Orang yang Mengaku Nggak Suka Durian, Sebetulnya Belum Menemukan Rasa Durian yang Pas

Orang yang Mengaku Nggak Suka Durian, Sebetulnya Belum Menemukan Rasa Durian yang Pas

Orang yang Mengaku Nggak Suka Durian, Sebetulnya Belum Menemukan Rasa Durian yang Pas (Unsplash.com)

Musim durian belum berakhir. Sepanjang jalan, kita masih bisa menemui banyak pedagang yang menggelar lapak mereka menjual buah satu ini. Bagi para pencinta buah berduri ini, melihat durian yang melimpah adalah surga. Maklum, buah ini memang nggak seperti pisang yang bisa dijumpai setiap saat. Durian mengenal musim, yaitu bulan Oktober-Maret. Di antara 6 bulan tersebut, diyakini masa panen buah ini mencapai kuantitas serta kualitas terbaiknya pada bulan Oktober-Desember.

Namun nggak demikian dengan orang yang mengaku anti-durian, yaitu mereka yang jangankan memakan buah berduri ini, mencium baunya saja sudah mual dan pusing. Sungguh, keberadaan buah ini bagi mereka tak ubahnya seperti ancaman.

Parahnya lagi saat musimnya tiba, biasanya ada saja orang yang ngide membawa durian ke tempat kerja. Maksud hati sih baik, biar bisa makan bareng teman-teman. Sayangnya, mereka lupa kalau nggak semua orang bisa menikmati buah ini. Di sudut sana, ada orang lain yang terpaksa harus minggir sambil misuh-misuh karena harus menahan aroma buah yang menyengat ini. Saya adalah salah satunya.

Alasan nggak menyukai durian

Ada banyak alasan kenapa seseorang nggak menyukai buah berduri ini. Ada yang nggak suka karena baunya, ada yang nggak suka karena rasanya. Namun, ada juga yang menghindari karena efek yang ditimbulkan setelah memakan buah ini. Dan paling kocak, ada yang nggak suka karena harganya! Tahu sendiri kan harga king of fruit ini memang nggak murah. Kalau kalian mendapatkan durian dengan harga miring, siap-siap saja bakal kecewa. Sebab rasa yang kalian dapatkan mungkin nggak sesuai dengan yang kalian harapkan.

Nah, jika pertanyaan tentang alasan nggak menyukai buah ini ditujukan pada saya, saya nggak akan menjawab alasan yang sudah disebutkan di atas. Saya punya alasan sendiri kenapa nggak suka dengan buah berduri satu ini.

Menurut saya, buah ini telah menyalahi kodratnya sebagai buah. Lha, namanya doang “buah”, tapi nggak ada seger-segernya. Sudah gitu nggak ada air-airnya pula. Di benak saya, yang namanya “buah” itu ya harus seger dan berair. Titik.

Dianggap bodoh karena nggak doyan

Menjadi orang yang nggak menyukai durian membuat saya kerap dicap bodoh oleh para penggemar buah berduri ini. Saya dianggap telah menyia-nyiakan salah satu kenikmatan duniawi. Tak jarang, mereka memaksa saya untuk mencicipi barang seuprit. Kata mereka sih kalau sudah mencoba pasti akan jatuh cinta. Mbahmu!

Saya bukannya nggak pernah mencoba king of fruit ini. Saya pernah kok mencobanya. Tapi, baru mencicipi seujung kuku saja saya sudah hoek-hoek. Sensasi saat kelembutan daging buahnya menyentuh ujung lidah dan melewati ujung kerongkongan saya entah kenapa sulit sekali untuk bisa diterima. Sejak saat itu, saya antipati dengan buah ini.

Semua akan suka pada waktunya

Akan tetapi seperti Mas Yamadipati Seno yang awalnya membenci Noah lalu secara ajaib berbalik menyukai karyanya, seperti itu pula yang terjadi pada saya dan durian. Beberapa hari lalu saya iseng membeli buah ini. Kebetulan salah seorang kawan saya menjualnya. Niat awalnya buah berduri ini mau saya berikan pada suami yang kebetulan seorang pencinta durian.

Nah, ketika suami sedang menikmati buah itu, saya iseng mencicipinya. Ealah, kok malah keterusan. Tanpa sadar, saya sudah makan 3 biji. Daebak!

Karena penasaran, selang beberapa hari kemudian, saya kembali membeli durian di tempat yang sama. Tenyata pada pembelian kedua ini pun saya sukses makan 3 biji tanpa drama.

Setelah dua kejadian itu, saya akhirnya mengambil suatu kesimpulan, yaitu orang yang mengaku nggak suka durian sebenarnya belum menemukan saja durian yang rasanya pas. Begitu bertemu dengan yang rasanya pas, nisccaya kebenciannya akan sirna karena semua akan durian pada waktunya.

Kenapa? Kamu mendadak jadi pengin tahu nomor telepon teman saya yang jualan durian itu?

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sungguh Malang Nasib Orang yang Nggak Doyan Makan Durian.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version