Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Sinetron

Pak Sofyan di Tukang Ojek Pengkolan Adalah Representasi Pemimpin Ideal ala Socrates dan Gramsci

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
14 November 2021
A A
Pak Sofyan di Tukang Ojek Pengkolan Adalah Representasi Pemimpin Ideal ala Socrates dan Gramsci terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Sepanjang sore, TV di rumah saya biasanya memutar serial sinetron Tukang Ojek Pengkolan. Sinetron yang diproduksi oleh MNC Pictures ini menyajikan drama realistis sebagaimana kehidupan masyarakat pada umumnya dengan sisipan komedi yang menggelar tawa bagi penontonnya.

Awal mula rilisnya sinetron ini, sih, kontraknya ditargetkan mencapai 60 episode saja. Namun, karena terus berkembang dan mengundang respons penonton yang bagus, akhirnya episode sinetron Tukang Ojek Pengkolan terus ditambah, hingga ratusan, bahkan sekarang telah mencapai ribuan.

Saya sendiri tertarik dengan sosok Pak Sofyan di sinetron Tukang Ojek Pengkolan ini. Pak Sofyan atau yang terkadang sesekali dipanggil Pak RT ini, merupakan ketua RT 02, RW 01, Kelurahan Rawa Bebek, Kecamatan Tanah Abang.

Selain menjadi Pak RT, Pak Sofyan juga berprofesi sebagai dosen. Begitupun juga dengan istrinya Bu Rahma yang juga berprofesi sebagai dosen. Bahkan, kedua anaknya juga menempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi. Sungguh, keluarga yang berpendidikan.

Melihat profesi yang dimiliki Pak Sofyan yang menjadi ketua RT sekaligus dosen, saya jadi teringat beberapa pemikiran seorang filsuf yakni Socrates dan seorang sosiolog yakni Antonio Gramsci mengenai pemimpin yang ideal.

Oke, saya mulai dari yang sesepuh dulu yakni, Mbah Socrates. Jadi, Socrates pernah dawuh bahwa pemimpin yang ideal untuk menahkodai sebuah kapal adalah mereka yang berpendidikan, cerdas, tau seluk beluk segala rintangan di laut. Dalam artian di sini, Socrates merujuk pada filsuf yang cocok sebagai pemimpin. Jadi, bukan orang-orang yang biasa-biasa saja, apalagi orang yang hanya berbekal sokongan pendukungnya saja.

Begitupun dengan sosiolog berhaluan kiri, Antonio Gramsci, yang memiliki pemikiran bahwa sebenarnya semua orang itu adalah seorang filsuf, semua orang adalah intelektual. Hanya saja, kita dibedakan dari takaran intelektualitasnya.

Misal, netizen Indonesia yang suka ngebacot perihal politik, ya mereka adalah seorang filsuf kalau kata Gramsci. Hanya saja, menurut Gramsci, orang awam seperti netizen ini adalah filsuf spontanitas, mereka berpikir, bergerak, menganalisis sesuatu itu secara spontan berdasarkan sebatas stock of knowledge yang dimilikinya.

Baca Juga:

Rahasia Tukang Ojek Pengkolan Mengalahkan Ojek Online

5+1 Alasan Menulis Skenario Sinetron Layak Jadi Pilihan Karier

Sedangkan intelektual-intelektual akademis, berpendidikan, mengenyam bangku perguruan tinggi inilah yang disebut Gramsci sebagai filsuf profesional. Nah, kalau kata Gramsci, intelektual atau filsuf profesional inilah yang dapat menggerakkan bahkan memimpin masyarakat. Pasalnya, filsuf profesional ini memiliki kekayaan stock of knowledge yang dapat berkontribusi sebagai referensi bagi segala kebijakan yang akan ditentukan.

Jadi saya menangkap bahwa pemimpin atau penggerak yang ideal adalah mereka yang berpendidikan, bergelut dalam ruang akademik, dan mereka yang betul-betul tau medan yang dihadapinya. Bukan mereka yang jadi pemimpin karena sokongan massa, tetangga, kerabat, ataupun sanak keluarga, apalagi jalur belakang rumah.

Nah, melihat gambaran pemimpin ideal ala Socrates dan Gramsci ini, saya langsung menengok sosok Pak Sofyan. Bahkan dalam menjalankan pemerintahannya di rukun tetangga, Pak Sofyan selalu menasehati warganya dengan sumber-sumber referensi buku yang dibacanya.

Misal begini omongan pak Sofyan dalam menasehati Purnomo mengenai nama anak, “Karena menurut buku yang saya baca, dalam memberikan nama itu memang butuh pertimbangan. Karena apa? Karena memberikan nama anak itu adalah semacam doa.”

Nah, setiap wejangan Pak Sofyan di Tukang Ojek Pengkolan ini pasti mengacu pada buku yang dibacanya. Bahkan ketika menyelesaikan konflik antar warganya, ia pasti menggunakan referensi buku bacaannya dengan mengucap “menurut buku yang saya baca”. Jadi, ia nggak asal menentukan kebijakan atau asal bacot dalam menasehati warganya. Sehingga, warga sendiri itu puas dengan kinerja Pak Sofyan selaku ketua RT.

Jadi, menurut saya, Pak Sofyan adalah representasi pemimpin yang ideal ala Socrates dan Gramsci. Meskipun dalam skala rukun tetangga, tapi Pak Sofyan dapat menjadi suri tauladan bagi pemimpin-pemimpin di negeri ini.

Sumber gambar: Unsplash.com

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 November 2021 oleh

Tags: Pak Sofyantukang ojek pengkolan
Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

ArtikelTerkait

bang ojak tukang ojek pengkolan penghasilan tukang ojek mojok.co

Menghitung Penghasilan Bang Ojak Tukang Ojek Pengkolan Selama Pandemi Corona

31 Juli 2020
5+1 Alasan Menulis Skenario Sinetron Layak Jadi Pilihan Karier (Pixabay)

5+1 Alasan Menulis Skenario Sinetron Layak Jadi Pilihan Karier

19 Oktober 2022
Romantisme Mas Pur dan Mbak Rinjani Ketika Jakarta Memberlakukan PSBB

Romantisme Mas Pur dan Mbak Rinjani Ketika Jakarta Memberlakukan PSBB

20 April 2020
Rahasia Tukang Ojek Pengkolan Mengalahkan Ojek Online (Unsplash)

Rahasia Tukang Ojek Pengkolan Mengalahkan Ojek Online

11 April 2023
Cerita Prihatin yang Mungkin Dipahami Pedagang Pinggir Jalan Ketika Hujan terminal mojok.co

Surat untuk Mas Pur, Tukang Ojek yang Tetap Bekerja di Tengah Pandemi Corona

31 Maret 2020
sinetron tukang ojek pengkolan lama-lama membosankan mojok.co

Lama-lama Sinetron ‘Tukang Ojek Pengkolan’ Membosankan Juga

26 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.