Pacaran Wajib Sleep Call Itu Logikanya di Mana deh? Tidur Aja “Diawasi”, kayak Lagi Dipenjara Aja

Pacaran Wajib Sleep Call Itu Logikanya di Mana deh? Tidur Aja "Diawasi", kayak Lagi Dipenjara Aja

Pacaran Wajib Sleep Call Itu Logikanya di Mana deh? Tidur Aja "Diawasi", kayak Lagi Dipenjara Aja (Pixabay.com)

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat sebuah short video di YouTube salah satu podcast yang digawangi oleh Surya Insomnia dan Indra Jegel. Di video tersebut, Surya mengatakan jika ia tidak mengerti dengan budaya pacaran anak zaman sekarang yang melakukan sleep call setiap malamnya. Ia tidak paham manfaat dari sleep call setiap malam itu untuk apa? Selain menghabiskan kuota dan terkena radiasi yang sudah pasti tentunya.

Semenjak perkembangan di era digital ini, memang banyak perubahan salah satunya ialah gaya pacaran. Seperti yang sudah disinggung diatas jika gaya pacaran sleep call ini sudah marak dilakukan anak zaman sekarang.

Namun yang bikin saya risih, ketika pacaran harus wajib melakukan sleep call. Apabila tidak mau melakukan hal tersebut, bisa-bisa dianggap tidak sayang, bisa-bisa dicurigai. Sebelum membahas lebih jauh, perlu kita pahami bahwa setiap hubungan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ada pasangan yang lebih memilih tidur bersama secara virtual sebagai cara untuk menjaga bonding kedekatan, apalagi jika mereka sedang menjalani hubungan jarak jauh. Tetapi, ada juga pasangan yang tidak tertarik dengan konsep ini dan memilih tidur tanpa melakukan tradisi sleep call ini. dan itu sah-sah saja.

Manfaat sleep call

Dalam beberapa kasus, melakukan sleep call memiliki beberapa manfaat. Pertama, dapat mengobati kangen. Tidur bersama di videocall memberikan perasaan selalu bersama dan keintiman meskipun secara fisik terpisah. Kedua, dapat membantu pasangan saling menenangkan dan merasa aman. Suara napas satu sama lain atau sekadar melihat wajah pasangan di layar dapat memberikan kenyamanan dan mengurangi rasa kesepian.

Namun, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kebiasaan dan kebutuhan tidur yang berbeda. Tidur bersama secara virtual dapat mengganggu pola tidur seseorang dan mengakibatkan waktu tidurnya berkurang. Sebab, jika pasangan terlibat dalam sleep call setiap malam, dapat mengganggu kualitas tidur mereka dan berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka.

Selain itu melakukan sleep call juga dapat mengganggu privasi. Setiap individu membutuhkan waktu dan ruang untuk diri sendiri, terlebih lagi saat tidur. Menjaga video call tetap aktif sepanjang malam juga bisa mengganggu privasi dan membuat seseorang merasa terpantau setiap saat.

Consent tetap jadi prioritas

Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan yang ketika pacaran menganggap sleep call itu wajib untuk berkomunikasi dengan terbuka dan memperhatikan kebutuhan individu masing-masing. Kedua belah pihak harus merasa nyaman dan setuju dengan konsep ini serta memahami batasan yang dibuthkan untuk menjaga kesehatan dan kebahagiaan mereka.

Selain itu, penting juga untuk tetap memprioritaskan tidur yang berkualitas dan menjaga kebiasaan tidur yang sehat. Jika hal itu mengganggu tidur Anda, kalian bisa melakukan cara lain seperti melakukan video call sebelum tidur atau menyempatkan waktu melakukan komunikasi di siang harinya.

Dalam menjalani hubungan asmara, penting untuk mencari keseimbangan yang baik antara kebutuhan individu dan kebutuhan pasangan. Setiap pasangan memiliki kebutuhan yang berbeda, dan yang terpenting adalah membangun komunikasi yang jujur dan saling mendukung. Mewajibkan sleep call ketika pacaran, mungkin menjadi pilihan bagi beberapa pasangan, tetapi tidak harus menjadi standar bagi semua orang. Apalagi dipaksakan, dan mengganggu produktivitas.

Misal ini untuk menghindari kecurigaan pun, saya rasa ya berlebihan. Orang kalau mau aneh-aneh, dikekang kek mana pun ya tetep aneh-aneh.

Yang terpenting, kunci dari setiap hubungan adalah saling memahami dan menghormati kebutuhan masing-masing individu. Apakah sleep call dalam pacaran sehat atau tidak tergantung pada kenyamanan dan kesepakatan pasangan. Sebab yang menjadi prioritas adalah menjaga kesehatan fisik dan mental, serta menjalani hubungan yang bahagia dan seimbang. Yang terpenting, don’t be something you are not.

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pacaran kok Tuker-tukeran Media Sosial, Situ Waras?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version