Orang Sunda terkenal dengan keramahannya dan murah senyum. Biasanya mereka akan menyapa pun yang ditemui. Betul-betul menyenangkan pokoknya bertemu dengan mereka.
Saya bangga menjadi bagian dari orang-orang yang terkenal ramah atau someah itu. Iya, saya orang Sunda asli. Memang sih, saya yang terlahir di Karawang ini tindak-tanduknya tentu tidak sehalus mereka yang terlahir di Priangan Timur. Ya bagaimana ya, kondisi tempat tinggal yang dikelilingi pabrik menempa orang Karawang menjadi lebih keras.
Akan tetapi, saya merasa di balik stereotip-stereotip baik yang melekat itu ada sisi-sisi lain yang belum banyak diketahui orang banyak. Bukan strereotip terkait gemar makan dedaun ya. Kalau itu mah sudah banyak orang tau. Sampai ada bercandaan yang menyebutkan hanya satu daun yang tidak bisa dimakan orang Sunda yakni daun pintu.
Disclaimer dahulu sebelum saya diserang banyak orang. Artikel ini saya tulis dari sudut pandang saya dan sudut pandang kawan-kawan lain yang berlatar belakang suku berbeda. Jadi, sangat mungkin karakter-karakter yang saya sebutkan di bawah ini tidak sesuai dengan seluruh orang Sunda yang ada di muka bumi ini.
Orang Sunda apa saja dibuat bercanda
Manusia memang perlu hiburan. Kalau serius dan kaku terus lama-lama kita menjadi kanebo kering. Bercanda menjadi salah satu cara ampuh menghibur diri. Namun, menurut saya orang Sunda suka kelewatan kalau bercanda. Bahkan, masih saja bercanda di momen-momen yang kurang tepat bercanda.
Ujung-ujungnya, karakter ini kerap merugikan diri mereka sendiri. Mereka kerap dianggap tidak serius. Ketika momen mereka berbicara serius, pendapatannya menjadi angin lalu saja.
Tidak menyukai konflik
Kalau sepanjang pengamatan saya dan kawan-kawan, kebanyak orang Sunda tidak menyukai konflik. Mereka cinta damai. Satu sisi karakter ini bisa membawa dampak positif bagi sekitar. Di sisi lain, bisa merugikan diri mereka sendiri. Untuk menghindari konfrontasi, mereka kerap kali mengalah. Akhirnya, kabur dari masalah.
Menganggap enteng segala hal
Ada ungkapan yang sering diucapkan oleh orang Sunda ketika merencanakan sesuatu yaitu kumaha engke. Artinya kurang lebih, bagaimana nanti. Sikap seperti terkadang ada baiknya demi mengurangi pikiran-pikiran negatif. Di sisi lain bisa berbahaya kalau kebablasan karena terlalu menganggap enteng segala sesuatu. Sayangnya, saya lebih sering menemui jenis manusia yang kedua. Mereka terlalu mendalami kumaha engke hingga akhirnya terlalu menyepelekan dan segala sesuatunya menjadi berantakan.
Di atas adalah sisi-sisi lain dari orang Sunda yang selama ini terkenal someah. Kalau menurut kalian, apakah ada sisi lain dari orang Sunda yang belum masuk dalam daftar di atas?
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Meluruskan Stereotipe Terkait Perempuan Sunda yang Katanya Matre, Gemar Dandan, hingga Malas Masak
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.