Panduan Mengenali Bakso Malang yang Asli dari Kera Ngalam, biar Kalian Nggak Kena Tipu

Panduan Mengenali Bakso Malang yang Asli dari Kera Ngalam, biar Kalian Nggak Kena Tipu

Panduan Mengenali Bakso Malang yang Asli dari Kera Ngalam, biar Kalian Nggak Kena Tipu (Azzadiva Sawungrana via Unsplash)

Kecuali Anda psikopat, vegan garis keras, atau manusia dengan selera makanan yang begitu buruk, Anda pasti suka bakso. Hampir semua orang menyukai bakso, apalagi dimakan ketika udara sedang dingin-dinginnya. Apalagi saya, yang rela menjual jiwa saya untuk semangkok bakso Malang. Oke ini lebay tapi bakso Malang memang seenak itu, ges.

Bisa dibilang, saya fans garis keras bakso Malang. Lahir di bumi Arema, saya mengecap nikmatnya bakso dari bum Malang sejak masih kanak-kanak ingusan. Kegemaran ini semakin menjadi hingga saya menyelesaikan sarjana. Skripsi saya saja bertema bakso hahaha.

Sejak kecil saya sudah terpapar berbagai rasa bakso mulai dari kelas pedagang keliling lewat depan rumah hingga restoran. Hingga saya bisa menebak apakah bakso ini enak atau tidak hanya dengan menilai dari bentuk gorengan atau aroma kuahnya. Di kemudian hari, privilege tumbuh bersama bakso Malang ini akan menyiksa saya yang akhirnya menetap di luar kota.

Selama tinggal di Jakarta dan Tangerang, saya masih aktif mencari bakso khas Malang terenak. Mencari adalah kata kerja, ya karena memang se-proaktif itu demi klangenan dengan seporsi rasa masa kecil. Bisa ditebak, selama masa pencarian belum ada bakso yang seenak seperti aslinya di kota Malang. Ada bakso Malang di Jakarta Selatan yang enak, tapi menurut saya rasanya oke saja untuk sekali-kali makan bakso di Ibu Kota.

Dalam eksplorasi kuliner, saya kerap mendapat bisikan dari teman dan kerabat untuk mencoba berbagai macam bakso di sekitaran Jabodetabek. Seringnya ketika saya datangi tempat makan bakso tersebut, mereka bukan menjual bakso gagrak Malang, tapi bakso Solo atau Wonogiri. Kadang bahkan tidak jelas kiblat baksonya yang mana. Atau terkadang saya datang ke warung bakso Malang, tetapi pakem makannya itu salah.

Hah, pakem? Iya, makan bakso Malang itu ada panduannya lho.

Kuah bakso Malang itu bening

Jika kuah bakso Solo bercitarasa kaldu yang terasa kental, kebalikannya, kuah Malang lebih terasa ringan. Secara visual jika dua buah mangkok bakso dari Solo dan Malang disandingkan akan terlihat perbedaannya, kuah Solo terlihat keruh, sedangkan Malang kuahnya bening.

Aroma yang tercium dari kedua jenis bakso ini pun berbeda. Solo kuat sekali wangi daging dan tulangnya, sedangkan Malang, walaupun menguarkan wangi daging, tetapi ada hint bawang putihnya yang cukup terasa. Walaupun saya Kera Ngalam, tetapi saya harus mengakui Bakso Solo ini kuahnya nyaman sekali. Favorit saya di Jakarta Bakso Solo merk S yang sudah tersebar se Jabodetabek.

Sistem order

Saya pertama kali mencoba bakso Wonogiri di Jakarta. Sebab, selama saya tinggal di Malang tidak pernah menemukan spesies bakso Wonogiri. Dalam pengamatan saya, bakso Wonogiri seringnya dijual bersama dengan mie ayam. Biasanya di bakso Wonogiri, pelanggan akan disodorkan variasi menu porsi bakso dan mie ayam. Misalnya bakso komplit, bakso jumbo, mie ayam komplit, mie ayam bakso, dan seterusnya. Walaupun sama nikmatnya, tetapi ini adalah sistem yang berbeda dengan gagrak Malang.

Cara order Bakso Malang adalah memilih varian dalam satu order. Jadi terserah mau 1 mangkok isinya gorengan semua, atau setengah gorengan dan setengah bakso. Mau gorengannya dipisah di mangkok atau piring kecil juga boleh. Untuk tambah mie atau bihun saja juga tergantung selera, karena tidak wajib dimakan bersama. Beda kan?

Gorengan itu wajib!

Kalau ada warung Bakso Malang tetapi tidak menyediakan gorengan, sudah pasti klaim Malangnya itu palsu. Gorengan, dalam gagrak Malang, itu wajib hukumnya! Seringnya di Jabodetabek saya menemukan bakso Malang dengan gorengan yang nggak banget, isinya kopong, kebanyakan terigu atau malah kulit pangsitnya aja yang jumbo.

Gorengan yang ada di bakso banyak macamnya. Ada yang berbentuk bulat atau biasa disebut bakso goreng, yang panjang disebut gorengan kekian, dan yang kembang disebut siomay goreng. Jika suatu saat berkesempatan menikmati bakso ini di tempat aslinya, jenis gorengannya malah lebih meriah lagi karena ada yang menggunakan usus, ati ampela. Bahkan ada yang menggunakan gorengan ayam. Paduan kuah bakso yang hangat dan krenyes gorengan itu tiada duanya, kane lop!

Condiment saus sambal untuk dicocol, bukan dituang

Pedagang bakso di Kota Malang yang berjualan di gerobak sampai restoran semuanya akan menyediakan piring kecil untuk tempat condiment. Cara membedakan warga Ngalam asli dan turis atau pendatang saat makan adalah, warga Ngalam mencocol bakso dan gorengan ke piring kecil tempat saus dan sambal. Sedangkan kebanyakan warga pendatang atau turis kalau makan bakso, saus dan sambalnya dicampur langsung ke dalam kuahnya.

Coba saja lihat teman dan saudaramu yang asli arek Malang, kalau makan bakso gimana? Biasanya mereka akan minta piring kecil atau mangkok terpisah untuk meracik saus, sambal, kecap, cuka dan lain-lain sesuai selera. Gorengannya itu paling best ya makannya dicocol bukan dicampur kuah sampai layu.

Rahasia kuah bakso Malang

Rahasia mengapa selama ini pencarian bakso yang Malang banget di Jakarta-Tangerang selalu fail akhirnya terjawab di Juli tahun ini. Waktu itu saya mudik ke Malang dan mengantar Ibu saya beli jajan basah di daerah Sawojajar, antrenya lama sekali. Karena saya lapar dan ada Bakso Cak Toha di sebelah toko kue, akhirnya saya mampir dan menjadi pembeli pertama.

Walaupun sudah lama tinggal di rantau, saya masih fasih berbahasa Jawa khas Malangan. Akhirnya saya ngobrol saja santai dengan Cak Toha yang kebetulan ada di warung, menanyakan kemungkinan franchise Bakso Cak Toha di Jabodetabek. Uang buat franchise sih belum ada, ya tapi basa-basi saja siapa tahu mimpi jadi nyata.

“Sing takok akeh mbak (franchise Bakso Cak Toha), tapi gak iso. Aku bukak nang Suroboyo ae wes bedo, banyune iki lho kudu banyu kran Malang”.

Kira-kira artinya begini, “Yang menanyakan (franchise Bakso Cak Toha) banyak, tapi nggak bisa. Aku buka di Surabaya saja sudah beda, airnya harus air kran Malang”. Saya masih kekeuh bertanya lagi, pakai air galon emang nggak bisa, Cak? Beliau menggeleng.

Dan percakapan itulah yang mengakhiri pencarian bakso di luar Kota Malang, karena faktor penentunya adalah air asli Malang!

Penulis: Maryza Surya Andari
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Ciri Khas yang Melekat pada Bakso Malang Asli

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version