Orang Waras Pasti Meninggalkan Spotify dan Hijrah ke YouTube Music, yang Jelas Lebih Superior

Orang Waras Pasti Meninggalkan Spotify dan Hijrah ke YouTube Music, yang Jelas Lebih Superior

Orang Waras Pasti Meninggalkan Spotify dan Hijrah ke YouTube Music, yang Jelas Lebih Superior (Pixabay.com)

Maaf-maaf aja nih, perkara kualitas, YouTube Music jelas mengasapi Spotify. Jauh, pake banget

Sebagai pengguna setia Spotify sejak 2016, terus terang saya sangat kecewa dengan kebijakannya saat ini yang semakin mendiskriminasi pengguna non-premium. Biar gampang, lebih baik saya singkat menjadi pengguna gratis. Saya memang bukanlah pengguna premium yang rutin bayar tiap bulan karena belum berpenghasilan tetap. Karena itu, saya akan tetap menjadi pengguna gratis sembari menunggu punya pekerjaan nantinya.

Sebenarnya, kalau menjadi pengguna gratis itu memang paling menguntungkan ketika memutar musik melalui Spotify PC ataupun Website. Lain dengan Spotify untuk ponsel, aplikasi berlogo hijau ini hampir semua fiturnya bisa digunakan di PC maupun website. Tapi tentu saja fitur yang paling penting adalah bisa pilih lagu bebas tanpa perlu auto-shuffle.

Sayangnya belum juga saya memperoleh pekerjaan, Spotify yang dilaporkan mengalami penurunan profit ini malah mencabut sebagian besar kenikmatan para pengguna gratisnya. Saya kira awalnya ini hanyalah masalah bug belaka.

Namun, setelah melihat kabar dari sosial media dan mencari info lebih jauh lagi, ternyata Spotify memang ingin mengistimewakan pengguna premium. Karena saya kecewa, berakhirlah saya hijrah ke YouTube Music atau disingkat sebagai YT Music.

Dibandingkan Spotify, saya rasa YT Music memiliki banyak keunggulan terutama bagi kalian yang suka mendengarkan musik tapi enggan bayar.

Pilihan lagu melimpah

Dibanding Spotify, pilihan lagu di YT Music jauh lebih banyak. Hal ini merupakan keniscayaan sebab YT Music juga terintegrasi dengan YouTube. Sehingga lagu yang tidak dirilis secara resmi di aplikasi musik seperti Spotify tetap bisa didengarkan.

Banyak artis yang memang biasanya memiliki masalah dengan Spotify, seperti Jay Z yang sempat menarik lagu-lagunya pada 2019 lantaran dia memiliki platform musik Tidal. Tidak hanya itu, sebagai penggemar K-Pop terkadang saya juga masih sulit menemukan OST drama tertentu dan lagu Korean indie di Spotify.

Oleh sebab itu, kehadiran YT Music merupakan sebuah berkah bagi saya yang suka eksplor berbagai lagu. Bahkan meski bentuknya video, saya tidak masalah karena YouTube Music juga bisa memutar video YouTube hanya dalam 1 aplikasi saja. Jadi nggak usah repot-repot switch aplikasi deh.

YouTube Music nggak pelit fitur

Namanya juga YouTube versi mini, jadi sudah pasti fitur-fitur YT Music 11-12 dengan YouTube. Enaknya aplikasi ini tuh dia tidak begitu mengotak-ngotakkan fitur untuk pengguna gratis atau premium. Perbedaan pasti ada, tapi tentu saja tidak se-ekstrem Spotify yang sampai menghilangkan fitur esensial sesimpel bisa lihat lirik atau repeat lagu.

Di YT Music, member premium diberikan keunggulan yang lumayan. MIsalnya, pengguna tidak akan terganggu dengan iklan dan bisa memainkan musik di background maupun saat layar mati. Dengan fitur premium yang bagi saya nggak terlalu penting, maka saya memilih untuk tetap menjadi pengguna gratis saja. Iklan masih bisa ditahan, yang penting pilihan musiknya banyak, ada lirik, dan lagu bisa diulang-ulang.

Iklannya nggak ngeselin

Terus terang kalau saya disuruh pilih mana iklan yang lebih baik antara kedua platform tersebut, dengan lantang saya akan jawab kalau saya lebih suka mendengar iklannya YT Music. Bahkan saya sudi diganggu iklan sepanjang 3 menit di YT Music daripada harus mendengarkan 1 menit iklan Spotify.

Begini, saya tahu kalau YouTube Music memang kadang menyajikan iklan sebanyak 2 kali di awal. Tapi mereka masih berbaik hati memberikan tipe iklan yang bisa diskip sebagaimana di YouTube biasanya. Syukur-syukur kalau ada iklan survey yang malah bisa langsung diskip.

Iklannya juga rata-rata berupa promosi produk lain, bukan malah terus-terusan menyuruh beli paket premium. Sedangkan Spotify tidak usah ditanya. Isi iklannya kalau nggak promosi podcast, lagunya artis, ya tentu saja nyuruh beli paket Premium. Dan ini bikin bosan pula. Iklan 1 menit terasa selamanya dan nggak bisa diskip!

Kualitas audio YouTube Music juara

Nah, yang terakhir juga nggak kalah penting yaitu kualitas audio YT Music yang menurut saya bagus banget. Saya memang awam soal musik dan kurang paham soal equalizer, tapi perbedaan audio antara YT Music dan Spotify ini terasa sekali.

Pertama kali saya coba, kualitas suaranya jernih dan sangat menggelegar. Saya bahkan sempat kaget dengan suaranya yang keras walau setelan volumenya tidak sampai setengah batang. Sebelumnya saya juga sudah pernah mencoba YouTube Premium dan urusan volume ini ternyata juga tidak ada bedanya antara pengguna gratis maupun premium.

Lain halnya dengan Spotify yang membedakan kualitas suara antara pengguna gratis dan premium. Tapi terus terang bagi saya meski sudah pernah berlangganan premium pun, kualitas suara Spotify masih kalah dengan YT Music.

Itulah 4 alasan mengapa saya mulai hijrah dari Spotify ke YouTube Music. Yang paling jelas sih ya, kualitas suara. Masak telinga kita diberi asupan suara jelek? Ya nggak mau dong ya.

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mana yang (Beneran) Lebih Unggul, Spotify atau YouTube Music?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version