Bus Odong Unpad adalah salah satu fasilitas Universitas Padjadjaran yang paling bermanfaat. Fasilitas bus gratis ini memudahkan mobilitas mahasiswa selama berada di kampus Unpad Jatinangor. Sayangnya, operasional Odong Unpad masih jauh dari kata maksimal.
Bukannya ingin menjelek-jelekan kampus, saya hanya ingin menuliskan pengalaman menggunakan Odong Unpad. Selama ini saya memang terbantu dengan keberadaan fasilitas bus ini, apalagi ketika tidak membawa kendaraan pribadi ke kampus. Hanya saja, keterbatasan armada dan kapasitas Odong Unpad menjadikan bus kampus ini kurang maksimal. Bahkan, saya pernah terlambat masuk kelas gara-gara harus mengantri cukup lama di pangkalan Odong.
Fasilitas yang kurang maksimal
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Odong Unpad adalah fasilitas dari universitas untuk mobilitas warga Unpad di Kampus Jatinangor. Fasilitas ini jelas membantu, terutama bagi mereka yang berada di fakultas yang terletak di ujung seperti FPIK dan FEB. Mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk ojek atau ojol ke fakultas tujuan. Mereka cukup mengeluarkan tenaga dan keringat untuk pergi ke tempat odong di dekat gerlam (gerbang lama).
Saat ini terdapat 16 unit Odong yang melayani dua jalur, yakni IPA dan IPS. Setiap armada hanya memiliki kapasitas hanya 17 tempat duduk saja. Padahal, belasan bus itu harus melayani ribuan mahasiswa aktif setiap hari. Menurut website resmi Unpad, jumlah mahasiswa berbagai jenjang di universitas ini mencapai 41.000 orang.
Memang, tidak semua mahasiswa itu menggunakan fasilitas Odong, tapi menurut saya, belasan bus itu tetap kurang. Bayangkan saja, apabila hanya seperdelapan dari mahasiswa saja yang menggunakan fasilitas ini, setidaknya ada 5.000 mahasiswa mengantre untuk naik Odong Unpad yang jumlahnya hanya belasan. Hitungan itu belum termasuk civitas akademika lain yang menggunakan fasilitas ini.
Kepadatan menunggu Odong Unpad jelas terlihat pada pagi dan sore hari ketika mahasiswa masuk dan pulang kuliah. Kepadatan ini juga sering terjadi setelah zuhur dan Salat Jumat. Dengan kapasitas odong yang hanya berkisar belasan saja, bisa dibayangkan berapa lama waktu tunggu para mahasiswa untuk menggunakan fasilitas ini. Sebenarnya kapasitas satu bus bisa dipaksakan hingga 25-30 orang sih, tapi jumlah itu akan membahayakan. Apalagi, mayoritas bus adalah bus lawas berkisar dari 2011-2018.
Odong Unpad perlu banyak belajar dari Bus Kuning UI
Fasilitas bus Odong sebenarnya mirip seperti Bus Kuning (Bukin) UI. Sayangnya, dua bus kampus itu begitu berbeda. Dilihat dari total unitnya, sebenarnya Bukin UI jumlahnya juga belasan. Hanya saja, kapasitas setiap busnya begitu berbeda. Bukin UI bisa menampung hingga 60 orang.
Saya merasa Odong Unpad perlu banyak belajar dari Bukin UI kalau ingin lebih memaksimalkan fasilitas bus kampusnya. Di samping meningkatkan kapasitas Odong, perlu juga untuk melakukan peremajaan armada mengingat sebagian besar bus Odong Unpad sudah lawas. Fasilitas bus kampus perlu mendapat perhatian lebih mengingat jumlah mahasiswa di kampus Unpad semakin meningkat. Apalagi tidak semua mahasiswa memiliki kendaraan pribadi.
Penulis: Raja Azhar
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.