Pembahasan soal uang adalah pembahasan yang cukup sensitif untuk ditanyakan pada pasangan, sebutlah pacar. Pacar, yang hakikatnya belum menjadi siapa-siapa, pasti kaget dan terheran-heran kalau tiba-tiba kamu tanya soal keuangan pribadinya.
Tetapi, nggak begitu jika kamu dan pacar hendak menyeriusi hubungan yang kalian jalin, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menjadi layak untuk kamu ajukan pada pasangan. Begitu pula sebaliknya, kamu juga harus terbuka kalau pertanyaan ini dikembalikan pada kamu.
“Gaji kamu berapa?”
Ini pertanyaan yang paling sensitif dan saya tidak menyarankan ini untuk ditanyakan pada kalian yang baru pacaran. Yaaa, you know lah, agak kurang sopan untuk menanyakan soal nominal gaji baik itu sama pacar atau teman sekalipun.
Tapi kalau udah serius, lain cerita. Pertanyaan soal berapa gaji pasangan bukan semata-mata bertujuan untuk menilai pacar kita ini daya belinya sampai mana atau membayangkan mampu tidaknya dia jajanin kita tiap malem Minggu. Lebih jauh dari itu, keterbukaan soal gaji cukup penting untuk pasangan yang hendak menikah karena dapat memudahkan kamu dan pacar untuk melakukan perencanaan finansial setelah menikah.
“Kamu punya utang nggak?”
Ini penting untuk ditanyakan pada pasangan, apa dia memiliki utang pribadi atau tidak dan kamu sendiri memiliki utang atau tidak.
Kalau iya, mengomunikasikannya sebelum menikah adalah pilihan yang baik. Jangan sampai, setelah menikah kamu baru tahu kalau pasangan ternyata punya banyak utang. Mengomunikasikannya sebelum menikah selain dapat mempersempit peluang cekcok perihal keuangan di masa depan, juga dapat membuka pintu kepercayaan lebih lebar.
Kamu dan pasangan bisa mendiskusikan pilihan terbaik untuk nantinya, apa menunda pernikahan sampai utang tadi selesai. Atau tetap melanjutkan rencana awal dengan komitmen keuangan yang lebih matang. Semua ada di tangan kalian.
“Cicilan kamu gimana?”
Nah, kalau di antara kamu punya cicilan, entah itu cicilan rumah, kendaraan, atau cicilan Tupperware sekalipun. Ya terbuka saja. Selama cicilannya untuk hal yang masuk akal dan tidak bersifat konsumtif, saya rasa hal itu tidak akan menjadi masalah.
“Gimana, sih, konsep nabung versi kamu?”
Ini penting juga untuk ditanyakan sebab tidak semua pasangan memiliki pandangan soal uang atau tabungan dengan pandangan yang sama. Bisa jadi dia termasuk orang yang giat menyisihkan beberapa persen pendapatannya untuk tabungan dan kamu yang belum memulai, atau kamu orang yang udah rajin menabung tapi pacar kamu nggak kayak gitu. Hal ini bisa didiskusikan mau seperti apa konsep tabungan kalian nantinya
“Gimana pandangan kamu soal dana darurat?”
Dana darurat adalah dana yang kamu sisihkan dari pendapatan yang memang fungsinya untuk keadaan-keadaan darurat. Misal, kecelakaan, orangt ua masuk rumah sakit, atau ada peralatan rumah tangga yang tiba-tiba rusak dan harus diganti. Nah, dana daruratlah posnya.
Setiap orang memiliki nominal ideal dana daruratnya masing-masing kalau pasangan kamu belum memikirkan dana itu, ada baiknya kamu berinisiatif untuk mengajaknya mulai mempersiapkan dana darurat.
“Masalah ngasih keluarga gimana?”
Kadang ini sering jadi bahan nggak enakan antarpasangan setelah menikah. Jadi, jangan sampai kamu lupa soal poin ini.
Sebagai makhluk sosial kita perlu juga memperhitungkan dana silaturahmi, entah itu memberi uang pada orangtua atau sekedar memberi angpao bagi keponakan-keponakan.
Gimana pandangan pasangan soal hal tadi? Jangan sampai kamu dan pasangan malah berbeda pandangan soal konsep beri-memberi tadi.
Mengomunikasikan perihal keuangan dengan pacar tidak selalu bersifat materialistis, kok. Justru kedewasaan dalam finansial ekonomi bisa diciptakan ketika kamu dan pacar mulai terbuka satu sama lain. Di situ juga kamu bisa saling memahami konsep berkeuangan masing-masing. Memahami bagaimana pasangan kamu memandang uang dan bagaimana ia menggunakannya. Begitu pun sebaliknya.
Terkadang permasalahan dalam rumah tangga tidak selalu berkutat dalam pusaran pelakor-pebinor. Masalah finansial terkadang bisa memberi andil terbesar dalam perselisihan antara kamu dan pasangan. Maka, alangkah lebih baik kalau kamu dan pacar yang sudah mulai serius melangkah menuju jenjang pernikahan bisa mulai serius membicarakan hal-hal lain selain pesta resepsi.
BACA JUGA Sebuah Pledoi dari Acne Fighter Soal Kesholehan Pengguna Skincare yang Sering Dipertanyakan dan tulisan Elsa Fitriyani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.