Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Niat Baik Ngasih Sesuatu yang Gratis, yang Terjadi Malah Nggak Mengenakkan

Firda Alfiani oleh Firda Alfiani
21 Mei 2020
A A
ngasih barang jasa gratis malah jadi dilecehkan tidak dihargai mojok.co

ngasih barang jasa gratis malah jadi dilecehkan tidak dihargai mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Niat hati memeluk gunung, eh malah terpeluk biawak. Itu perasaan saya ketika beberapa kali memberi sesuatu secara gratis kepada orang lain.

Jadi begini ceritanya. Di beberapa kesempatan, saya terlibat menjadi tenaga pengajar untuk melatih para awardee beasiswa kursus IELTS (International English Language Testing System) hingga sampai di tahap saya dengan beberapa teman menginisiasi kursus IELTS secara online di masa pandemi ini. Tentu saja, namanya beasiswa, para peserta tidak akan dipungut biaya sepeser pun alias gratis.

Pasca lulus S-1, saya mengalami masalah finansial yang membuat saya kesulitan mengakses kursus IELTS bertarif fantastis itu. padahal saya membutuhkannya untuk memperjuangkan mimpi melanjutkan studi ke luar negeri. Kemudian, saya memutuskan untuk mengikuti seleksi beasiswa kursus IELTS hingga terpilih menjadi penerima beasiswa selama empat bulan di tahun 2016. Singkat cerita, hal tersebut memotivasi saya untuk melakukan hal serupa, membantu dan berbagi ilmu kepada orang lain secara gratis karena senasib, sepenanggungan.

Awalnya kalimat mutiara “Hanya memberi tak harap kembali” itu selalu terpatri menghiasi lubuk hati. Sampai pada akhirnya ketulusan hati ini pun diuji akibat fenomena gratisan.

Peserta kursus yang awalnya menyatakan komitmen dan kesungguhannya dalam mengikuti tata tertib, berpartisipasi aktif dalam kelas online, dan mengerjakan setiap tugas guna meningkatkan kemampuan bahasa asing perlahan-lahan sering absen dan mangkir dari tugas. Memang tidak semuanya, tapi di beberapa kasus mereka memutuskan untuk menjadi kaum pembelot. Saya introspeksi diri, mungkinkah metode belajar yang diterapkan kurang tepat, ataukah cara komunikasi yang buruk, terkendala teknis dan faktor-faktor lainnya. Beberapa pendekatan dan perubahan sudah dilakukan dan berhasil membentuk kelas yang lebih nyaman dan kooperatif. Namun, hal ini lagi-lagi tidak berlaku untuk semua orang, masih saja ada peserta yang bandel.

Dari pengalaman ini, saya jadi mempunyai sudut pandang baru dalam melihat cara manusia menilai uang. Mereka akan lebih menghargai hal-hal yang mereka bayar. Memang terdengar klise, tapi fenomena kaum yang sering kali meremehkan hal-hal yang bisa didapatkan secara gratis tidak hanya datang sekali dalam kehidupan saya.

Perilaku ini terjadi berulang-ulang dan ternyata hal tersebut terkadang membuat saya kesal. Rasanya seperti unrequited love alias cinta bertepuk sebelah tangan. Niat hati ingin berbagi tapi berujung dikhianati. Padahal kunci dari belajar online ini sangat sederhana, yaitu prinsip saling percaya, pengajar memberikan ilmunya dan peserta bisa belajar dengan baik.

Hal tersebut sudah lebih dari cukup karena pintar adalah urusan nanti. Kesimpulannya adalah jika seseorang tidak membayar, mereka tidak akan menghargai itu. Sebaliknya, jika orang membayar, mereka akan merasa bertanggung jawab dan terlibat dengan transaksi-transaksi yang sudah mereka lakukan (investasi).

Baca Juga:

Nggak Ada yang Gratis di Coffee Shop sekalipun Hanya Air Putih

5 Rekomendasi Wisata Sumber Mata Air Gratis di Kediri yang Wajib Dikunjungi

Saat peserta kursus online mendapat penawaran gratis dan kebetulan mereka tidak memiliki motivasi yang kuat untuk meningkatkan skill bahasa asingnya. Konsekuensinya, mereka tidak akan terlibat dalam jangka waktu yang lama. Ya, karena alasannya memang hanya coba-coba. Bandingkan jika, platform belajar bahasa asing online ini berbayar. Mereka akan mengaksesnya secara berkala, belajar dengan lebih baik, mengikuti seluruh rangkaian kelas, mengerjakan modul dan giat berlatih dan jika mereka merasa puas bisa jadi akan mengikuti kelas di periode berikutnya dan bahkan menjadi pelanggan setia untuk kelas-kelas yang lain.

Fenomena di atas tidak hanya berlaku untuk kursus-kursus online gratis atau webinar-webinar yang sedang marak. Hal tersebut juga berlaku di sektor bisnis lainnya di mana risiko paling buruk yang bisa terjadi adalah bahaya laten memberikan produk/jasa secara gratis.

Awalnya, alasan pemberian produk/jasa secara gratis amatlah sederhana, yaitu perusahaan dapat memberikan penawaran kepada calon pembeli/pelanggan agar mereka dapat menggunakannya. Kemudian, harapannya mereka akan menyukai produk/jasa tersebut dan membelinya. Bahkan bisa menjadi media pemasaran dari mulut ke mulut yang dinilai efektif jika pelanggan merasa puas. Tapi, kenyataannya memberi gratisan bukanlah strategi pemasaran yang menguntungkan untuk dilakukan dalam dunia bisnis.

Ketika kita memberikan produk/jasa secara gratis justru akan ditafsirkan bahwa produk/jasa kita tidak memiliki nilai lebih bahkan keunggulan. Sebagaimana pernyataan The Last Hurdle, perusahaan pengembangan bisnis di Inggris, bahwa alih-alih memberikan produk/jasa gratis, perusahaan seharusnya menghasilkan produk/jasa yang memiliki kualitas bagus di mana para pelanggan mempunyai alasan yang kuat untuk membelinya. Daripada mencari yang gratis, pelanggan yang baik justru lebih memilih membeli atau membayar sesuatu dengan harga yang lebih murah.

Inilah yang sering kali menjadi salah kaprah bahwa yang gratis akan selalu berakhir manis. Jadi, masih mau yang ngasih gratisan?

BACA JUGA Tulisan “Ngamen Gratis” di Beberapa Tempat Makan yang Berpotensi Menyakiti Hati Seorang Pengamen dan tulisan Firda Alfiani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2020 oleh

Tags: Gratis
Firda Alfiani

Firda Alfiani

Hobi lari pagi.

ArtikelTerkait

5 Rekomendasi Wisata Sumber Mata Air Gratis di Kediri yang Wajib Dikunjungi

5 Rekomendasi Wisata Sumber Mata Air Gratis di Kediri yang Wajib Dikunjungi

27 April 2023
vaksinasi vaksin berbayar covid-19 Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Vaksin Gratis Bukan Berarti Masalah Selesai, Ingat, Ini Indonesia

17 Desember 2020
10 Jurnal Ilmiah Gratisan yang Dibutuhkan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Terminal Mojok

10 Jurnal Ilmiah Gratisan yang Dibutuhkan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

8 Januari 2023
tempat wisata malang raya

5 Tempat Wisata Tersembunyi di Malang Raya

18 Desember 2021
Nggak Ada yang Gratis di Coffee Shop sekalipun Hanya Air Putih

Nggak Ada yang Gratis di Coffee Shop sekalipun Hanya Air Putih

19 November 2023
para pencari takjil

Himbauan Kepada Para Pencari Takjil Gratis : Jangan Cuma Pikirkan Makanannya, Pikirkan Juga Sampahnya

16 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.