapatkan kunjungan dari mereka.

Sirkel tongkrongan owner coffee shop berpeluang besar menjadi pelanggan militan

Celakanya, apabila rombongan pelanggan itu adalah teman main si owner, nah itu akan semakin runyam. Apabila diusir, bukan hanya bikin para pelanggan cabut, tetapi cabut juga dari pertemanan. Kejadian ini sangat sering terjadi. Saya punya beberapa teman yang nekat membuat coffee shop, lantas rombongan temannya yang lain berdatangan, dan menjadi pelanggan jenis itu.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Unek-unek Barista yang Tidak Tersampaikan ke Pelanggan Kafe yang Kurang Peka

Menurut saya, ini sudah salah sejak awal sih. Menjadikan sirkel pertemanan sebagai pelanggan itu banyak tidak baiknya. Sebab, karena sudah satu tongkrongan sejak awal, pasti sudah tahu betul sifat-sifatnya. Entah yang tukang ngutang. Entah yang kecanduan judi online. Atau yang memang tidak punya uang, tapi maksa pengin nongkrong. Apabila sirkel pertemanan diisi oleh orang-orang seperti itu, lantas apa yang diharapkan dari mereka?

Jika dibawa ke coffee shop, pasti hanya akan menjadi benalu. Begini saja, kelakuan sebuah geng di coffee shop lain, akan mencerminkan kelakuan mereka jika nongkrong di coffee shop milikmu.

Banyak yang menganggap pelanggan militan coffee shop justru bagus(?)

Lucunya, saat saya membahas permasalahan ini di konten Instagram, ada juga orang yang menganggap bahwa pelanggan begini itu nggak salah. Sudah pasti yang model begini belum pernah merasakan dampak buruk pelanggan militan gini sih. Mereka beranggapan bahwa lebih baik coffee shop terlihat ramai daripada sepi. Bahkan sampai membandingkan dengan fenomena jasa nongkrong di coffee shop yang sempat ramai beberapa waktu lalu. Padahal kalau mau berpikir sedikit lebih normal saja, itu adalah dua hal berbeda.

Jasa meramaikan coffee shop itu, pengunjungnya hanya akan datang dan tidak menjadi barbar. Harapannya, pelanggan organik akan berdatangan karena ada pelanggan lain juga di sana. Perbedaan dengan pelanggan militan adalah, seperti yang tadi saya bahas, mereka itu berpotensi barbar. Siapa yang nyaman nongkrong di tempat yang banyak orang ugal-ugalannya?

Kalau dari luar sudah kelihatan suasana tidak kondusif, ya mending mencari tempat lain. Toh coffee shop tidak cuma itu.

Karena itu, owner harus mulai waspada. Kalau sudah ada tanda-tanda pelanggan militan tercipta, lebih baik kalau diberi ketegasan sejak awal. Daripada dibiarkan malah menjadi benalu. Entah bagaimana pemikiran orang lain ya. Tetapi kalau menurut saya, lebih baik memiliki pelanggan nonmilitan, meski terlihat sepi, daripada punya pelanggan militan dan terlihat ramai, tetapi hanya menjadi benalu.

Penulis: Riyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bisnis Coffee Shop Itu Mahal, Nggak Ngotak, dan (Hampir) Pasti Bangkrut!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Desember 2023 oleh

Tags: barbarbenaluCoffee Shopkerugianpelanggan militan
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

Barista Coffee Shop kalau Dimintain Rekomendasi Menu Terus Jawab Tergantung Selera Itu Baiknya Resign Aja, Sumpah upselling

Panduan Berhadapan dengan Rayuan Sakti Barista yang Berusaha Upselling  

26 November 2023
5 Rekomendasi Kopi Susu di Surabaya yang Rasanya Nggak Bisa Dilupakan Terminal Mojok

5 Rekomendasi Kopi Susu di Surabaya yang Rasanya Nggak Bisa Dilupakan

18 Mei 2022
7 Rekomendasi Kuliner Maknyus di Kawasan BSD, Harganya Nggak Lebih dari 30 Ribu

7 Rekomendasi Kuliner Maknyus di Kawasan BSD, Harganya Nggak Lebih dari 30 Ribu

4 November 2023
4 Rekomendasi Kopi Susu di Jogja yang Enaknya Nggak Masuk Akal Terminal Mojok

4 Rekomendasi Kopi Susu di Jogja yang Enaknya Nggak Masuk Akal

14 Mei 2022
Kopi Akan Segera Punah dan Penyebabnya Adalah Kita Sendiri!

Kopi Akan Segera Punah dan Penyebabnya Adalah Kita Sendiri!

14 November 2023
Sobat Misqueen Nggak Perlu FOMO Ngopi di Harlan + Holden Coffee, Harganya Mahal Kopinya Biasa Aja

Sobat Misqueen Nggak Perlu FOMO Ngopi di Harlan + Holden Coffee. Harganya Mahal, Kopinya Biasa Aja

19 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

30 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.