Pejabat Memang Tak Seharusnya Diminta Naik Transportasi Umum

Pejabat Memang Tak Seharusnya Diminta Naik Transportasi Umum

Pejabat Memang Tak Seharusnya Diminta Naik Transportasi Umum (Pixabay.com)

Saya berani berpendapat bahwa transportasi umum nggak cocok untuk pejabat, beneran ini

Kenyamanan memang harus dicari, siapa juga yang tak ingin hidupnya penuh kenyamanan? Maka dari itu, saya adalah orang yang tak begitu cocok dengan petuah keluar dari zona nyaman. Diam di zona nyaman dianggap menjauhkan seseorang dari bertumbuh. Ya, bertumbuh boleh saja, tapi kiranya tak perlu juga mengorbankan kenyamanan. Bergerak dan mencari atau meningkatkan kenyamanan mungkin lebih saya setujui.

Oleh karena itulah, saya tak setuju saat banyak orang menyuruh para pejabat maupun ASN naik transportasi umum saat ada gonjang-ganjing mobil dinas elektrik. Itu adalah opini yang tidak baik!

Kita semua tahu, naik kendaraan umum punya banyak risiko buruknya. Mulai dari jam yang ngaret, hingga jantung berdebar karena kebut-kebutan. Bayangkan jika para pejabat harus mengalami hal itu, tentu kasihan. Kenyamanan adalah hal utama, dan mayoritas kendaraan umum belum mampu menjamin hal itu. Bahkan di kota besar yang konon punya banyak pilihan transportasi umum, kenyamanan dan kemanam ini masih sering dipertanyakan. Transportasi publik yang semrawut juga masih menjadi kendala di banyak kota besar maupun kecil. Mobil listrik sebagai mobil dinas adalah jalan keluar terbaik yang bisa dilakukan.

Kita semua tahu transportasi umum yang terintegritas adalah keharusan. Jalur diatur, waktu diatur, sehingga tepat waktu. Untuk mencapai hal itu, infrastrukturnya harus diperbaiki. Kita bisa melihat jalur untuk kendaraan umum makin nggak karuan, jalan aspalnya saja sudah banyak yang berlubang. Menambah moda transportasi umum sudah sewajarnya dilakukan. Bayangkan jika setiap kota punya jalur kereta atau MRT. Lalu kita punya busway macam Jakarta. Namun, seperti yang terjadi di Jogja, bus itu sepi penumpang dan kering kerontang.

Kita bisa melihat efek dari banyaknya kendaraan pribadi yang memenuhi jalan. Mulai dari macet, hingga polusi yang bikin begah. Beralih ke kendaraan umum memang mimpi yang sulit digapai, kita sadar akan hal itu. Belanda pun perlu waktu lama untuk melakukannya. Tapi, kalau tak segera dimulai berjalan dan memupuk kesadaran, kita nggak akan pernah sampai. Walau saya juga sadar, negara-negara itu sudah sejak tahun jebot mengenal kendaraan bermotor.

Sementara di sini, di sebuah tempat, mungkin ada seorang pemuda yang baru kredit Honda Beat sebagai motor pertama di keluarganya. Tapi, kendaraan umum tetap harus diusahakan agar bisa menjangkau semua tempat di negara ini. Meski saya juga yakin itu berat, secara jalan saja masih banyak yang hancur.

Menghidupkan lagi transportasi umum juga harus dibarengi oleh memperbaiki tata kelola dan kesejahteraan para pekerjanya. Seperti yang kita semua tahu, nasib kendaraan umum di negara ini mulai redup, begitu juga pendapatan para pekerjanya yang makin awut-awutan. Saya kira mengembalikan marwah kendaraan umum bukan hal yang buruk. Apalagi jika hal ini bisa mengurangi kemacetan dan polusi. Bahkan, akan lebih keren kalau kendaraan umum kita menggunakan energi listrik.

Ya, minimal untuk kota-kota besar dulu, lah. Apalagi kota yang sudah punya banyak pilihan moda transportasi umum. Sehingga tak hanya rakyat yang naik kendaraan umum. Intinya, kendaraan umum sebenarnya bisa dibikin nyaman. Dengan kerja nyata dan niat yang benar, tak ada yang tak mungkin. Meski saya juga paham jika senyaman-nyamannya kendaraan umum, masih lebih nyaman mobil dinas. Sudah gratis nggak perlu isi bensin, dan kalau rusak tak perlu keluar duit buat bengkel. Apalagi yang listrik, ntar tinggal colok.

Maka dari itu, saya berani berpendapat bahwa transportasi umum nggak cocok untuk pejabat, dan nggak pantas juga meminta mereka naik transportasi umum. Sebab, terlalu banyak PR yang harus diselesaikan, dan yang harus menyelesaikan ya mereka-mereka ini. Dan perkara menyelesaikan masalah, pejabat kita punya rekam jejak yang nggak bisa dibilang bagus.

Lebih enak mobil dinas listrik kan? Tinggal ngeng.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mobil Listrik untuk Keperluan Dinas, Satu Lagi Atraksi Pemerintah yang Makin Nggak Lucu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version