Pak Erick Thohir, sebenarnya Anda itu mau daftar jadi ketum PSSI atau pengin jadi calon presiden?
Gelaran resepsi seabad Nahdlatul Ulama (NU) merupakan momen sakral bagi nahdliyin yang meliputi habaib, kiai, gus, ning, hingga masyarakat abangan seperti saya. Momen yang hanya akan terulang seratus tahun sekali. Acara seabad NU akan digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo besok tanggal 7 Februari 2023. Menghadirkan artis nasional seperti Slank, Rhoma Irama, Maher Zain, Woro Widowati, Addie MS, Denny Malik, Tohpati Ario Hutomo, Dewa Bujana, Kikan Namara, hingga Cak Lontong. Pasar yang sangat menarik untuk berkampanye.
Meskipun begitu, saya harap jangan diintervensi pilihan ketua umum PSSI. Ya, saya akan berbicara tentang Erick Thohir.
Bertebarannya baliho Erick Thohir di Sidoarjo cukup kentara jelang hajatan seabad NU. Hal tersebut menuai pro-kontra seperti yang disampaikan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib, “Tentu kami menyesalkan, jangan sampai gelaran satu abad ditumpangi penumpang gelap menjelang Pilpres,”
Kalau tujuan Pak Erick menang dalam KLB pemilihan umum ketua PSSI, jelas salah sasaran. NU tidak punya hak voters! Kalau mungkin Bapak belum paham, hak suara pemilihan ketua PSSI itu hanya diberikan kepada voters. Dalam pasal 27 Statuta PSSI mencantumkan ada tujuh elemen anggota federasi, yaitu Klub, Asosiasi Provinsi PSSI, Asosiasi Klub Sepak Bola Wanita, Federasi Futsal Indonesia, Asosiasi Wasit, Asosiasi Pemain, Asosiasi Pelatih.
Sementara klub yang menjadi voters KLB adalah tim yang bermain di peringkat teratas Liga 1 (18 klub), Liga 2 (16 klub), dan Liga 3 (16 klub). Sedangkan Asosiasi Provinsi PSSI terdiri dari federasi sepak bola di 34 provinsi se-Indonesia. Setiap voters memiliki satu suara di KLB PSSI. Tidak ada NU pak, tidak ada.
Pencalonan Anda sebagai ketua umum PSSI diharapkan banyak pihak untuk membenahi sengkarut liga dan prestasi sepak bola timnas. Sementara NU itu biasa dijadikan lahan untuk kampanye pilihan presiden. Jangan-jangan, sampean juga bermimpi jadi presiden? Kalau iya, wah, langkah sampean kurang tepat.
Tiru Anies Baswedan saja
Mending sampean melakukan lobi politik seperti yang dilakukan Anies Baswedan. Beliau sudah punya tiga partai pendukung yang mencapai ambang batas presidential threshold. Beliau juga tidak besar dari kader partai seperti sampean, tapi cukup seksi di mata partai-partai politik.
Misalkan niat sampean pengin menang pilpres dengan meraih dukungan mayoritas nahdliyin, juga tidak akan bisa tanpa partai pendukung. Apalagi partai yang selama ini menjadi representasi NU (PKB) sedang mesra-mesranya dengan Gerindra. Lalu apa yang sampean harapkan Pak Erick Thohir?
Saya tahu sampean lulusan banser, meski saya tidak yakin sampean mengikuti diklatsar penuh pas menjabat menjadi Menteri BUMN. Saya pun juga pernah ikut diklatsar, bahkan diklatsus banser sama seperti sampean. Tapi saya tidak punya niat memasang ribuan baliho bergambar saya untuk mengucapkan selamat harlah di seabad NU. Ya, selain saya tidak punya dana sebesar sampean yang notabene pernah menjadi presiden klub prestise Internazionale Milan.
Eh, tapi sampean itu sebenarnya pengin jadi presiden atau ketua umum PSSI? Jangan selingkuhi PSSI dong, Pak. Banyak aliansi suporter yang berharap sampean membenahi kualitas sepak bola nasional. Percuma bapak menjabat ketua umum PSSI, tapi hati sampean ingin jadi presiden.
Saya paham, latar belakang sampean sebagai pebisnis yang mencari peluang sebanyak mungkin. Mendirikan banyak cabang untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Tapi ini urusan rakyat, olahraga, dan agama pak.
Saya mungkin bisa memaklumi jika bertebarannya baliho itu bergambarkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Beliau jelas ke-NU-annya dengan menjabat Ketua Umum Muslimat NU selama empat periode. Beliau juga sempat dipandang sebagai calon presiden seperti halnya sampean, Pak Erick Thohir.
Tertekan elektabilitas?
Mungkin promosi gambar diri cukup mengangkat elektabilitas yang per tanggal 22 Januari 2023 hanya mencapai 1,6 persen, di bawah Ridwan Kamil, Sandiaga Salahuddin Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, apalagi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo (survei LSI). Setidaknya jika gagal menjadi calon presiden, bisa berharap ada yang mencalonkan jadi calon wakil presiden.
Ah, semoga hanya pikiran negatif saya saja kepada sahabat banser saya itu. Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa NU itu bukan kantong suara untuk pemilihan ketua umum PSSI. Takutnya, Pak Erick Thohir sudah banyak mengeluarkan dana cetak baliho tapi gagal total di KLB hanya karena salah pasang tempat baliho.
Penulis: Joko Yuliyanto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA PSSI Adalah Batu Loncatan Politik Ideal bagi Erick Thohir