Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Nasib Pejalan Kaki di Bogor: Dianggap Penyebab Macet dan Selalu Dirampas Haknya

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
8 November 2025
A A
4 Hal yang Wajar di Bogor tapi Tidak Lumrah di Jakarta

4 Hal yang Wajar di Bogor tapi Tidak Lumrah di Jakarta (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jika ingin jalan kaki di Bogor, saya sarankan untuk pikir dua kali. Jalan kaki di Bogor adalah kegiatan yang bahkan tidak dilakukan oleh banyak warganya. Kenapa? Karena di Bogor, berjalan kaki hanya menyusahkan diri sendiri saja.

Meski banyak pembangunan di sini, termasuk dengan transportasi umumnya, tapi nasib pejalan kaki belum diperhatikan dengan baik. Di Bogor, pejalan kaki harus berhadapan dengan banyak hal. Mulai dari siap-siap diserempet angkot sampai keamanan yang belum terjamin seutuhnya.

Trotoar adalah fasilitas yang tidak pernah diutamakan di Bogor

Kalau kamu berjalan kaki di Bogor, bisa dipastikan kamu berjalan di jalanan, bukan di trotoar. Bukan, bukannya kami nggak mau jalan di trotoar, tapi banyak jalan raya yang nggak ada trotoarnya. Jadi, ya, harus jalan kaki di jalan raya yang berisiko besar keserempet oleh kendaraan lain.

Kalau pun ada, trotoarnya kemungkinan besar sudah tidak berbentuk alias hanya sisa-sisa peradaban saja. Banyak yang sudah hancur dan tidak tahu kapan akan diperbaiki oleh pemerintah daerah. Entah, ya, barangkali pejalan kaki di Bogor memang dianggap sebagai salah satu transportasi, jadi dibiarkan saja berjalan dengan angkot.

Dianggap sebagai penyebab macet jalanan

Pernah suatu waktu saya terjebak macet saat naik angkot di Bogor. Supirnya mengeluh, karena macetnya jalan karena banyak orang-orang yang jalan kaki dan menghalangi kendaraan. Bahkan, supirnya sampai bilang kalau pejalan kaki ini ((penyebab macet)) di jalanan Bogor.

Saya cuma bisa kaget dalam hati. Kok bisa mikir begitu, ya? Padahal penumpang yang ia bawa kebanyakan adalah pejalan kaki. Kalau nggak jalan kaki, mereka nggak mungkin naik angkot. Tapi, dengan pedenya dia ngomong begitu.

Kalau pun iya dianggap sebagai penyebab macet, harusnya ini jadi konsen pemerintah daerah. Kok bisa sampai dianggap demikian? Karena, ya, fasilitas untuk pejalan kakinya nggak begitu memadai. Kalau fasilitas untuk pejalan kakinya bagus, nggak mungkin pejalan kaki jadi penyebab macet.

Nah, kalau udah ada fasilitasnya, mestinya kita juga harus mikir. Jangan rampas hak para pejalan kaki, karena mereka sudah kesusahan dengan jalan kaki di daerah yang tidak ramah pejalan kaki.

Baca Juga:

5 Alasan Orang Kabupaten Bogor Malas Bepergian ke Ibu Kotanya, Cibinong, dan Lebih Memilih ke Kota Bogor

Bogor, Kota yang Nanggung karena Sulit Dijangkau Transportasi Umum, Harus Mampir Jakarta Dulu!

Sering dirampas haknya oleh pengendara dan pedagang kaki lima

Nasib pejalan kaki di Bogor tidak hanya begitu miris, tapi jauh lebih dari itu. Pejalan kaki di Bogor sudah di tahap sering kali tidak punya hak berjalan, karena haknya sendiri sudah dirampas oleh orang lain. Ada trotoar pun, malah dipakai oleh pengendara motor dan dijadikan lapak pedagang kaki lima.

Kalau kita pakai jalan, kadang-kadang pengendara motor malah kesal karena kita dianggap menghalangi jalan. Kalau lewat trotoar yang dipakai jualan PKL, dianggap mengganggu pelanggannya. Emang nggak ada harga dirinya pejalan kaki. Sudah sial, hidup di lingkungan yang isinya pengin misuh-misuh.

Paling benar sekalian naik kuda aja, biar orang-orang yang ambil hak pejalan kaki bisa disepak langsung biar jera. Kalau nunggu pemerintah suka kelamaan. Mereka kan bukan pejalan kaki, jadi nggak ngerasa hak pejalan kaki itu penting.

Buat kamu yang mau jalan-jalan menggunakan kaki di Bogor, lebih baik batasi gerakmu cukup di pusat Kota Bogor saja. Kebun Raya Bogor dan Surya Kencana tok. Jangan sampai kepikiran buat jalan kaki ke arah lain, karena kamu akan menyesal sebesar-besarnya sudah datang ke Bogor. Bisa-bisa malah jadi Ninja Warrior.

Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bogor, Daerah Penyangga Paling Tanggung untuk Ditinggali di Jabodetabek

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 November 2025 oleh

Tags: angkot di bogorbogorpejalan kaki di bogortrotoar di bogor
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

Alasan Kenapa Kamu Harus Mendaki Gunung Gede Pangrango Minimal Sekali Seumur Hidup

Alasan Kenapa Kamu Harus Mendaki Gunung Gede Pangrango Minimal Sekali Seumur Hidup

11 Mei 2023
3 Aturan Tidak Tertulis di Stasiun Bogor yang Perlu Dipatuhi Penumpang

4 Aturan Tidak Tertulis di Stasiun Bogor yang Perlu Dipatuhi Penumpang

11 Februari 2025
Pengalaman Melibas Bogor-Jakarta dengan Honda Genio: Asyik, Nyaman, dan Menyenangkan

Pengalaman Melibas Bogor-Jakarta dengan Honda Genio: Asyik, Nyaman, dan Menyenangkan

15 November 2023
Stasiun Nambo Bogor, Rock Bottom "SpongeBob SquarePants" di Dunia Nyata yang Dihindari para Anker

Stasiun Nambo Bogor, Rock Bottom “SpongeBob SquarePants” di Dunia Nyata yang Dihindari Anker

14 Oktober 2023
Hidup di Bogor Itu Nggak Seindah yang Ada di Bayanganmu, Udah Panas, Macet, Chaos! jakarta

Bogor, Daerah Penyangga Paling Tanggung untuk Ditinggali di Jabodetabek

1 Mei 2025
Bogor Tanpa Angkot bagai Sejoli yang Dipaksa Berpisah. Tapi, Tak Selamanya Perpisahan Itu Buruk, Bukan?

Bogor Tanpa Angkot bagai Sejoli yang Dipaksa Berpisah. Tapi, Tak Selamanya Perpisahan Itu Buruk, Bukan?

20 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.