Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mentang-mentang Semarang Sebelahan sama Venus, Bukan Berarti Orang Semarang Kebal dengan Heatwave yang Sedang Menyerang

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
16 Oktober 2023
A A
Mentang-mentang Semarang Sebelahan sama Venus, Bukan Berarti Orang Semarang Kebal dengan Panas Heatwave yang Sedang Menyerang jakarta

Mentang-mentang Semarang Sebelahan sama Venus, Bukan Berarti Orang Semarang Kebal dengan Heatwave yang Sedang Menyerang (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Betul orang Semarang udah biasa sama panas yang menggelora, tapi bukan berarti kebal sama heatwave yang sedang menyerang ini. Tetep melu ngamuk, Gaes!

Beberapa bulan belakangan ini, masyarakat Indonesia hampir setiap saat mengeluhkan tentang kenaikan suhu udara yang dirasa sudah berada di luar nalar, tak peduli siang ataupun malam. Saking tingginya temperatur, banyak pengguna media sosial yang memanfaatkan peristiwa hawa panas ini untuk membuat konten di sejumlah platform demi meraih atensi publik. Mulai dari merebus air hingga menggoreng telur mata sapi di atas permukaan wajan teflon yang sudah dipanaskan sekitar satu jam sebelumnya.

Sontak saja, konten tersebut menjadi viral dan ramai dikutip oleh beberapa portal berita lokal. Pasalnya, tidak sedikit warganet yang merasa relate dengan situasi tersebut. Bahkan, melansir dari situs cnnindonesia.com, kondisi demikan tidak hanya dirasakan oleh penduduk di Nusantara yang memiliki iklim tropis. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun secara gamblang menyatakan bahwa tren global memperlihatkan kenaikan suhu di berbagai belahan dunia sebagai akibat perubahan iklim.

Lantas, pertanyaan iseng nan menggelitik yang ditujukan kepada warga Kota Semarang turut pula mencuat mengikuti fenomena alam ini. Seperti yang umumnya orang tahu, Semarang tidak saja dikenal dengan gurihnya lumpia, melainkan juga gerahnya udara. Sebagai penghuni wilayah Semarang yang sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Kota Atlas ini, saya akui jika mayoritas warga di Ibu Kota Jawa Tengah memang tidak asing lagi dengan hawa panas.

Orang Semarang tidak serta merta kebal panas

Namun, jujur saja, terbiasa terpanggang selama ini tidak secara otomatis membuat kami warga Semarang tangguh terhadap efek heat wave tahun ini. Boleh dibilang, ibarat bermain game, cuaca panas di pertengahan tahun kali ini seakan memaksa kami untuk bertarung di level yang lebih tinggi. Yah, kalau kami yang sudah lama berteman dengan gerah saja kewalahan, apalagi kalian.

Proses adaptasi pasti tidak ada yang instan. Mau tidak mau, kami pun turut mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan yang berada di luar kuasa manusia. Benar, air conditioner mungkin memang bisa menangkal permasalahan ini. Akan tetapi, tidak semua orang seberuntung itu untuk membeli pendingin ruangan atau mengisi token listrik tanpa mikir nominal agar mesin tersebut dapat menyala sepanjang waktu.

“Kalau begitu, pakai kipas angin, dong!”

Weh, tak semudah itu, Ferguso. Hawa panas Semarang yang pernah menyentuh sampai angka 39°C ini nggak mempan jika hanya ditangkis oleh kipas angin. Pada dasarnya, kipas angin hanya membuat udara bergerak, bukan menyulap udara berubah lebih dingin. Artinya, angin yang menerpa wajah sebenarnya nggak jauh lebih sejuk juga seperti kalau kita berada di dalam mall yang bertebaran AC. Alih-alih mendapat hembusan angin surgawi, kami justru malah masuk angin.

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

Menenggak air es pun bukan solusi yang tepat. Memang betul, mengkonsumsi minuman dingin di tengah cuaca terik siang hari sungguh menyegarkan, apalagi ditambah sirup dan kelapa muda. Sayangnya, terlalu sering meminum air es akan menimbulkan masalah baru bagi beberapa orang. Seperti yang dikutip dari situs klikdokter.com, meminum air es berpeluang memunculkan efek negatif bagi mereka yang mempunyai alergi dingin. Misalnya saja, keluhan pada saluran napas. Bagi sejumlah orang lainnya, konsumsi air dingin sanggup mencetuskan sakit kepala sebelah alias migrain.

Banyak yang kena ISPA

Tidak heran apabila sejak beberapa bulan lalu, sederet rumah sakit di Semarang dipenuhi oleh pasien. Bukan hanya orang dewasa, pasien anak kecil pun tak kalah jumlahnya. Sebagian besar dari mereka menderita gejala infeksi saluran napas (ISPA), baik yang berasal dari bakteri maupun virus. Penularan penyakit ini terhitung cukup cepat, khususnya di lingkungan sekolah. Terlebih, sekarang ini tidak ada lagi kewajiban memakai masker.

Sebagai pihak yang tidak berkecimpung di dunia kesehatan, tentu saya tak punya kapasitas mengorelasikan eksistensi ISPA dengan heat wave. Namun, jika diizinkan memakai ilmu cocoklogi, bisa jadi keberadaan peningkatan temperatur belakangan menjadi salah satu faktor tidak langsung naiknya penderita ISPA di Semarang. Menurut kacamata awam saya, cuaca panas tanpa hujan setetes pun menyebabkan jumlah debu meningkat.

Debu yang biasanya menjadi kalem lantaran tersiram air hujan, sekarang terbang bebas kian kemari, terutama menjangkiti mereka yang alergi. Ditambah lagi, suhu udara tak bersahabat tersebut rentan membuat orang dehidrasi. Jika tidak segera ditangani, tenggorokan akan menjadi kering dan terserang iritasi. Dengan demikian, sangat masuk akal apabila masyarakat riskan tertulari penyakit ISPA. 

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa berpuluh tahun digembleng dengan udara menyengat bukan merupakan suatu privilese bagi penduduk kota dengan simbol Lawang Sewu. Kami tidak kebal dengan hawa panas, apalagi penyakit yang diam-diam mendompleng. Yang ada, isi dompet semakin tipis karena harus periksa ke dokter atau menguatkan diri membeli seperangkat alat pendingin udara demi keluarga tercinta. Jadi, kata siapa sumuk nggak bikin wong Semarang ngamuk?

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Hal yang Bikin Saya Menderita ketika Pindah dari Jogja ke Semarang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2023 oleh

Tags: heatwaveISPApanasSemarang
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Semarang Kota Hantu (Unsplash.com)

Semarang Kota Hantu: Potensi Aura Mistis dan Sisi Misterius Kota Semarang

5 Agustus 2022
5 Kasta Tertinggi Toilet Mall di Semarang, dari yang Rajin Berinovasi sampai yang Cocok untuk Selfie

5 Kasta Tertinggi Toilet Mall di Semarang, dari yang Rajin Berinovasi sampai yang Cocok untuk Selfie

5 Juni 2025
4 Hal Salah Kaprah tentang UNNES yang Bikin Geleng-geleng

UNNES Layak Mendapat Gelar Kampus dengan Nama Terbaik di Indonesia  

16 September 2023
Semarang Mungkin Kota yang Menyebalkan, tapi Meninggalkannya Tidak Pernah Mudah Mojok.co sambiroto

Semarang Mungkin Kota yang Menyebalkan, tapi Meninggalkannya Tidak Pernah Mudah 

24 November 2023
Stasiun Kudus, Kenangan yang Tertinggal di Rel Waktu (Unsplash)

Stasiun Kudus: Kenangan yang Tertinggal di Rel Waktu

30 Juni 2025
Asem-asem Koh Liem Kuliner Legendaris Semarang yang Sayang untuk Dilewatkan Terminal Mojok

Asem-asem Koh Liem: Kuliner Legendaris Semarang yang Sayang untuk Dilewatkan

29 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.