Panduan Menjadi Pengunjung Art Gallery yang Baik dan Tidak Norak

panduan mengunjungi art gallery mojok

panduan mengunjungi art gallery mojok

Mengunjungi art gallery menjadi salah satu hal yang banyak digemari terutama bagi golongan muda-mudi. Kegiatan ini membuat mereka merasa lebih artsy di antara teman sebayanya. Tentu saja menambah tingkat kekerenan dirinya layaknya orang yang menjadikan band indie sebagai musik favoritnya. Hal itu tentu saja menjadi hal yang menguntungkan dan merugikan.

Hal yang menguntungkan adalah semakin banyak muda-mudi yang peduli dengan seni. Hal yang merugikan, seringkali terjadi kecelakaan karya yang dialami karena kecerobohan oknum-oknum yang tidak mematuhi peraturan. Hal ini tentunya membuat pihak galeri mengalami kerugian, karena bisa saja karya yang ditampilkan harganya ditaksir ratusan juta rupiah atau karya tersebut sangat sulit didapatkan.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan karya pada saat mengunjungi art gallery, yuk ikuti panduan-panduan berikut ini biar kamu bisa menjadi pengunjung yang baik saat mengunjungi art gallery.

Pahami jenis registrasi tiap galeri

Hal ini jadi hal pertama yang harus kamu perhatikan terlebih dahulu, registrasi sebelum kunjungan pada setiap art gallery pasti berbeda, terutama saat musim pandemi seperti sekarang ini. Sebab art gallery berbentuk ruangan tertutup, otomatis pihak galeri harus mematuhi peraturan jumlah pengunjung untuk mengurangi kerumunan. Oleh karena itu, beberapa art gallery melakukan sistem registrasi secara online. Salah satunya Galeri Nasional. Registrasi online bisa kamu temukan melalui website resmi dari gallery tersebut, jangan lupa setelah registrasi simpan bukti registrasi kamu untuk ditunjukkan kepada petugas saat kamu berkunjung nanti. Dengan melakukan registrasi online kamu juga bisa menentukan jadwal berkunjung sendiri.

Jadilah minimalis

Menjadi minimalis maksudnya adalah membawa barang bawaan secukupnya saja, kalau bisa sesedikit mungkin. Jadi kamu tidak terganggu saat berkeliling untuk menikmati karya. Coba bayangin kalau misalnya kamu membawa ransel besar, lalu saat kamu berkeliling ransel kamu tidak sengaja menyenggol salah satu karya, kemudian karya itu jatuh dan rusak, bagaimana?

Nah oleh sebab itu sebaiknya ketika kamu berkunjung bawalah barang-barang penting seperti handphone dan dompet saja, atau kenakan tas kecil saja. Dengan menjadi minimalis, kamu juga jadi lebih leluasa untuk berkeliling menikmati karya di art gallery.

Bagi kamu yang datang beramai-ramai bersama teman, saudara atau pacar kamu ketika mengunjungi art gallery, tolong yah suaranya jangan terlalu berisik. Kasian sama orang-orang yang ingin menikmati karyanya dengan syahdu. Ketika kamu berisik, langsung hilang deh konsentrasinya saat melihat karya tersebut. Ya balik lagi ke kesadaran diri, inget loh kamu itu lagi berkunjung ke art gallery, bukan ke warung kopi, jadi sesuaikanlah diri kamu dengan tempat yang kamu kunjungi.

PDKT dengan karya secukupnya

Saat PDKT dengan karya bukan berarti kamu bisa bebas menyentuh dan mengubah posisi karya. PDKT dengan karya bisa kamu lakukan sewajarnya saja kok. Caranya mudah, yang pertama, dengan cara melihat karya dengan jarak aman. Kedua, kalau kamu ingin tau lebih dalam tentang si karya kamu bisa membaca papan penjelasan yang biasa ditemukan di sebelah karya.

Yang jelas, jangan sekali-kali menyentuh karya. Dengan menyentuh karya, ada risiko terjadi kerusakan pada karya tersebut. Dilansir dari liputan6, menurut Zamrud Setia Negara, Ketua Pameran dan Kemitraan Galeri Nasional Indonesia dengan sigap menjelaskan, alasan dilarangnya pengunjung menyentuh karya dan lukisan karena akan menyebabkan kerusakan atau karat atau korosi, karena telapak tangan mengandung lemak dan keringat. Seperti halnya ketika telapak tangan menyentuh layar ponsel, kemudian terdapat bekas di layar itu. Begitu pula ketika kita menyentuh lukisan dan kanvas, pasti dalam hitungan hari, bulan, dan tahun akan timbul korosi yang bersifat merusak.

Hati-hati ketika mengambil gambar

Keindahan karya dalam art gallery memang membuat kita ingin memotretnya entah untuk dijadikan koleksi pribadi atau dipamerkan di media sosial. Tapi, ketika ingin memotret karya baik itu dengan handphone atau pun kamera pribadi, jangan lupa perhatikan peraturan di art gallery tersebut. Umumnya ketika berkunjung ke art gallery biasanya akan ditemukan peraturan memotret tidak boleh memakai flash. Ada alasannya loh kenapa pemakaian flash dilarang saat memotret karya

Penggunaan flash pada kamera selain dapat mengganggu pengunjung, juga dapat mempercepat penguningan pigmen warna pada suatu karya seni lukis. Hal tersebut tentunya dapat mengurangi keindahan lukisan dari segi warna.

Peraturan lainnya adalah larangan untuk memotret menggunakan kamera DSLR. Menurut Zamrud, daya tangkap kamera DSLR yang notabene beresolusi tinggi dapat menghasilkan gambar yang sangat akurat, sehingga mudah untuk ditiru, dicetak ulang, atau disalahgunakan.

Jika kamu ingin mendapatkan dokumentasi karya yang lebih baik, kamu bisa mengunjungi website resmi dari galeri tersebut atau bisa juga dengan mengikuti media sosial art gallery tersebut.

Yuk jadi pengunjung yang lebih bijak ketika mengunjungi art gallery, agar karya seni yang kita nikmati saat ini bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya di masa depan. Dengan menjadi pengunjung yang baik kamu juga jadi salah satu orang yang turut serta dalam menjaga karya seni tersebut tetap ada untuk dinikmati nanti.

BACA JUGA Merayakan Hari Raya Seni di Yogyakarta, Event Ini Jadi Momen Lebaran Para Seniman dan tulisan Fanisa Putri lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version