Selain berlari-larian dengan deadline kerjaan, saya juga (sedang) suka lari-lari dalam konteks yang sesungguhnya. Tapi, bukan lari banter seperti atlet, hanya lari santai alias olahraga jogging aja, sih. Maklum, badan saya baru dalam tahap dibiasakan untuk kembali berolahraga. Jadi masih yang ringan-ringan saja dulu. Alon-alon asal kelakon. Mungkin kalau larinya dikejar gukguk, baru bisa banter.
Nah, selama melakoni ritual olahraga jogging, biar nggak bosan, saya sering berpindah-pindah lintasan. Kadang saya jogging di stadion olahraga, kadang di tempat terbuka, seperti area persawahan, jalanan, kompleks perumahan, dan sejenisnya. Ternyata, jogging di stadion dengan jogging di tempat terbuka itu rasanya beda, lho, Nder.
Lalu, mana yang lebih direkomendasikan? Jogging di stadion atau di tempat terbuka?
Nah, untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, ayo kita bandingkan dulu. Pertama, mari kita lihat dari segi godaan. Kalau kalian jogging di stadion, godaan utamanya adalah gibah.
Kok bisa?
Ya bisa-bisa saja. Ketika kalian jogging di stadion, ada banyak orang lain yang juga melakukan aktivitas yang sama. Kan stadion memang tempat buat olahraga, kecuali kalau stadionnya itu kamu sewa buat kamu seorang. Tapi, nggak mungkin, kan? Lha wong kalau mau belanja di Shopee aja pencariannya masih diurutkan dari harga yang paling murah, kok, gaya mau sewa stadion!
Nah, momen berinteraksi dengan banyak orang inilah yang kemudian mendekatkan kita dengan godaan gibah. Yakin kalian nggak terdorong untuk gibah ketika melihat ada orang jogging tapi pakai celana jeans? Atau pas lagi jogging trus diselip sama orang yang ndilalah lupa nggak pake deodorant? Haduh-haduh… inginku berkata kasar jadinya.
Godaan gibah ini, jarang terjadi kalau kitamelakukan olahraga jogging di tempat terbuka. Tapi, bukan berarti jogging di track ini nggak ada godaan. Tetep ada godaan, yaitu mules. Duh. Godaan ini asli bikin monanges. Bayangin aja, lagi asik jogging, ehhh tiba-tiba mules. Mau setor di mana, coba? Kiri kanan pohon. Atau kamu baik-baik saja kalau harus setor di pohon? Berarti kita beda server, Hyunng.
Kedua, mari kita bandingkan dari segi tantangan. Dalam hal ini, olahraga jogging di tempat terbuka lebih menantang lahir dan batin. Kamu nggak akan pernah tau bakal ketemu apa atau siapa di lintasan. Apakah genangan air, jalan berbatu, tanjakan, atau bakul cilok. Iya, bakul cilok dan bakul-bakul lainnya yang aduhai… kok jadi pengen berhenti trus mampir beli, yak?! Ini sih wisata kuliner yang berbalut jogging namanya. Beda kalau di stadion. Lintasannya ya gitu-gitu aja, bunder. Tinggal sesuaikan dengan kemampuan, mau berapa putaran? Kalau sanggup tujuh putaran, bagus. Itung-itung latihan tawaf.
Kesimpulannya, baik itu jogging di stadion atau tempat terbuka, masing-masing punya godaan dan tantangannya sendiri-sendiri. Tergantung kalian. Kalau kalian tipe orang yang baru semangat kalau ada banyak orang, ya berarti olahraga jogging-nya di stadion. Tapi, kalau kalian pengen menemukan hal-hal baru, jogging di tempat terbuka lebih pas buat kalian.
Saya sendiri, kalau ditanya lebih rekomendasi yang mana, jelas saya pilih jogging di tempat terbuka biar lebih mantap olahraga. Lebih memorable aja, sih. Kita nggak pernah tau bakal ketemu apa atau siapa di lintasan jogging. Lha wong saya saja pernah ketemu orang gila, kok, pas jogging. Sesuatu yang kemudian memaksa saya untuk berlari lebih cepat. Ngeri aja kalau tiba-tiba dipeluk dari belakang.
Nggak usah khawatirkan tentang godaan mules yang mungkin terjadi saat jogging di tempat terbuka. Justru itu akan jadi momen untuk melatih kemampuan (((problem solving))) kita, gimana caranya bisa setor, tapi jangan di semak-semak.
So, kapan, kalian mulai jogging?
BACA JUGA Materinya Itu-itu Saja, Kenapa Pelajaran Olahraga Tidak Semembosankan PKn? dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.