Banyak yang mengira Malang cocok untuk menghabiskan masa tua. Eits, itu dulu, saat Malang masih menjadi episentrum ekonomi bangsa Eropa di era kolonial. Sekarang mana bisa tenang hidup di Malang. Ketimbang menua di Malang dengan penuh ketegangan, mending menetap di Pasuruan.
Narasi yang selalu muncul jika Malang cocok untuk menghabiskan masa tua itu sepertinya perlu diluruskan. Bukan tanpa alasan ya, umumnya kota-kota besar dengan masifnya pendatang membuat Malang tidak jauh beda dengan Jakarta, Semarang dan Surabaya. Alih-alih menjadi tujuan menghabiskan masa tua, kota ini malah semakin cepat berkembang dan tidak cocok untuk para lansia tinggal.
Apalagi bagi orang tua yang kesabarannya setipis tisu, lebih baik pikirkan kembali cita-cita menghabiskan masa tua di Kota Malang. Kemacetan, jalan berlubang dan etika pengguna jalan yang ugal-ugalan semua bikin istighfar dan ingat Tuhan. Belum lagi problem lingkungan, pembukaan lahan hijau untuk digunakan sebagai entitas bisnis lambat laun akan berdampak buruk. Jangan heran jika kini Malang jadi wilayah yang sering jadi langganan banjir.
Sebagai solusi saya menawarkan daerah lain untuk menggantikan Malang. Lokasinya ada di Pasuruan, daerah yang berbatasan langsung dengan Malang di sisi utara. Wilayah yang tingkat kepadatan pendudukan masih relatif aman.
Pasuruan mungkin tidak pernah masuk radar sebagai daerah pilihan untuk menua dengan tenang. Namun percayalah wilayah ini punya segalanya dan layak untuk dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan.
Pasuruan, kota impian dengan beragam kelengkapan
Satu yang tidak akan pernah digadaikan oleh orang tua ialah ketenangan. Tenang menjadi kunci kehidupan di masa pensiun agar selalu tentram. Nah, alasan inilah yang membuat Pasuruan cocok sebagai daerah untuk menghabiskan waktu masa tua. Wilayah yang memiliki sejarah panjang sejak zaman kerajaan ternyata memiliki banyak hal yang bisa jadi alasan untuk tetap tinggal.
Kondisi topografinya lengkap, mulai pegunungan hingga lautan daerah ini punya. Bahkan jika kalian senang dengan destinasi wisata sejarah, Pasuruan juga memiliki berbagai peninggalan di masa kerajaan.
Tidak hanya itu saja, biaya hidup yang jauh lebih murah membuat daerah ini selalu bikin betah. Jika dibandingkan dengan Malang daerah ini jauh lebih menawarkan ketenangan ketimbang keramaian. Tidak percaya? Silakan coba tinggal di sini.
Waktu seakan melambat di sini
Bisa jadi banyaknya pendatang di suatu daerah akan berdampak pada aktivitas yang serba cepat. Inilah yang saya rasakan ketika tinggal di Malang. Jangan harap orang akan bersabar antre saat lampu lalu lintas baru saja menyala hijau. Kesabaran yang setipis tisu membuat jempol lebih cepat memencet klakson ketimbang nalar berpikir jika kendaraan belum bergerak berarti di depannya masih menunggu antrean. Nah, hal itu tidak akan kalian temui di Pasuruan.
Sebab tanpa keramaian penduduk yang berlebih seperti di Malang membuat waktu di Pasuruan seakan melambat pelan. Aktivitas apa pun rasa-rasanya jauh lebih normal dan cocok untuk orang tua.
Nah, di sinilah seninya. Kalian bisa bangun nyaman tanpa terburu waktu macam di kota besar. Pun ketika di jalan raya, etika pengendaranya jauh lebih sopan daripada Malang dan Surabaya. Paling penting, lantaran tiap hari hidup santai, hidup terasa jauh dari tekanan. Bener apa betul?
Kultur masyarakat yang ramah bikin betah
Mari sepakati bersama jika berbicara lingkungan tempat tinggal, kenyamanan yang menjadi tolak ukur betah tidaknya pendatang adalah keramahan masyarakatnya. Jika kalian sepakat tentu tidak salah memilih Pasuruan dengan kultur masyarakatnya, utamanya di wilayah pedesaan.
Inilah yang saya temui saat tinggal di Desa Sukolelo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Lokasi desa yang berada di kaki gunung serta komunitas masyarakat yang saling mendukung membuat desa ini selalu jadi pilihan pertama setiap saya ke Pasuruan.
Jadi, jika kalian masih menganggap Malang tetap relevan untuk menjadi jujugan menghabiskan masa tua impian, kalian wajib ke Pasuruan. Hidup di Pasuruan bak oase di tengah gurun, ya tentu saja kalian bisa memilih menua dengan anggun. Ketimbang memaksakan di Malang yang sudah mulai ramai dengan perantauan, Pasuruan jauh lebih punya segalanya untuk menawarkan ketenangan hidup di masa tua.
Penulis: Ferika Sandra
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















