Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Nyatanya, Romantisme Jogja itu Diskriminatif

Dhimas Bima Shofyanto oleh Dhimas Bima Shofyanto
31 Mei 2023
A A
Nyatanya, Romantisme Jogja itu Diskriminatif

Banyak sudut Jogja yang dianggap romantis (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Barangkali saya terlalu terlambat mengetahui filsafat Stoa yang mengajarkan untuk hanya peduli pada hal-hal yang kita kendalikan, dan mengacuhkan hal-hal yang tidak dalam kendali kita. Sehingga saya tidak perlu menderita karena harapan semu yang ada di kepala saya tentang romantisnya Jogja.

Saya ingat benar, bibit-bibit harapan ini muncul saat saya sekeluarga berlibur di Jogja pada 2018. Mata dan pikiran polos saya benar-benar terhipnotis oleh gemerlap Jogja pada malam hari. Tanpa disadari saya sudah jatuh cinta pada Jogja. Saya langsung terbayang betapa indahnya bila saya berkuliah di Jogja kelak. Menjadi mahasiswa dari kampus negeri bergengsi, mempunyai banyak teman dan seorang kekasih, berjalan-jalan di Malioboro, dan banyak tempat wisata kapanpun saya mau.

Hingga saat saya sekarang sudah berkuliah di Jogja, saya jadi sadar bahwa romantisme itu sebenarnya diskriminatif dan tidak untuk dinikmati oleh semua kalangan. Tentu saja gugatan saya ini tidak saya lemparkan tanpa alasan. Melainkan dengan bukti-bukti kuat yang sudah saya renungkan lama, sambil menerjang kemacetan di Jalan Laksda Adisucipto sore hari sepulang kuliah.

Romantisme Jogja tidak berpihak kepada introvert

Ya, seorang introvert tidak akan sama sekali diuntungkan oleh atmosfer Jogja yang begitu ramai dan sesak (baca: macet). Romantisme Jogja adalah ingar-bingar yang bukannya malah menyegarkan pikiran yang sudah pusing. Tapi, malah menguras habis social battery yang dimiliki.

Bayangan akan menikmati city light dengan damai saat malam hari, tidak akan tercapai bila yang ditemui di jalan hanyalah kemacetan yang bahkan sudah mengular semenjak adzan Maghrib berkumandang. Apalagi bila malah memutuskan untuk solo riding di tempat-tempat yang tidak macet saat malam. Niscaya, berita-berita tentang klitih yang tersebar di twitter dan whatsapp group akan menghantui dan meneror pikiran.

Sehingga para introvert yang “terjebak” berkuliah di Jogja karena pamor kampus yang dituju dan keindahan yang dipromosikan, hanya akan menghabiskan waktu dengan ngendon di kamar kos setiap hari, tanpa bisa mencicipi romantisme yang ditawarkan oleh Jogja. Sambil melakukan hal yang sebenarnya bisa dilakukan tanpa harus di Jogja. Yakni bermain mobile legend dan rewatch Naruto semenjak Naruto masih kecil hingga menjadi Hokage.

Tidak ada yang gratis di dunia ini, termasuk juga romantisme

Romantisme bukanlah hal yang tiba-tiba saja datang saat sedang rebahan di atas kasur, melainkan harus dijemput di tempat-tempat yang menyajikan romantisme itu sendiri, Kafe misalnya.

Namun, tidak mungkin kita berangkat ke kafe tanpa membawa apa-apa. Selain membawa teman atau pacar agar tidak disangka antisosial, kita juga harus membawa uang!

Baca Juga:

Jogja Bikin Muak, Purwokerto Bikin Menyesal: Kisah 2 Kota yang Menjadi Korban Jahatnya Romantisme karena Mengaburkan Realita yang Ada

Tinggal di Perumahan Nggak Semenyenangkan Itu, Ini Dia 3 Alasannya!

Kan tidak mungkin, bila hanya nongkrong di kafe atau tempat-tempat romantis lain tanpa membawa uang. Dan bukan sebuah rahasia lagi, jikalau uang ini adalah momok yang begitu menakutkan bagi sebagian mahasiswa yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah.

Tidak akan ada perasaan tenang saat kita mengeluarkan uang 14 ribu hanya untuk segelas lemon tea dan romantisme. Sedang 14 ribu ini bisa dipakai untuk dua kali makan siang di warung makan belakang kampus, dengan nasi sayur dan dua buah gorengan sekaligus.

Alasan-alasan itulah yang sebaiknya diperhatikan dan dikaji ulang, oleh kawula-kawula muda yang terhipnotis oleh romantisme Jogja yang dibalut sajak indah Joko Pinurbo. Jogja bukanlah kota utopis yang sekali kita menginjakkan kaki di tanahnya, romantisme semerta-merta menyerbu kita. Banyak hal yang harus kita siapkah jauh-jauh hari, agar tak lantas terdiskriminasi oleh romantisme Jogja yang nyatanya sungguh diskriminatif.

Penulis: Dhimas Bima Shofyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jogja Katanya Romantis, tapi kok Kisah Cinta Saya Kandas Melulu?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 31 Mei 2023 oleh

Tags: diskriminatifIntrovertromantisme jogja
Dhimas Bima Shofyanto

Dhimas Bima Shofyanto

Mahasiswa Filsafat yang terlalu suka melamun.

ArtikelTerkait

Purworejo, Tempat Tinggal Terbaik untuk Kaum Introvert

Purworejo, Tempat Tinggal Terbaik untuk Kaum Introvert

7 September 2023
6 Rekomendasi Lagu yang Cocok Didengarkan Kaum Introvert Terminal Mojok

6 Rekomendasi Lagu yang Cocok Didengarkan Kaum Introvert

23 September 2022
introvert ingin berteman

Percayalah, Kami Para Introvert Juga Ingin Berteman

20 Mei 2019
Ngabuburit ala introvert

Ngabuburit ala Introvert yang Nggak Suka Keluar Rumah

6 April 2022
3 Hal yang Saya Takutkan Saat Isi Bensin di SPBU Self Service sebagai Introvert isi bensin

3 Hal yang Saya Takutkan Saat Isi Bensin di SPBU Self Service sebagai Introvert

4 Agustus 2024
Simpang Lima Gumul, Tempat Jahanam yang Kini Jadi Ikon Kebangaan Warga Kediri Mojok.co kabupaten kediri kediri kuno kini jakarta

Sisi Gelap Hidup di Pedesaan Kabupaten Kediri: Suasananya Membosankan, Tiap Hari Jadi Bahan Gunjingan Tetangga, Plus Penuh Jamet!

4 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.